Ukraina Menuduh Rusia Meledakkan Bendungan Kakhovka, Banjir Mengancam Warga Pesisir Selatan

Militer Ukraina mengatakan pada 6 Juni bahwa pasukan Rusia telah meledakkan sebuah bendungan besar di Ukraina selatan. CNN melaporkan bahwa sebuah video drone yang disebarkan pada  (5/6) malam menunjukkan retakan bendungan yang mengalir menjadi air bah. Wali kota yang ditunjuk Rusia di Kota Nova Kakhovka, sebuah kota yang dibina oleh pemerintah bagian Kherson yang dikuasai Rusia membantahnya.

NTD

Menurut laporan yang belum dikonfirmasi, bendungan itu meledak pada pukul 1.30 pagi, 45 menit sebelum rudal jelajah Rusia memasuki wilayah udara Ukraina, dalam gelombang baru serangan strategis terhadap target militer di seluruh Ukraina. 

Kantor Central News Agency mengutip Reuters yang melaporkan bahwa Komando Distrik Militer Selatan Angkatan Bersenjata Ukraina menyatakan di halaman Facebooknya pada 6 Juni: “Bendungan Novaya Kakhovka  diledakkan oleh pasukan pendudukan Rusia… dan saat ini sedang mengklarifikasi skala kerusakan, kecepatan dan volume air, dan daerah yang mungkin tergenang.”

Reuters tidak dapat memverifikasi pernyataan Ukraina dengan segera.

Kantor berita resmi Rusia TASS sebelumnya mengutip Vladimir Leontyev, kepala pemerintah Nova Kakhovka yang didukung Rusia, yang menyangkal laporan tersebut. “Semuanya damai, tidak ada terjadi apapun.”

CNN melaporkan bahwa rekaman drone yang beredar menunjukkan semburan air deras yang mengalir dari jebolnya bendungan di kota Nova kakhovka di Ukraina selatan. 

Para analis mengatakan bahwa banjir dari bendungan  ini dapat menyebabkan kerusakan secara signifikan pada kota Kherson dan daerah padat penduduk lainnya di sepanjang Sungai Dnipro. Para analis ini telah lama mengkhawatirkan kemungkinan jebolnya bendungan tersebut selama perang Rusia-Ukraina.

Media resmi Rusia melaporkan bahwa banjir tersebut dapat menewaskan ribuan orang.

Reuters melaporkan bahwa Rusia dan Ukraina telah berulang kali saling menuduh satu sama lain berencana untuk menghancurkan bendungan tersebut dengan bahan peledak sejak  Oktober tahun lalu.

Belum ada jawaban pasti mengenai pihak mana yang bertanggung jawab atas jebolnya bendungan tersebut. (Hui)