EtIndonesia. Sejak invasi Rusia ke Ukraina, negara-negara Barat yang dipimpin AS dan Eropa terus memberikan bantuan militer ke Ukraina. Sebaliknya, Rusia menjalin kerja sama semakin erat dengan Tiongkok, Korea Utara, dan Iran, demi mempertahankan kapasitas tempurnya.
Laporan terbaru mengungkap, Rusia tak hanya menerima bantuan militer dari Tiongkok dan Korea Utara, tapi juga mengandalkan jalur produksi negara ketiga untuk memperkuat industri senjatanya. Hubungan trilateral Rusia–Tiongkok–Korea Utara yang makin erat ini semakin mengkhawatirkan negara-negara Barat.
Tiongkok Pasok Ribuan Drone Pengebom ke Rusia
Akun X “Peter Zhou” mengabarkan bahwa unit pasukan khusus “Nomad” dari Garda Nasional Rusia telah menerima sistem pertahanan laser anti-drone “Perisai Shennong” buatan Tiongkok, yang kini telah dikerahkan ke garis depan Ukraina untuk menetralisir serangan drone Ukraina.
Sementara itu, akun X “Israel War” mengklaim Ukraina kini memiliki bukti kuat bahwa Tiongkok memasok 5.000 unit sistem dan suku cadang drone pengebom besar ke Rusia setiap bulan. Drone ini dilengkapi chip buatan Tiongkok yang memungkinkan mereka mengidentifikasi target bangunan secara otomatis—tanpa kontrol manual—dan dipakai Rusia untuk menyerang infrastruktur sipil Ukraina.
NATO Kecam Keras Peran Tiongkok
Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, mengkritik keras keterlibatan Tiongkok dalam mendukung industri militer Rusia. Dia menyebut dukungan tersebut membuat kapasitas produksi militer Rusia meningkat tajam:
· 6.000 tank per tahun
· 12.000 kendaraan lapis baja
· 800 rudal Iskander jarak menengah
· 60.000 drone FPV berat
Rutte menegaskan: “Semua itu hanya mungkin karena bantuan dari Tiongkok.”
Korea Utara Juga Terlibat Aktif
Akun X “Special Kherson Cat” melaporkan bahwa Korea Utara turut aktif mengirim senjata ke Rusia, termasuk mortir kaliber 60mm dan 140mm. Senjata-senjata ini tengah diuji dan diperkirakan akan segera digunakan di garis depan Ukraina.
Kepala intelijen militer Ukraina, Kyrylo Budanov, juga memperingatkan bahwa Korea Utara kemungkinan sudah terlibat dalam produksi drone Rusia. Menurut unggahan akun “NOELREPORTS”, Korea Utara diduga ikut merakit versi tiruan drone Shahed (Iran) dan Harpy (Israel), di bawah arahan Rusia. Tujuannya: memperkuat industri senjata Korea Utara, sekaligus menciptakan ancaman militer baru bagi Korea Selatan dan Jepang.(jhn/yn)