oleh Li Qingyi – NTDTV
Perebutan kekuasaan antara pasukan pemerintah Sudan dan organisasi paramiliter telah berlangsung selama lebih dari seminggu, mengakibatkan banyak korban jiwa. Pertempuran berlanjut di ibu kota, Khartoum, dan bandara utama telah menjadi zona perang.
Pada Minggu (22 April) pagi, pasukan khusus AS mengirimkan tiga helikopter ke Khartoum, ibu kota Sudan, untuk mengevakuasi semua diplomat AS dan keluarganya, kurang dari 100 orang. Operasi penyelamatan hanya berlangsung satu jam. Saat ini, Kedutaan Besar AS di Sudan ditutup.
Amerika Serikat menyatakan akan mengerahkan fasilitas angkatan laut ke Port Sudan untuk menyelamatkan warga Amerika selanjutnya. Sekitar 16.000 orang Amerika saat ini terdampar di Sudan.
Angkatan bersenjata Inggris juga mengevakuasi para diplomat dan keluarga mereka dari Sudan pada Minggu.
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengatakan pada Minggu (23 April) bahwa dia memberikan penghormatan atas evakuasi cepat pasukan, tetapi warga negara Inggris yang tinggal di Sudan belum diselamatkan.
“Kami terus mencari segala cara untuk mengakhiri pertumpahan darah di Sudan dan memastikan keselamatan warga negara Inggris di negara tersebut,” kata Sunak di Twitter.
Selain itu, Prancis, Jerman, Italia, dan negara lain juga mulai menggelar operasi evakuasi pada Minggu.
Konflik bersenjata di Sudan masih belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Seorang siswa lokal dari Nigeria mengatakan bahwa mereka tidak memiliki makanan, hampir tidak ada air, dan tidak dapat melarikan diri.
Pelajar Nigeria berkata : “Tidak ada harapan untuk bertahan hidup, semua orang melarikan diri dengan tergesa-gesa.
Kedua belah pihak sepakat untuk melakukan gencatan senjata selama tiga hari pada Jumat (21 April) untuk hari raya Idul Fitri, namun pertempuran tidak berhenti pada 22 April. (Hui)