Kerusuhan Los Angeles Kian Memanas: Bukti Keterlibatan Marxis dan Miliarder Pro-Komunis Terkuak!

EtIndonesia. Situasi di Los Angeles terus memburuk setelah kerusuhan yang telah berlangsung selama lima hari berturut-turut. Pemerintah Amerika Serikat, melalui Gedung Putih, mengecam keras aksi kekerasan yang meletus di berbagai penjuru kota dan menyebutnya sebagai tindakan pemberontakan yang mengancam keamanan nasional.

Presiden Donald Trump mengambil langkah tegas dengan menandatangani nota khusus untuk mengerahkan hingga 4.000 anggota Garda Nasional ke Los Angeles dalam upaya menekan kerusuhan dan mengembalikan stabilitas. Gedung Putih juga mengisyaratkan kemungkinan pengerahan personel militer tambahan, termasuk Marinir AS, apabila kekerasan terus meningkat. 

“Jika situasi memburuk, kami siap mengambil tindakan lebih jauh demi menjaga keamanan nasional,” tegas perwakilan Departemen Pertahanan.

Kerusuhan Terorganisir dan Penjarahan Meluas

Laporan investigasi langsung dari Epoch Times versi Inggris mengungkapkan bahwa aksi kerusuhan berlangsung secara sistematis dan terorganisir. Para pelaku disebut-sebut membagi tugas dan lokasi, sehingga aksi penjarahan terjadi serempak di berbagai toko dan pusat perbelanjaan di pusat kota. Banyak toko menjadi sasaran perampokan dan pengrusakan, menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan.

Pada malam tanggal 10 Juni, ratusan Marinir AS telah tiba di Los Angeles untuk mendukung aparat kepolisian. Pentagon memastikan jumlah personel keamanan akan bertambah dalam beberapa hari ke depan. Penambahan pasukan dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan eskalasi kekerasan yang lebih luas.

Kepolisian Los Angeles telah menyiapkan bus-bus khusus untuk mengangkut para tersangka dalam operasi penangkapan massal. Aparat memprioritaskan keamanan warga dan properti vital, serta menghimbau masyarakat agar tetap tenang dan mengikuti arahan resmi.

Di tengah situasi genting ini, Los Angeles juga diguncang gempa berkekuatan Magnitudo 3,4 pada sore hari, menambah kecemasan warga.

Perang Pernyataan Antar Pejabat dan Respons Gedung Putih

Situasi makin memanas setelah Menteri Pertahanan AS, Hegses, secara terbuka menulis di platform X (sebelumnya Twitter):  “Kami berkewajiban melindungi aparat penegak hukum federal, bahkan jika Gubernur California, Gavin Newsom, menolak bekerja sama.” 

Pernyataan ini menuai kontroversi, terutama setelah Kepala Urusan Perbatasan Gedung Putih, Homan, menyebut bahwa menghalangi penegakan hukum adalah tindak pidana serius.

Presiden Trump menambah tensi politik dengan menyatakan: “Jika saya jadi Homan, saya pasti sudah menangkap Newsom. Saya suka orangnya, dia baik, tapi jelas sangat tidak kompeten.” 

Trump juga menyoroti lambannya proses perizinan di tingkat negara bagian dan kota. 

“Izin federal sudah selesai, tapi pemerintah daerah benar-benar gagal mengelola. Jika saya tidak mengirim pasukan, kota indah ini mungkin sudah hancur,” ujar Trump dalam pernyataan resminya.

Gubernur Newsom membalas keras tudingan tersebut dengan menuding pemerintah federal mengirim pasukan tanpa persiapan logistik yang memadai. 

“Pasukan kalian datang tanpa bahan bakar, makanan, air, bahkan tempat tidur,” sindir Newsom. Komentar Newsom segera dibalas oleh mantan Wali Kota New York, Rudy Giuliani, yang menuduh Newsom mempolitisasi isu keamanan: “Kenapa tidak sekalian beri makan enak, kamar hotel, dan uang saku, seperti ke imigran ilegal?”

Adu Bukti dan Isu Penegakan Hukum

Newsom juga mengklaim bahwa Presiden Trump tidak pernah menghubunginya atau menunjukkan perhatian pada krisis di Los Angeles. Namun, Trump secara terbuka mempublikasikan rekaman percakapannya dengan Newsom sebagai bantahan.

Sementara itu, Sheriff Riverside County, Chad Bianco, mengecam Gubernur Newsom yang dinilai membiarkan kekacauan terjadi. 

“Ini adalah kerusuhan penuh kekerasan! Newsom benar-benar tidak paham penegakan hukum, justru mendorong kekacauan ini,” ungkap Bianco dalam wawancara eksklusif dengan Fox News.

Indikasi Keterlibatan Organisasi Ekstrem dan Pengaruh Asing

Investigasi lanjutan dari New York Post pada 9 Juni menyebutkan, Partai Sosialis & Pembebasan berhaluan Marxis diduga sebagai dalang utama kerusuhan di Los Angeles. Organisasi ini tercatat pernah terlibat dalam protes anti-Israel di Universitas Columbia dan diduga berhubungan dengan pelaku penembakan di Washington DC.

Laporan tahun 2024 dari Rutgers University Network Contagion Research Institute juga menyoroti dugaan hubungan antara beberapa tokoh sosialis Amerika, miliarder Singham dan istrinya, serta pendiri organisasi radikal Code Pink, Evans, dengan Partai Komunis Tiongkok (PKT). Mereka diketahui menghadiri “Forum Inovasi Komunikasi Citra Internasional Tiongkok 2023” di Universitas Fudan, Tiongkok. Singham bahkan disebut menyalurkan jutaan dolar ke berbagai organisasi nirlaba yang mempromosikan agenda PKT secara global.

Analisis dan Pandangan Para Pakar

Jaksa Agung Bondi menilai situasi di Los Angeles sangat memprihatinkan. 

“Lihatlah jalanan kota ini, seperti negara dunia ketiga, padahal ini Amerika,” ujarnya. 

Menteri Keamanan Dalam Negeri, Noem, bahkan menuduh banyak demonstran dibayar dan mengorganisir kerusuhan secara profesional.

Reporter investigasi Joshua Philipp melaporkan adanya koordinasi dan komunikasi canggih antar kelompok demonstran. 

“Mereka mengatur pembagian lokasi, bahkan menentukan siapa yang bertanggung jawab membakar kendaraan. Ini bukan aksi spontan,” ungkapnya.

Trump Tegaskan Sikap dan Persiapan Perayaan Hari Ulang Tahun

Menyongsong peringatan 250 tahun Angkatan Darat AS dan hari ulang tahun Presiden Trump pada 14 Juni, Trump menegaskan tidak akan mentoleransi aksi protes lanjutan. 

“Siapapun yang berniat melakukan protes pada hari perayaan, akan berhadapan dengan kekuatan penuh negara,” katanya. 

Trump menyebut para perusuh sebagai “pemberontak” dan menegaskan aksi mereka telah dibiayai pihak tertentu.

FOKUS DUNIA

NEWS