Pada Minggu (8 Juni), Ukraina menyatakan bahwa dalam serangan drone terbaru, mereka telah menghancurkan sekitar sepertiga pesawat tempur strategis Rusia. Sementara itu, Rusia mengklaim telah merebut sebuah desa lagi di wilayah Ukraina. Di tengah meningkatnya eskalasi perang, kedua belah pihak juga saling menyalahkan terkait pertukaran jenazah prajurit yang gugur.
EtIndonesia. Dalam wawancara dengan ABC News pada Minggu (10/6/2025), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa militer Ukraina menggunakan drone murah untuk menghancurkan lebih dari 30% pesawat pembom strategis Rusia.
Presiden Zelenskyy: “Kami setidaknya telah menghancurkan sekitar 30% hingga 34% dari pesawat tempur Rusia. Menurut informasi kami, jumlahnya sekitar 41 pesawat, mungkin 42, tapi perhitungan kami menyebut 41 unit.”
Serangan drone ini diketahui memiliki nama sandi “Jaring Laba-laba”, dan menurut laporan, dinas intelijen Ukraina telah mempersiapkannya selama 18 bulan.
Pada Minggu yang sama, Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa pasukan Rusia telah merebut desa Zoria di wilayah Donetsk, Ukraina. Dalam sebuah video, Rusia menunjukkan bahwa mereka telah mengibarkan bendera nasional Rusia di desa tersebut.
Perselisihan Soal Pertukaran Jenazah
Pada saat bersamaan, terjadi perselisihan terbuka antara Rusia dan Ukraina terkait pertukaran tawanan perang dan jenazah prajurit yang gugur. Berdasarkan kesepakatan yang dicapai di Istanbul, kedua pihak merencanakan pertukaran 1.000 tawanan perang dan 6.000 jenazah.
Namun, Rusia menuduh Ukraina menunda proses pertukaran. Ukraina membantah tuduhan itu, dan menuduh balik bahwa Rusia sedang “memainkan permainan informasi” terkait isu ini.
Letnan Jenderal Zorin, Wakil Kepala Pertama Direktorat Informasi Staf Umum Militer Rusia, pada Sabtu (7 Juni) menyatakan bahwa pihak Rusia telah mengirimkan 1.212 jenazah prajurit Ukraina ke titik pertukaran di perbatasan. Namun, menurutnya, Ukraina belum memberi konfirmasi penerimaan selama dua hari terakhir.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Intelijen Militer Ukraina, Kyrylo Budanov, mengatakan pada Minggu bahwa Ukraina serius mematuhi perjanjian Istanbul, dan bahwa proses pertukaran baru akan dimulai minggu depan. (Hui)
Laporan oleh Zhang Qin untuk NTD