Kerusuhan yang meletus di Los Angeles masih berlanjut, dan kini telah menyebar ke 19 negara bagian dan 35 kota di seluruh Amerika Serikat. Menurut laporan media, pada Sabtu (14 Juni), diperkirakan akan ada aksi protes besar-besaran bertajuk “No Kings” (Menolak Raja) di sekitar 2000 lokasi. Menanggapi hal ini, Presiden Trump mengatakan, “Saya bukan seorang raja.” Sementara itu, Gedung Putih menegaskan bahwa penegakan hukum ditujukan terhadap imigran ilegal pelaku kejahatan kekerasan, dan menjaga hukum dan ketertiban adalah tugas suci pemerintah.
EtIndonesia. Setelah kerusuhan pecah di Los Angeles, demonstrasi juga merebak di 35 kota lainnya di 19 negara bagian. Salah satunya adalah kota Spokane di negara bagian Washington, yang mengikuti jejak Los Angeles dengan memberlakukan jam malam pada Rabu (11 Juni) malam, yang berlangsung hingga Kamis malam.
Pada Sabtu, bertepatan dengan peringatan 250 tahun berdirinya Angkatan Darat Amerika Serikat, diperkirakan akan diadakan unjuk rasa “14 Juni – No Kings” di hampir 2000 lokasi di seluruh AS.
Menurut situs penyelenggara, aksi ini tidak mencakup Washington D.C., dan mereka menyatakan bahwa kegiatan ini bersifat aksi damai non-kekerasan, dan peserta tidak diperbolehkan membawa senjata dalam bentuk apapun.
Terkait aksi ini, Presiden Trump turut memberikan tanggapannya.
Wartawan bertanya: “Unjuk rasa ‘Menolak Raja’ akan digelar di seluruh negeri pada hari Sabtu. Apa tanggapan Anda?”
Presiden AS Donald Trump menjawab: “Saya tidak merasa seperti seorang raja. Saya harus bersusah payah untuk menyelesaikan sesuatu. Kalau saya seorang raja, saya tinggal perintahkan saja. Tapi raja bahkan tidak perlu menunggu persetujuan dari Gubernur California, atau bahkan berbicara dengannya. Tidak, saya bukan raja. Tidak ada raja di sini.”
Pada Rabu sore, ribuan demonstran di Manhattan, New York, turun ke jalan membawa poster untuk memprotes operasi penegakan hukum oleh ICE (Imigrasi dan Bea Cukai Amerika Serikat). Dilaporkan bahwa lebih dari 80 orang ditangkap pada malam harinya karena melempar benda ke arah polisi dan tindakan anarkis lainnya.
Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, menyatakan: “Para pelaku kejahatan ini melukai petugas, melempari kendaraan polisi dengan batu, membakar mobil, memblokir jalan tol, dan melempar bom molotov—semua ini karena pemerintah Trump mengusir imigran ilegal pelaku kekerasan dari Los Angeles.”
“Tugas paling mendasar dari pemerintah adalah menjaga hukum dan ketertiban. Pemerintahan ini memikul tanggung jawab suci itu.”
Pada Kamis (12 Juni), pemerintah federal menggugat negara bagian New York atas kebijakan yang menghalangi ICE melakukan penangkapan di atau dekat gedung pengadilan. Departemen Kehakiman menyatakan bahwa gugatan tersebut bertujuan untuk menantang undang-undang negara bagian yang disebut “Protect Our Courts Act” (Undang-Undang Lindungi Pengadilan Kami). Undang-undang ini dinilai sengaja melindungi imigran ilegal agar tidak ditangkap secara sah di sekitar pengadilan. (Hui)
Laporan oleh Wang Ziyi dan Liu Jiajia untuk NTD Television, Amerika Serikat