oleh Luo Tingting
Para pakar baru-baru ini memperingatkan bahwa pemimpin Partai Komunis Tiongkok Xi Jinping “sedang mempersiapkan perang”. Tanda-tanda Beijing sedang mempersiapkan perang menjadi semakin jelas. Dunia perlu menganggapnya lebih serius.
PKT sedang mempersiapkan perang, media AS : bodoh bagi mereka yang tidak mempercayainya
Pada 29 Maret, jurnal Amerika Serikat “Foreign Affairs” menerbitkan artikel ulasan berjudul “Xi Jinping Mengatakan Dirinya Sedang Mempersiapkan Perang”. Penulisnya adalah mantan wakil penasihat keamanan nasional AS Matthew Pottinger dan John Pomfret, mantan koresponden Washington Post untuk Beijing.
Artikel tersebut menunjukkan bahwa belakangan ini Xi Jinping acap kali menyinggung masalah “mempersiapkan perang” dan telah membuat serangkaian persiapan untuk perang. Dalam 4 pidato terpisahnya, Xi Jinping selalu membicarakan topik yang merujuk persiapan perang. Salah satu pembicaraannya ditujukan kepada para jenderalnya, Xi meminta mereka untuk “berani berperang”.
Artikel tersebut juga mencantumkan serangkaian tanda bahwa PKT sedang mempersiapkan perang. Misalnya, melalui Dua Sesi, otoritas PKT mengumumkan bahwa mereka akan meningkatkan anggaran pertahanan sebesar 7,2% dan berencana untuk mengurangi ketergantungan Tiongkok terhadap impor makanan negara asing.
Pada Desember tahun lalu, Beijing mengumumkan “Undang-Undang Personel Cadangan” baru untuk memperluas jumlah personel cadangan. RUU itu mengatakan bahwa personel cadangan adalah “sumber daya penting rekrutan untuk pasukan tugas aktif pada saat perang” dan “siap untuk setiap saat dipanggil untuk berperang”.
Pada Februari tahun ini, Kongres Rakyat Nasional Partai Komunis Tiongkok mengesahkan “UU. Keputusan Penyesuaian Beberapa Ketentuan Hukum Acara Pidana ke Militer Selama Masa Perang”, yang berisi ketentuan khusus tentang yurisdiksi, pertahanan dan agensi, langkah-langkah wajib, pengajuan kasus, penyidikan, penuntutan, persidangan, dan eksekusi yang ditetapkan oleh Komisi Militer Pusat. Ini berarti bahwa begitu memasuki keadaan perang, maka militer Tiongkok yang berada di bawah pimpinan Xi Jinping dapat tanpa melalui pengadilan untuk langsung menangkap rakyat yang membangkang dan menghilangkan semua suara oposisi.
Selain itu, di Fujian, provinsi yang berada di seberang Selat Taiwan, beberapa kotanya telah mulai meningkatkan perlindungan terhadap serangan udara, atau membangun setidaknya satu “rumah sakit darurat masa perang”. Pada Maret tahun ini, beberapa kota di Provinsi Fujian mulai memberlakukan pemblokiran terhadap akses ke situs web pemerintah dari alamat IP luar negeri. Diduga hal ini adalah demi mencegah pihak luar melacak persiapan perang PKT.
Pada saat yang sama, PKT juga mendirikan kantor “mobilisasi pertahanan nasional” baru di seluruh negeri.
Artikel tersebut menunjukkan bahwa telah terjadi beberapa perubahan di Beijing yang sebaiknya tidak begitu saja diabaikan oleh para pembuat kebijakan dan pemimpin bisnis di seluruh dunia. “Jika Xi Jinping mengatakan dia sedang bersiap untuk perang, maka adalah bodoh bagi mereka yang tidak mempercayainya”.
Pakar : Xi Jinping bersiap untuk perang dan membentuk kabinet masa perang
Pada 19 Oktober tahun lalu, “Wall Street Journal” yang mengutip ungkapan dari sumber yang akrab dengan pemikiran Xi Jinping memberitakan bahwa Xi percaya bahwa pertikaian dengan Barat semakin mungkin terjadi. Selama sepuluh tahun ia berkuasa, Xi telah meluncurkan serangkaian tindakan untuk memperkuat militer, merestrukturisasi ekonomi, membentuk kembali masyarakat, dan mempersiapkan kemungkinan konflik antara Tiongkok dengan Amerika Serikat.
