Trump Tinggalkan KTT G7 Lebih Awal untuk Fokus pada Timur Tengah

Keputusan Trump muncul setelah ia menyerukan evakuasi segera dari Teheran saat Iran dan Israel terus saling melancarkan serangan udara.

EtIndonesia. CALGARY, Kanada — Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan meninggalkan Konferensi Tingkat Tinggi Kelompok Tujuh (KTT) G7 lebih awal dari yang dijadwalkan dan memilih untuk kembali ke Washington. Hal demikian disampaikan Gedung Putih pada Senin (9/6/2025).

“Presiden Trump menjalani hari yang luar biasa di G7, bahkan menandatangani kesepakatan dagang besar dengan Inggris dan Perdana Menteri Keir Starmer. Banyak hal telah dicapai, tetapi karena situasi di Timur Tengah, Presiden Trump akan pulang malam ini setelah makan malam bersama para Kepala Negara,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt dalam pernyataan di platform media sosial X.

Trump mengatakan kepada wartawan setelah sesi foto bersama para pemimpin G7: “Saya harus kembali.”

“Kalian mungkin melihat apa yang saya lihat, dan saya harus kembali secepat mungkin,” ujarnya.

Keputusan mendadak Trump untuk meninggalkan KTT ini mengingatkan pada masa jabatan pertamanya, ketika ia juga meninggalkan KTT G7 di Charlevoix, Kanada, pada 2018 lebih awal. Pertemuan saat itu berakhir dengan ketegangan akibat perselisihan dagang, dan Trump menolak untuk mendukung komunike bersama. Kali ini, Gedung Putih menyebut meningkatnya ketegangan di Timur Tengah sebagai alasan kepulangannya lebih awal.

Trump memuji kemajuan yang dicapai dalam KTT G7 pada Senin, menyatakan bahwa para pemimpin “telah menyelesaikan banyak hal.”

“Saya berharap bisa tinggal hingga besok, tapi mereka mengerti,” ujar Trump kepada wartawan.

Perdana Menteri Kanada Mark Carney berterima kasih atas kehadiran Trump dan mengatakan kepada wartawan bahwa ia sepenuhnya memahami keputusan presiden untuk pergi lebih awal.

Setelah sesi foto bersama, Trump mengikuti makan malam dengan para pemimpin dunia lainnya sebelum terbang kembali ke Washington.

Sebelumnya, Trump mengeluarkan peringatan keras kepada Iran melalui unggahan di Truth Social dan menyerukan evakuasi segera dari Teheran, di tengah saling serang antara Iran dan Israel.

“Iran seharusnya menandatangani ‘kesepakatan’ yang saya suruh mereka tandatangani. Betapa memalukan dan sia-sianya nyawa manusia. Singkatnya, IRAN TIDAK BOLEH MEMILIKI SENJATA NUKLIR. Saya sudah katakan berulang kali! Semua orang harus segera mengungsi dari Teheran!” tulis Trump pada 16 Juni.

Pada hari pertama pertemuan G7, negara-negara anggota mengusulkan pernyataan bersama yang menyerukan deeskalasi dalam konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Iran.

Trump memberikan komentar mengenai Iran di sela-sela KTT G7 usai pertemuan bilateralnya dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer.

Ketika ditanya apakah ia mendukung seruan deeskalasi, Trump menjawab, “Kesepakatan akan ditandatangani, dan saya rasa Iran bodoh jika tidak menandatanganinya.”

Saat ditekan mengenai apakah Amerika Serikat akan menghindari keterlibatan militer, Trump menghindari pertanyaan tersebut.

“Segera setelah saya meninggalkan tempat ini, kami akan melakukan sesuatu. Tapi saya harus pergi dari sini. Saya punya, kalian tahu, komitmen. Banyak sekali komitmen,” ujar Trump.

Saat ditanya tentang apakah ia mendukung perubahan rezim di Iran, Trump kembali menegaskan tujuannya yang utama: “Saya ingin tidak ada senjata nuklir di Iran, dan kami sedang berada di jalur yang tepat untuk memastikan itu tidak terjadi.”

Beberapa media Israel melaporkan bahwa jet tempur AS turut ambil bagian dalam serangan udara ke Iran. Gedung Putih membantah laporan tersebut.

“Itu tidak benar. Pasukan Amerika Serikat mempertahankan posisi defensif mereka, dan hal itu belum berubah. Kami akan membela kepentingan Amerika,” kata Alex Pfeiffer, Wakil Direktur Komunikasi Utama Gedung Putih, di X.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS juga mengonfirmasi bahwa Menteri Luar Negeri Marco Rubio akan pulang ke Washington bersama Trump. (asr)

Sumber : Theepochtimes.com

FOKUS DUNIA

NEWS