Menghentikan Kebiasaan Ini Dapat Mengurangi Risiko Kanker Lambung

Penelitian terbaru menemukan bahwa kebiasaan menaburkan lebih banyak garam ke makanan saat makan secara signifikan meningkatkan risiko terkena kanker lambung

Ellen Wan

Natrium merupakan nutrisi penting bagi tubuh manusia, namun asupan garam yang berlebihan dapat membahayakan kesehatan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kebiasaan menaburkan lebih banyak garam ke makanan saat makan secara signifikan meningkatkan risiko terkena kanker lambung.

Studi  sebelumnya tentang risiko kanker lambung sebagian besar berfokus pada populasi Asia, yang dikenal karena konsumsi sayuran asin, ikan asin, dan saus tinggi garam. Studi terbaru ini, yang menggunakan data dari UK Biobank, mengungkapkan bahwa pola makan tinggi garam juga meningkatkan risiko kanker lambung pada populasi Barat.

Penelitian ini, yang diterbitkan dalam jurnal Gastric Cancer pada bulan April, melibatkan lebih dari 470.000 orang dewasa di Inggris dengan masa tindak lanjut rata-rata selama 10,9 tahun. Para peneliti menilai frekuensi penggunaan garam tambahan pada makanan dan hubungannya dengan risiko kanker lambung. Hasilnya menunjukkan bahwa dibandingkan dengan mereka yang jarang atau tidak pernah menggunakan garam tambahan di meja makan, individu yang sering menambahkan garam ke makanan memiliki risiko sekitar 40 persen lebih tinggi terkena kanker lambung.

Tilman Kühn, salah satu peneliti utama studi ini, menyatakan dalam siaran pers, “Dengan studi ini, kami ingin meningkatkan kesadaran akan dampak negatif dari konsumsi garam yang sangat tinggi dan memberikan dasar untuk langkah-langkah pencegahan kanker lambung.”

Kanker Lambung Semakin Banyak Ditemukan pada Usia Muda

Biasanya, risiko terkena kanker lambung meningkat seiring bertambahnya usia, dengan sekitar 60 persen orang Amerika yang didiagnosis menderita kanker lambung berusia di atas 64 tahun. Namun, studi terbaru menunjukkan tren peningkatan diagnosis kanker lambung pada orang dewasa di bawah usia 50 tahun. 

Pola makan tinggi garam yang lazim juga terbukti meningkatkan risiko kanker lambung, terutama pada orang muda yang mengonsumsi makanan olahan dan makanan siap saji tinggi garam dalam jumlah besar, sehingga semakin meningkatkan risikonya.

Menambahkan Garam Secara Sering Dapat Mengurangi Usia Harapan hidup.

Selain meningkatkan risiko kanker lambung, penggunaan garam meja juga dapat memengaruhi harapan hidup. Sebuah studi yang diterbitkan dalam European Heart Journal pada tahun 2022 mengikuti lebih dari 500.000 individu dari UK Biobank selama rata-rata sembilan tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa orang yang sering menambahkan garam ke makanannya memiliki konsentrasi natrium urin yang lebih tinggi, menandakan asupan natrium yang lebih tinggi. Dibandingkan dengan mereka yang jarang atau tidak pernah menambahkan garam, perempuan dan laki-laki yang sering menambahkan garam diperkirakan memiliki harapan hidup yang lebih rendah masing-masing 1,5 tahun dan 2,28 tahun pada usia 50 tahun, serta memiliki risiko kematian dini sebelum usia 75 tahun yang lebih tinggi.

Hubungan antara Asupan Garam Berlebih dan Kematian akibat Penyakit Jantung

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), rata-rata orang Amerika mengonsumsi lebih dari 3.300 miligram natrium per hari (setara dengan sekitar 1,5 sendok teh), padahal jumlah yang direkomendasikan adalah kurang dari 2.300 miligram (sekitar 1 sendok teh). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa asupan garam berlebih berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.

Dalam sebuah studi yang diterbitkan di JAMA Network Open pada bulan Maret, para peneliti mengikuti lebih dari 64.000 orang dewasa di 12 negara bagian tenggara AS selama rata-rata 13,8 tahun. Para peneliti menemukan bahwa sekitar 80 persen individu berpenghasilan rendah melebihi batas asupan natrium harian yang direkomendasikan.

Setelah menyesuaikan dengan berbagai variabel yang mungkin memengaruhi hasil, para peneliti menemukan bahwa untuk setiap peningkatan 1.000 miligram natrium harian (sekitar setengah sendok teh), risiko kematian akibat semua jenis penyakit kardiovaskular meningkat sebesar 8 persen pada orang kulit putih dan 7 persen pada orang kulit hitam. Selain itu, risiko kematian akibat penyakit jantung koroner meningkat sebesar 13 persen pada kulit putih dan 8 persen pada kulit hitam.

Hindari Garam Berlebihan, Pilih Bahan Alami

Asupan garam berasal dari berbagai sumber, termasuk makanan seperti daging asap, ikan asap, acar, dan saus, serta camilan asin seperti keripik dan popcorn. Selain itu, garam juga ditambahkan saat memasak, dan sebagian orang masih menambahkan lebih banyak garam setelah makanan disajikan.

Banyak organisasi kesehatan merekomendasikan untuk menghindari konsumsi garam secara berlebihan. Hal ini dapat dilakukan dengan meminimalkan konsumsi makanan olahan tinggi garam dan mengurangi penggunaan garam meja. Selain itu, disarankan untuk menggunakan lebih banyak bahan alami dalam memasak guna meningkatkan cita rasa dan mengurangi ketergantungan pada garam. Berikut beberapa saran:

  • Gunakan buah dan sayur alami seperti lemon, apel, nanas, tomat, dan rhubarb untuk menambah keasaman pada hidangan Anda.
  • Tingkatkan rasa asli makanan dengan bahan alami beraroma kuat seperti ketumbar, bawang merah, daun bawang, seledri, dan peterseli.
  • Bumbu alami seperti daun bawang, jahe, bawang putih, lada, kayu manis, cengkeh, daun salam, dan thyme dapat menambah kedalaman rasa hidangan Anda.
  • Kurangi penggunaan garam dengan memilih metode memasak seperti mengukus atau memanggang, yang membantu mempertahankan nutrisi.

Jika makan di luar tidak dapat dihindari, mintalah restoran untuk mengurangi penggunaan garam sebisa mungkin. Misalnya, Anda bisa meminta sedikit saus saat memesan tumisan sayur. 

Selain itu, sebaiknya hindari hidangan yang dimasak dengan metode tinggi garam seperti diasap, diberi saus, atau dimasak lama dengan bumbu, untuk mengurangi asupan garam Anda. Sama seperti saat makan di rumah, cobalah untuk membatasi penggunaan garam dan kecap dari botol di atas meja agar tidak menambah asupan garam secara berlebihan. (asr)

FOKUS DUNIA

NEWS