oleh Xiao Lusheng
Beberapa hari lalu, Organisasi Kesehatan Dunia mengumumkan bahwa seorang wanita warga Provinsi Guangdong berusia 56 tahun telah meninggal dunia setelah ia terinfeksi virus H3N8. Dia adalah kasus pertama di dunia orang tertular virus flu burung H3N8 dan meninggal dunia. Melalui wawancara reporter mengetahui bahwa wanita tersebut telah meninggal dunia ketika pejabat Tiongkok melaporkan kasus tersebut bulan lalu, tetapi pada saat itu berita tersebut ditutup-tutupi oleh otoritas berwenang sehingga dunia luar tidak tahu.
Pada 11 April, situs web resmi Organisasi Kesehatan Dunia merilis pesan (tautan ) yang menyebutkan bahwa pada 27 Maret 2023, Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok memberitahu WHO tentang kasus yang dikonfirmasi manusia terinfeksi virus flu burung H3N8. Pasien tersebut adalah seorang wanita berusia 56 tahun dari Provinsi Guangdong yang jatuh sakit pada 22 Februari tahun ini, lalu dirawat di rumah sakit karena radang paru-paru berat pada 3 Maret, dan meninggal pada 16 Maret.
Sebelum sakit, wanita tersebut pernah ke pasar dan berkontak langsung dengan unggas hidup, serta terdapat unggas liar di dekat tempat tinggalnya. Sumber infeksi pasien belum dapat ditentukan, tetapi orang yang berkontak dekat dengannya sejauh ini tidak terinfeksi atau menunjukkan gejala.
Reporter Epoch Times yang kemudian memeriksa catatan pemberitahuan milik otoritas Tiongkok menemukan, situs web resmi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Provinsi Guangdong (tautan : https://archive.is/UVvdi) hanya mencantumkan satu kasus H3N8 di Kota Zhongshan pada 26 Maret. Itu adalah seorang wanita berusia 56 tahun dengan multiple myeloma dan riwayat medis lain yang mendasarinya.
Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa kasus ini merupakan kasus yang jarang terjadi, dan risiko penularan virus pada tahap ini rendah. Namun, pemberitahuan resmi Guangdong pada saat itu tidak mengungkapkan bahwa pasien tersebut telah meninggal.
Menurut berita yang dirilis Organisasi Kesehatan Dunia kali ini, pejabat Guangdong mengetahui kematian pasien ketika mereka melaporkan kasus tersebut bulan lalu.
Informasi Organisasi Kesehatan Dunia tersebut juga mengungkapkan bahwa seorang wanita Guangdong berusia 56 tahun ini adalah kasus ketiga manusia terinfeksi virus H3N8 yang dilaporkan di Tiongkok.
Pada April dan Mei tahun lalu, pihak berwenang Tiongkok melaporkan masing-masing satu kasus, yang satu dalam kondisi kritis dan satu lagi dalam kondisi ringan. Kedua kasus tersebut diduga akibat berkontak langsung atau tidak langsung dengan unggas yang terinfeksi.
Pada 26 April tahun lalu, Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok melaporkan bahwa seorang anak laki-laki berusia 4 tahun di Provinsi Henan terinfeksi virus flu burung H3N8. Pakar Tiongkok mengatakan bahwa sumber infeksi anak tersebut adalah unggas. Kasus ini merupakan kasus pertama di dunia penularan virus H3N8 dari unggas ke manusia.
Pada 29 Maret tahun ini, situs web 21caijing.net melaporkan bahwa setelah ilmuwan Tiongkok dan Australia menelusuri lebih dari 70.000 catatan flu hewan dalam 50 tahun terakhir (1970 – 2016), yang menemukan bahwa pandemi berikutnya yang melanda manusia dapat disebabkan oleh strain flu baru yang hidup pada hewan. Sedangkan manusia nyaris tidak memiliki kekebalan untuk melawan virus itu.
Menurut laporan tersebut, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal One Health merupakan hasil kerja sama Fudan University dengan University of Sydney, dengan kesimpulan bahwa flu burung bisa menjadi sumber strain pandemi baru berikutnya.
Avian influenza atau flu burung mengacu pada penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus avian (burung) influenza (flu) Tipe A. Virus ini secara alami menyebar di antara burung liar dan dapat menginfeksi unggas peliharaan serta spesies burung dan hewan lainnya. Ada banyak subtipe flu burung, dan burung adalah inang alaminya, yang meningkatkan kemungkinan flu burung menjadi penyakit zoonosis. (sin)