Trump Desak Semua Orang Agar Segera Mengungsi dari Teheran

Presiden Trump juga mengatakan bahwa Iran seharusnya menandatangani kesepakatan nuklir dengan Amerika Serikat.

EtIndonesia. Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyerukan kepada warga untuk segera mengungsi dari Teheran, mengulangi peringatannya yang telah lama disampaikan bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir dan menyiratkan bahwa Iran bisa menghadapi bencana karena menolak membuat kesepakatan pelucutan senjata nuklir.

“Iran seharusnya menandatangani ‘kesepakatan’ yang saya suruh mereka tandatangani. Betapa memalukan dan sia-sianya nyawa manusia. Singkatnya, IRAN TIDAK BOLEH MEMILIKI SENJATA NUKLIR. Saya sudah katakan berulang kali! Semua orang harus segera mengungsi dari Teheran!” tulis Trump dalam sebuah unggahan di media sosial pada 16 Juni.

Tak lama setelah peringatan Trump, media pemerintah Iran melaporkan adanya ledakan dan tembakan dari sistem pertahanan udara di atas Teheran.

Sementara itu, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengeluarkan perintah evakuasi kepada warga di sejumlah wilayah di Teheran pada Senin, memperingatkan tentang serangan udara yang akan segera terjadi dan menargetkan infrastruktur militer di kawasan tersebut.

“Warga yang terhormat, demi keselamatan Anda, harap segera tinggalkan wilayah yang disebutkan di distrik ke-3 Teheran,” demikian pernyataan dalam bahasa Farsi yang diunggah oleh juru bicara IDF berbahasa Arab, Kolonel Avichay Adraee, di platform X.

“Dalam beberapa jam ke depan, tentara Israel akan menyerang infrastruktur militer rezim Iran di wilayah ini, seperti yang telah dilakukan dalam beberapa hari terakhir di Teheran,” tulis Adraee. “Kehadiran Anda di area ini membahayakan nyawa Anda.”

Video-video yang dibagikan di media sosial memperlihatkan orang-orang meninggalkan Teheran, kota berpenduduk sekitar 9 juta jiwa.

Peringatan dari Trump dan IDF ini muncul di tengah meningkatnya eskalasi konflik. Pekan lalu, pasukan Israel meluncurkan kampanye serangan udara besar-besaran—berkode “Operasi Kebangkitan Singa”—menyerang fasilitas nuklir dan target-target militer Iran. Sebagai balasan, Iran menembakkan sejumlah rudal dan drone ke kota-kota Israel, memicu peringatan luas dan aktivasi sistem pertahanan udara Israel.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa tujuan dari operasi militer ini adalah untuk menghilangkan ancaman eksistensial yang ditimbulkan oleh program nuklir dan rudal Iran.

“Kami siap melakukan apa pun yang diperlukan untuk mencapai dua tujuan utama kami—menghapus dua ancaman eksistensial: ancaman nuklir dan ancaman rudal balistik,” kata Netanyahu dalam wawancara dengan Fox News, seraya menambahkan bahwa Israel berusaha “melindungi dunia dari rezim yang memicu kekacauan ini.”

Trump telah berulang kali mendesak Iran untuk meninggalkan ambisi nuklirnya dan kembali ke meja perundingan, memperingatkan bahwa penundaan lebih lanjut bisa berarti kehancuran bagi rezim Iran.

“Iran harus membuat kesepakatan, sebelum tidak ada lagi yang tersisa, dan menyelamatkan apa yang dulu dikenal sebagai Kekaisaran Persia,” kata Trump dalam unggahan sebelumnya di Truth Social. “Cukup sudah kematian, cukup sudah kehancuran, LAKUKAN SAJA, SEBELUM TERLAMBAT. Tuhan memberkati kalian semua!”

Di tengah konflik yang makin memanas, pembicaraan nuklir yang direncanakan antara Iran dan Amerika Serikat di Oman dibatalkan. Pejabat Iran menyatakan bahwa dialog tidak lagi memiliki makna setelah serangan militer Israel.

Di Washington, pemerintahan Trump telah mengambil langkah-langkah untuk memperkuat kehadiran militer AS di kawasan tersebut. Akhir pekan lalu, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth mengumumkan penempatan tambahan ke wilayah tanggung jawab Komando Pusat AS, yang mencakup Timur Tengah.

“Melindungi pasukan AS adalah prioritas utama kami, dan penempatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesiapan pertahanan kami di kawasan,” tulis Hegseth dalam pernyataan di media sosial pada Senin.

Pada hari Jumat, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan dalam pernyataannya bahwa serangan Israel dilakukan secara sepihak, sambil memperingatkan Iran agar tidak menargetkan kepentingan atau personel Amerika.

Kementerian Kesehatan Iran menyatakan bahwa  224 orang  tewas di negara itu sejak Jumat (13/6), termasuk beberapa pejabat militer tinggi. Israel mengatakan bahwa 24 warganya juga tewas akibat serangan Iran. (asr)

Sumber : Theepochtimes.com

FOKUS DUNIA

NEWS