EtIndonesia. Krisis Timur Tengah kembali mencapai titik didih. Pada akhir pekan, Israel secara resmi mengumumkan serangkaian serangan udara presisi terhadap sasaran-sasaran strategis di Iran. Target utama meliputi fasilitas pertahanan negara, depo bahan bakar, serta titik-titik vital di ibu kota Teheran dan kota-kota kunci lainnya. Dalam laporan resminya, militer Israel mengklaim berhasil menghancurkan lebih dari 80 titik strategis dan menewaskan puluhan pejabat tinggi Iran, termasuk para petinggi militer serta sejumlah tokoh yang terlibat langsung dalam program nuklir negara tersebut.
Panik di Jantung Pemerintahan Iran: Opsi Pelarian Dibahas Diam-diam
Sumber-sumber diplomatik mengungkap, pascaserangan brutal itu, suasana di Teheran berubah menjadi tegang dan penuh ketidakpastian. Sejumlah staf dan penasihat utama Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dilaporkan mulai membahas rencana evakuasi dengan pihak Rusia sebagai langkah antisipatif jika situasi keamanan semakin memburuk.
Laporan eksklusif “Iran International” menyebutkan, Wakil Kepala Staf Khamenei, Jenderal Ali Asghar Hejazi, telah berdiskusi secara tertutup dengan pejabat tinggi Rusia. Dalam pembicaraan itu, Moskow bahkan disebut-sebut menjamin jalur pelarian aman bagi keluarga dan pejabat elite Iran apabila keadaan benar-benar genting.
Selain itu, sejumlah pejabat tinggi Iran juga telah menyiapkan rencana pelarian serupa, sebagai respons atas kemungkinan jatuhnya pemerintahan akibat tekanan militer Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Mossad di Jalanan Teheran: Pemburuan Pejabat Iran Berlangsung Terang-terangan
Mengutip pernyataan Profesor Zhang Ping dari Departemen Studi Asia Timur Universitas Tel Aviv, operasi Mossad di Teheran kini berlangsung secara terbuka. Agen-agen intelijen Israel didapati menenteng senjata di jalanan dan secara aktif memburu para petinggi rezim. Pemburuan ini semakin mempertegas kegentingan situasi keamanan di ibu kota Iran, menambah ketegangan dan kecemasan di antara pejabat tinggi negara.
Putin Turun Tangan, Beri Peringatan Keras Kepada Khamenei
Dinamika konflik ini turut memicu keprihatinan dan keterlibatan dari Rusia. Presiden Vladimir Putin mengirimkan peringatan langsung kepada Khamenei agar segera mengakhiri perang, atau siap-siap menghadapi kehancuran rezim.
“Jika Anda gagal mencapai kesepakatan, rezim ini akan runtuh,” ujar Putin dalam pernyataannya yang dikutip media internasional. Rusia bahkan bersedia menjadi penengah jika dibutuhkan, menandakan kekhawatiran Moskow terhadap kemungkinan eskalasi konflik ke tingkat regional maupun global.
Trump: AS Bisa Saja Turun Tangan, Tapi Konflik Ini Sebenarnya Mudah Diakhiri
Sementara itu, Presiden AS, Donald Trump juga ikut angkat bicara terkait krisis terbaru ini. Dia menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak terlibat secara langsung dalam operasi militer Israel, sekaligus membantah tudingan Iran bahwa Washington berada di balik serangan ke Teheran. Namun demikian, Trump memperingatkan Iran agar tidak memperluas sasaran balas dendam ke fasilitas atau kepentingan AS di kawasan.
“Jika Amerika diserang, balasan kami akan sangat telak dan tak tertandingi. Tapi sebenarnya, krisis ini sangat mudah diakhiri jika para pemimpin bersedia duduk bersama dan berunding,” ujar Trump dalam wawancara khusus dengan ABC News.
