Iran Dibayangi ‘Operasi Pemenggalan’, Trump Tegaskan: ‘Kami Bisa Target Khamenei Kapan Saja’”

EtIndonesia. Ketegangan di Timur Tengah kian memuncak setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, secara terbuka menyatakan tekadnya untuk mendorong tercapainya solusi nyata dalam konflik antara Israel dan Iran. Trump menegaskan bahwa penyelesaian yang diharapkan bukan sekadar gencatan senjata sementara, melainkan sebuah akhir permanen bagi ketegangan nuklir di kawasan tersebut.

Trump: “Kami Tak Butuh Gencatan Senjata, Tapi Penyelesaian Tuntas”

Dalam konferensi pers yang berlangsung di atas pesawat kepresidenan Air Force One, Trump menanggapi pertanyaan para wartawan terkait langkah yang akan diambil Amerika Serikat dan sekutunya dalam meredam konflik yang terus meluas antara Israel dan Iran. Trump, yang diketahui secara tiba-tiba meninggalkan KTT G7 dan memilih pulang lebih awal ke Washington, menegaskan sikapnya yang tegas.

“Menyelesaikan sengketa nuklir dengan Iran bukan berarti sekadar gencatan senjata, melainkan harus diakhiri total,” kata Trump. 

Saat didesak apakah dia bermaksud mengakhiri konflik secara permanen, Trump menjawab lugas: “Benar. Atau setidaknya Iran harus benar-benar menghentikan seluruh program senjata nuklirnya.”

Pernyataan Trump ini menegaskan bahwa Pemerintah Amerika Serikat tidak akan puas dengan solusi parsial, apalagi hanya berhenti pada perjanjian penghentian sementara. Dia menuntut agar Iran mengambil langkah konkrit untuk membuktikan penghentian ambisi nuklirnya, sebagai prasyarat mutlak bagi berakhirnya ketegangan.

Netanyahu Tak Tutup Kemungkinan “Operasi Pemenggalan” terhadap Khamenei

Senada dengan Trump, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, juga menegaskan bahwa Israel sama sekali tidak menutup kemungkinan untuk melancarkan operasi militer berisiko tinggi yang menargetkan langsung pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Dalam pernyataannya di hadapan media, Netanyahu mengatakan bahwa seluruh opsi tetap terbuka demi memastikan keamanan Israel dan mencegah bencana nuklir di kawasan.

Isyarat Netanyahu ini menambah daftar panjang spekulasi tentang kemungkinan Israel melakukan “operasi pemenggalan” atau targeted killing terhadap pemimpin Iran, sebuah langkah yang dinilai berpotensi mengubah peta geopolitik Timur Tengah secara drastis.

Trump Peringatkan Iran: “AS Akan Membalas dengan Pukulan Sangat Keras”

Trump juga menyampaikan peringatan keras kepada Pemerintah Iran terkait keberadaan pasukan Amerika di kawasan Timur Tengah. Dia menegaskan bahwa militer Amerika Serikat siap menghadapi setiap ancaman, dan jika Iran berani menyerang personel militer AS, maka balasan yang akan diberikan tidak akan main-main.

“Saya sangat bangga dengan profesionalisme militer Amerika. Namun saya ingin memperingatkan, jika Iran berani menyentuh satu saja pasukan kami, mereka akan menerima pukulan yang sangat keras dari Amerika Serikat,” ujar Trump tegas.

Perdebatan dengan Macron Terkait Gencatan Senjata

Presiden Prancis, Emmanuel Macron dalam pernyataan terpisah menyebutkan bahwa Trump sempat mengusulkan agar Israel dan Iran segera melakukan gencatan senjata. Namun klaim Macron ini langsung dibantah oleh Trump melalui akun media sosial pribadinya, Truth Social. 

Dalam postingannya, Trump menulis: “Macron salah paham soal alasan saya pulang ke Washington. Ini sama sekali bukan urusan gencatan senjata. Masalahnya jauh lebih besar dari itu.”

Trump menegaskan bahwa penarikannya dari KTT dan kepulangannya ke Washington adalah bagian dari strategi besar untuk memastikan tekanan maksimal terhadap Iran, bukan untuk menegosiasikan gencatan senjata yang dianggapnya hanya akan menunda masalah utama.

Ancaman Terbuka: “Kami Tahu di Mana Pemimpin Iran Bersembunyi”

Dalam posting berikutnya, Trump secara eksplisit mengancam Ayatollah Khamenei, pemimpin tertinggi Iran, dengan menyatakan bahwa Amerika Serikat mengetahui lokasi keberadaan Khamenei di setiap waktu.

“Kami tahu persis di mana pemimpin tertinggi itu bersembunyi. Sangat mudah bagi kami untuk menargetnya, tapi setidaknya untuk saat ini kami belum akan melakukannya,” tulis Trump, mengisyaratkan bahwa pilihan untuk melancarkan serangan personal selalu tersedia di meja kebijakan Amerika.

Ancaman ini bukan hanya menyasar Khamenei secara pribadi, melainkan juga menjadi sinyal kepada seluruh elite Iran bahwa Amerika memiliki kapabilitas intelijen dan militer yang dapat digunakan kapan saja demi melindungi kepentingan nasionalnya.

Ultimatum: “Menyerah Tanpa Syarat”

Hanya berselang beberapa menit setelah posting ancaman terhadap Khamenei, Trump kembali memanaskan situasi dengan pernyataan singkat namun penuh tekanan: “Menyerah tanpa syarat.” 

Pernyataan ini dianggap sebagai ultimatum yang sangat jelas, bahwa Amerika Serikat tidak akan berkompromi dalam menghadapi ancaman nuklir Iran.

Kondisi Geopolitik Makin Memanas

Sejumlah analis menilai, rangkaian pernyataan Trump dan Netanyahu dalam 24 jam terakhir telah mendorong situasi di Timur Tengah ke level eskalasi tertinggi sejak beberapa dekade terakhir. Ketegangan antara Israel, Iran, dan Amerika Serikat kini berada pada titik kritis, di mana setiap provokasi atau kesalahan kalkulasi dapat memicu konflik besar-besaran yang melibatkan banyak negara di kawasan.

Para pemimpin dunia kini menunggu apakah Iran akan menanggapi ultimatum ini dengan penurunan eskalasi atau justru memilih jalur konfrontasi. Sementara itu, masyarakat internasional terus menyerukan pentingnya menahan diri dan mencari solusi damai yang berkelanjutan.

FOKUS DUNIA

NEWS