EtIndonesia. Kerusuhan di Los Angeles telah memasuki hari keempat pada Senin (9 Juni), dengan setidaknya 56 orang ditangkap. Gedung Putih mengecam keras aksi ini sebagai tindakan pemberontakan, dan Presiden Trump menandatangani sebuah memorandum untuk mengirim 2.000 personel Garda Nasional ke Los Angeles guna meredam kerusuhan. Departemen Pertahanan AS bahkan memperingatkan bahwa jika kekerasan meningkat, mereka tidak menutup kemungkinan akan mengerahkan Marinir.
Wartawan The Epoch Times edisi Inggris yang menyelidiki langsung di lapangan menemukan bahwa para pelaku kerusuhan tampak terorganisir. Berikut ini adalah laporan dari wartawan kami Li Jiayin dan Wang Ziyi, langsung dari Los Angeles.
Pada Minggu (8 Juni), terjadi bentrokan keras antara demonstran dan polisi di jalan-jalan dan jalan bebas hambatan Los Angeles. Seiring kerusuhan yang terus berlanjut ke hari keempat, ribuan personel Garda Nasional California yang dikerahkan oleh Presiden Trump mulai tiba di Los Angeles.
Stephen Miller, Wakil Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, menyatakan bahwa kerusuhan ini telah menjadi bentuk pemberontakan terhadap Amerika Serikat.
Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, juga menyatakan pada akhir pekan lalu bahwa jika kekerasan meningkat, Marinir akan dikerahkan untuk meredam kerusuhan.
Pada Minggu malam, Gubernur California Gavin Newsom menyatakan melalui platform X bahwa ia secara resmi meminta pemerintahan Trump untuk menarik kembali perintah pengerahan militer di wilayah Los Angeles County, dan menuntut agar komando atas pasukan diserahkan kepadanya.
Pada Senin, Direktur Urusan Perbatasan Gedung Putih, Tom Homan, menyampaikan kepada media bahwa masyarakat memang berhak untuk melakukan protes, tetapi tidak boleh menyerang aparat penegak hukum. Terkait komentarnya sebelumnya yang menyebutkan bahwa Newsom akan ditangkap, Homan mengklarifikasi bahwa menghalangi petugas penegak hukum adalah kejahatan berat, dan pejabat publik yang gagal menegakkan hukum akan dimintai pertanggungjawaban. Trump menyatakan dukungannya terhadap pernyataan tersebut.
Presiden AS Donald Trump berkata: “Kalau saya jadi Homan, saya akan menangkap (Newsom).” “Dengar, saya suka Newsom, dia orang yang baik. Tapi dia benar-benar tidak kompeten.”
Pada Minggu, Gedung Putih juga mengunggah poster buronan FBI di platform X, meminta informasi dari publik untuk menangkap seorang pria yang menyerang aparat penegak hukum dan merusak properti pemerintah, dengan imbalan sebesar 50.000 dolar AS.
Joshua Philipp, wartawan investigasi senior The Epoch Times versi Inggris, yang melakukan kunjungan lapangan pada Senin dini hari, menyatakan bahwa aksi protes tersebut tampaknya telah direncanakan dan memiliki struktur organisasi.
“Para demonstran saling berkomunikasi. Saya melihatnya dengan mata kepala sendiri,” ujar Joshua.
“Mereka memberi instruksi kepada demonstran lain untuk bergerak ke lokasi tertentu. Mereka mengarahkan mereka menuju tempat mobil terbakar. Artinya, mereka punya mekanisme koordinasi.”
Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum juga mengecam aksi kekerasan dalam demonstrasi di Los Angeles pada Senin.
“Kami tidak mendukung aksi protes yang bersifat kekerasan. Membakar mobil polisi lebih menyerupai tindakan provokatif daripada bentuk perlawanan. Kami ingin menegaskan bahwa kami mengecam segala bentuk kekerasan, siapa pun pelakunya,” ujar Sheinbaum.
Ia juga menyatakan pada Sabtu lalu bahwa Meksiko tidak mendukung cara seperti ini dalam menyelesaikan masalah imigrasi.
Wartawan Li Jiayin melaporkan: “Pada Senin pagi, ribuan demonstran berkumpul di taman sebelah balai kota Los Angeles, memprotes aksi penegakan hukum ICE terhadap imigran ilegal. Menurut juru bicara Kepolisian Los Angeles, sejak Minggu malam, polisi telah menangkap 21 demonstran. Pada hari Senin, Jaksa Agung California Rob Bonta menyatakan bahwa California akan menggugat pemerintahan Trump atas pengerahan Garda Nasional selama aksi protes berlangsung. Kami akan terus melaporkan perkembangan lebih lanjut.” (Hui)
Laporan dari wartawan NTDTV Li Jiayin dan Wang Ziyi dari Los Angeles, Amerika Serikat