Trump juga menyambut baik tawaran Presiden Putin untuk menjadi mediator dan menegaskan kesiapan AS untuk turun tangan jika konflik berlanjut atau meluas ke sekutu Amerika di Timur Tengah.
Seorang pejabat Gedung Putih kepada ABC News mengatakan: “Saat ini, Amerika Serikat tidak memberikan bantuan militer apa pun kepada Israel dan belum terlibat langsung. Namun, segala kemungkinan bisa terjadi jika situasi memburuk.”
Netanyahu Ancam Balasan Keras, Israel Gempur 15 Titik Penting di Teheran
Tensi semakin tinggi setelah insiden serangan fatal di Bat Yam, hanya 15 menit dari Tel Aviv, yang menewaskan warga sipil. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, langsung turun ke lokasi dan menegaskan bahwa Iran akan menerima konsekuensi berat atas pembunuhan perempuan, anak-anak, dan warga sipil Israel.
Pada Sabtu 14 Juni malam, serangan udara Israel ke Teheran menyebabkan kepulan asap tebal di langit kota. Dalam hitungan menit, sedikitnya 15 target vital berhasil dihancurkan. Gedung Kementerian Kehakiman Iran pun ikut porak-poranda. Video amatir yang tersebar luas di media sosial menunjukkan kawah raksasa akibat ledakan bom Israel di jantung kota.
Ribuan warga, termasuk sejumlah pejabat rezim, terlihat berbondong-bondong meninggalkan Teheran demi mencari perlindungan di daerah yang dianggap lebih aman. Sistem pertahanan udara Israel tetap siaga, meskipun hingga kini belum ada laporan signifikan tentang korban atau kerusakan akibat balasan serangan dari Iran.
Israel Mendominasi Udara, Iran Kehilangan Kendali
Pengamat militer menyimpulkan, ini adalah titik balik dalam perang Timur Tengah. Sistem pertahanan udara Israel terbukti jauh lebih kokoh dibandingkan ekspektasi banyak pihak, sementara respons Iran justru kian melemah. Analisis terakhir menyebutkan, jika situasi seperti ini terus berlangsung, umur kekuasaan rezim Iran bisa dihitung dalam hitungan minggu.
Menteri Energi Israel menegaskan: “Sebelum satu pun bangunan di Israel roboh, seratus bangunan di Iran sudah rata dengan tanah.”
Sebagai bukti supremasi, Israel bahkan melancarkan serangan udara ke Bandara Mashhad di Iran timur laut—lebih dari 2.300 km dari Israel—yang tercatat sebagai serangan terjauh sejak operasi dimulai. Angkatan Udara Israel juga dilaporkan berhasil menembak jatuh pesawat pengisi bahan bakar milik Iran untuk memastikan dominasi udara penuh dan memperkuat pesan pada Khamenei: “Kami bisa menemukanmu di mana pun kamu bersembunyi.”
Pesan Terakhir untuk Khamenei: Teheran Bisa Jadi Lautan Api
Menteri Pertahanan Israel, dalam pernyataan resminya, menegaskan: jika Iran terus melakukan serangan rudal, maka Teheran akan dijadikan lautan api.
Pada tanggal 15 Juni 2025, Trump kembali menggaungkan slogan: “Make the Middle East Great Again” melalui media sosialnya, menambah tekanan moral dan diplomatik pada kedua pihak.
Iran Melobi Dunia, Minta Bantuan Negara Ketiga
Kini, Iran terus melakukan lobi ke berbagai negara agar Israel mau menghentikan agresinya. Menurut laporan harian “Israel Today”, pemerintah Iran menyampaikan pesan langsung ke Israel lewat Italia dan Azerbaijan, serta melibatkan Qatar dan Oman sebagai mediator untuk membawa pesan damai ke Amerika Serikat. Di tengah isolasi dan tekanan militer, Iran tampak semakin kesulitan mencari dukungan dan jalan keluar dari krisis.