oleh Li Chengyu
Gedung konsulat Tiongkok di Odessa, Ukraina ikut rusak karena serangan bom tentara Rusia. Menurut informasi yang diungkapkan pihak Ukraina, produk pertanian Ukraina yang rencananya akan dikirim ke Tiongkok juga terkena pemboman. Namun pihak Beijing masih tetap diam tanpa komentar.
Pasukan Rusia telah membombardir pelabuhan Odessa, Chernomorsk, dan Nikolaev di Laut Hitam Ukraina selama berhari-hari dalam pekan lalu yang diyakini sebagai upaya untuk memblokir ekspor biji-bijian Ukraina. Kementerian Pertahanan Rusia mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan bahwa mulai 20 Juli, semua kapal yang berlayar dari Laut Hitam menuju ke pelabuhan Ukraina akan dianggap sebagai “kapal yang berpotensi mengangkut kargo militer”, dan negara asal kapal-kapal tersebut akan dianggap sebagai negara yang “berpihak pada rezim Kiev”.
Menurut karakterisasi Rusia, PKT juga dapat terdaftar sebagai negara “pendukung Ukraina”. Akibat Tiongkok kekurangan persediaan biji-bijian sehingga perlu mengimpor dalam jumlah besar dari Ukraina setiap tahunnya.
Menurut berita dari pihak Ukraina, bahwa pengeboman Rusia tampaknya juga mempengaruhi bahan pangan di pelabuhan yang akan diekspor ke Tiongkok.
Kementerian Pertanian Ukraina menyatakan pada Rabu (19 Juli), bahwa pada 18 dan 19 Juli malam, Rusia berturut-turut menyerang gudang penyimpanan biji-bijian dan infrastruktur pelabuhan di pelabuhan Odessa dan Chernomorsk. Diantaranya, sebagian besar infrastruktur ekspor biji-bijian di pelabuhan Chernomorsk hancur, dan 60.000 ton biji-bijian ikut menjadi rusak. Biji-bijian ini seharusnya sudah dimuat ke kapal 60 hari yang lalu, dan dikirim keluar lewat jalur khusus untuk biji-bijian.
Pada Rabu (19 Juli) Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga mengatakan bahwa terminal pelabuhan yang paling parah terkena serangan Rusia adalah terminal di mana terdapat gudang yang menyimpan 60.000 ton produk pertanian yang akan dikirim ke Tiongkok.
Zelensky menekankan bahwa serangan itu membuktikan bahwa tujuan Rusia bukan hanya Ukraina. Karena di terminal yang diserang itu tersimpan sekitar 1 juta ton biji-bijian yang akhirnya terkena dampak. Biji-bijian yang sudah lama tertunda pengirimannya ini sedianya akan dikirim ke konsumen yang berada di Afrika dan Asia. Jadi serangan Rusia mempengaruhi semua orang di dunia.
Saat ini sulit untuk menentukan apakah “60.000 ton biji-bijian” yang disebutkan oleh Kementerian Pertanian Ukraina itu sama seperti “60.000 ton produk pertanian” yang disebutkan oleh Zelensky. Namun, suara kedua belah pihak itu saling bergema yang membuat banyak media mandiri berbahasa Mandarin menarik kesimpulan bahwa “tentara Rusia membom 60.000 ton biji-bijian untuk Tiongkok”. Beberapa orang percaya bahwa informasi dari pihak Ukraina setidaknya membuktikan bahwa pasti ada kerugian pada biji-bijian yang akan dikirim oleh pelabuhan Ukraina ke Tiongkok. Ada orang yang bertanya-tanya, apakah Rusia memang sengaja membom biji-bijian yang mau dikirim ke Tiongkok.
Dalam beberapa tahun terakhir, otoritas Tiongkok terus menekankan “ketahanan pangan” dan mengimpor produk pertanian dalam jumlah besar. Sementara Ukraina adalah salah satu negara pengekspor biji-bijian terbesar. PKT membeli produk pertanian dari Ukraina untuk mengurangi kekurangan pangan Tiongkok, yang pasti akan menambah devisa buat Ukraina.
Meskipun “Rusia membom biji-bijian untuk Tiongkok” cukup populer di kalangan opini publik Tiongkok, tetapi pejabat PKT diam seribu bahasa terhadap peristiwa ini.
Selain itu, tentara Rusia mengebom pelabuhan Odessa kali ini, juga ikut mengalami kerusakan adalah gedung Konsulat Jenderal Tiongkok di Odessa yang letaknya dekat pelabuhan. Anggota Verkhovna Rada Ukraina Oleksiy Goncharenko memposting di media sosial pada 20 Juli, foto gedung Konsulat Tiongkok yang jendela dan kacanya rusak.
Jendela Konsulat Tiongkok di Odessa rusak. (Twitter Oleksiy Goncharenko)
PKT juga menghindari membicarakan masalah ini. Ketika reporter menanyakan hal ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengakui bahwa sebuah ledakan terjadi di dekat Konsulat Tiongkok, dan gelombang kejut merobohkan sebagian dinding dan kaca jendela Konsulat Jenderal. Juru bicara itu menghindari menyebutkan mengapa ledakan itu terjadi, dan hanya menekankan bahwa para personel telah dievakuasi dan tidak ada korban jiwa.
Ketika berita itu sampai ke Tiongkok, banyak netizen mengungkapkan kemarahan atas tanggapan PKT yang begitu datar. Beberapa orang mengecam dengan mengatakan bahwa Beijing bahkan tidak memprotes sedikit pun walau Konsulat Jenderalnya terkena bom. (sin)