Wan Runnan, seorang pengusaha swasta Tiongkok pendiri Stone Group yang tinggal di Prancis mengatakan kepada radio Prancis pada bulan November tahun lalu, bahwa Xi Jinping sedang membentuk “kabinet masa perang”.
Dia mengatakan bahwa dalam sejarah PKT, bahkan di era Mao Zedong pun, ada kebutuhan untuk mempertimbangkan soal keseimbangan. “Karakter orang seperti Xi yang berambisi mendominasi dunia jarang ditemukan. Dalam arti tertentu itu adalah sangat berbahaya. Tapi mengapa dia tetap lakukan ? Yaitu ia bersiap untuk perang”.
“Mengapa Xi membentuk kabinet masa perang ? Dia benar-benar merasakan bahwa konflik langsung dengan Amerika Serikat tidak dapat dihindari”, Wan Runnan menjelaskan bahwa upaya Xi Jinping menerapkan “pencegahan epidemi nol kasus” dan blokade ketat, mendirikan koperasi pemasok dan pemasaran, dan lain-lain. semua itu berkaitan dengan urusan ekonomi masa perang, ia sedang memikirkan tentang bagaimana melakukan kontrol sosial selama masa perang.
Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok ke-20 baru usai, pihak berwenang langsung menggerakkan kegiatan koperasi pasokan dan pemasaran serta kantin umum seperti yang ada di era Mao Zedong. Koperasi pemasok dan pemasaran nasional merekrut pegawai negeri dan pihak berwenang langsung menunjuk beberapa kantin sebagai percontohan, dan ingin menerapkannya secara nasional. Masyarakat khawatir Tiongkok akan menutup negaranya dan kembali ke era ekonomi terencana, Tampaknya “makan nasi panci raksasa zaman komune rakyat pedesaan akan kembali”.
Wan Runnan mengatakan bahwa Xi Jinping ingin membawa rakyat Tiongkok menghadapi masa tergelap ini karena dia benar-benar ingin mempersiapkan perang. “Dalam pandangan mereka, ekonomi bukanlah masalah besar. Itu urusan usai perang. Selama rakyat masih ada semangkuk nasi untuk dimakan, tidak sampai puluhan juta orang mati kelaparan. Itu sudah cukup”.
Komentator politik Heng He mengatakan dalam program “Sudut Pandang Heng He”, bahwa langkah ini diambil pihak berwenang dengan dua alasannya yakni : Satu adalah bahwa keretakan hubungan antara Tiongkok dengan dunia sudah pasti, dan menutup negara tak terhindarkan. Alasan kedua adalah untuk mempersiapkan perang.
Menurut dia, Karena begitu PKT menginvasi Taiwan, pasti akan terkena sanksi internasional. Oleh karena itu, butuh ekonomi masa perang, Jadi negara yang memonopoli bahan produksi, perlu adanya pembelian dan pemasaran terpadu, serta distribusi berbagai barang sesuai kuota. Ini membutuhkan sistem, dan yang paling lengkap adalah koperasi pemasok dan pemasaran, jadi sekarang mulai memperkuat pengoperasian koperasi pemasok dan pemasaran.”
Heng He mengatakan : “Mao Zedong, pernah berkata bersiap perang perlu sekaligus bersiap menghadapi kekurangan makanan, dan sekarang situasinya seperti ini, keduanya dipersiapkan”.
Gordon G. Chang, penulis buku “The Coming Collapse of China” (Tiongkok akan runtuh) dan seorang komentator politik Amerika Serikat dalam tulisannya yang diterbitkan oleh media Epoch Times pada 13 Maret menyebutkan, bahwa PKT sedang berbicara tentang mempersiapkan perang dan mempersiapkannya. Ini mungkin sebagai siasat pengosongan kota yang dirancang PKT. Tetapi bahkan dengan gertakannya, tindakan provokatifnya dapat memicu perang. Jadi, bagaimanapun juga, Amerika Serikat perlu bersiap untuk menghadapi perang ini.
“Mencegah PKT sekarang menjadi lebih penting daripada sebelumnya”, kata Gordon G. Chang. (sin)