Pada Senin (16 Juni), bentrokan sengit antara Israel dan Iran memasuki hari keempat. Israel mengumumkan bahwa mereka telah sepenuhnya menguasai wilayah udara Teheran, serta menghancurkan sepertiga peluncur rudal milik Iran. Di saat yang sama, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) juga menyampaikan laporan terbaru mengenai kondisi fasilitas nuklir Iran.
EtIndonesia. Kantor berita resmi Iran melaporkan, siaran langsung televisi nasional Iran mendadak terhenti setelah serangan udara Israel.
Ketika terdengar ledakan keras, gambar siaran langsung tiba-tiba hilang, dan pembawa berita terlihat buru-buru meninggalkan studio yang dipenuhi debu. Siaran langsung segera digantikan oleh program rekaman. Keesokan harinya, siaran langsung telah dipulihkan.
Satu jam sebelum serangan, militer Israel telah memperingatkan warga di area sekitar stasiun TV untuk segera mengungsi.

Pada hari yang sama, militer Israel menyatakan bahwa mereka telah menguasai wilayah udara ibu kota Iran, Teheran.
Juru bicara Angkatan Pertahanan Israel (IDF), Brigadir Jenderal Efi Deflin, mengatakan: “Sekarang, kami dapat menyatakan bahwa kami telah sepenuhnya menguasai wilayah udara Teheran. Kami sedang menyerang secara real-time rezim Iran yang menembakkan rudal ke arah Israel dan pesawat kami.”
Deflin menambahkan bahwa pada 15 Juni malam, militer Israel membombardir berbagai target di pusat kota Teheran, menghancurkan sekitar sepertiga dari peluncur rudal Iran.
Pada hari yang sama, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengunjungi pangkalan angkatan udara untuk menyampaikan penghargaan kepada para personel militer.
“Angkatan Udara Israel kini menguasai langit Teheran. Ini adalah titik balik besar dalam seluruh operasi ini. Kami sedang bergerak menuju dua tujuan: menghilangkan ancaman nuklir dan menghancurkan ancaman rudal,” ujarnya.
Pada dini hari itu pula, Iran meluncurkan serangan udara balasan terhadap Israel, yang memicu alarm serangan udara nasional di seluruh Israel. Pihak Israel melaporkan bahwa serangan tersebut menewaskan setidaknya 5 orang dan melukai puluhan lainnya.
Iran mengklaim bahwa setidaknya 224 orang tewas akibat serangan udara Israel.
Pada hari yang sama, IAEA juga melaporkan kondisi fasilitas nuklir Iran pasca serangan.
Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi mengatakan: “Tingkat radiasi di sekitar fasilitas Natanz tetap normal, tidak berubah, yang menunjukkan bahwa tidak ada dampak radiasi eksternal terhadap warga atau lingkungan sekitar.”
Grossi menegaskan bahwa sejak pecahnya konflik, fasilitas pengayaan uranium Natanz tidak mengalami kerusakan tambahan, dan menyerukan semua pihak untuk menahan diri dan menghindari eskalasi konflik lebih lanjut.
Di hari yang sama, militer Israel juga menyatakan bahwa jet tempurnya membombardir markas besar Pasukan Quds, cabang elit dari Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, menghantam 10 pusat komando Pasukan Quds di Teheran.
Sehari sebelumnya, Netanyahu dalam wawancara dengan Fox News mengatakan bahwa serangan Israel terhadap Iran bisa saja menjatuhkan rezim teokratis Iran saat ini—meski bukan itu tujuan utama Israel, namun itu bisa menjadi konsekuensinya.
Ia juga menyebut bahwa 80% rakyat Iran ingin menggulingkan rezim saat ini, karena telah menindas dan membunuh rakyatnya sendiri, serta bahwa selama 46 tahun terakhir rakyat Iran selalu mendambakan kebebasan.
Pada hari Jumat pekan lalu, Israel melancarkan operasi militer besar-besaran yang diberi nama “Singa yang Bangkit”, dengan target fasilitas nuklir dan struktur komando militer Iran, bertujuan menghancurkan kemampuan nuklir Iran. (Hui/asr)
Laporan disusun oleh jurnalis Zhao Fenghua untuk NTD Television