EtIndonesia. Mitos dan cerita rakyat dari seluruh dunia senantiasa mengisahkan tentang seorang penyihir dengan kemampuan supranatural yang eksis di antara manusia normal lainnya. Baik kemampuan mereka dikaitkan dengan anugerah Tuhan, iblis, alamiah, atau sumber lain, dunia kuno senantiasa penuh dengan catatan tentang orang-orang yang dilaporkan bisa melakukan sejumlah “sihir”.
Sejarah cenderung memandang negatif kepada kata “penyihir”, ketika kita mendengarnya, kita cenderung untuk memikirkan dongeng dan fiksi. Namun ketika agama mengakui orang-orang dengan kekuatan yang sama, banyak dari kita yang bersedia untuk memanggil mereka sebagai “orang-orang kudus”.
Kita cenderung bersedia percaya kepada para “orang-orang kudus” ini, namun mengabaikan para “penyihir”. Mengapa ini harus terjadi?
Kami akan mengeksplorasi beberapa kasus sejarah dari orang-orang yang tampaknya memiliki kekuatan magis dan tercantum dalam kategori “penyihir”.
Ini hanyalah sejarah singkat karena semua fakta-fakta pada salah satu dari mereka bisa membutuhkan berlembar-lembar halaman untuk diceritakan.
Nicolas Flamel (1330- 1417)
Dalam film “Harry Potter” yang pertama “Harry Potter and Sorcerer Stone”, Nicolas Flamel digambarkan sebagai sosok pembuat batu bertuah, dalam cerita tersebut, Batu Bertuah dapat mengubah timah menjadi emas.
Sementara dalam kehidupan nyata, Flamel adalah seorang warga Prancis yang hidup pada akhir abad ke-14 – awal abad ke-15.
Dia adalah seorang alkemis yang sangat terkenal, dan pencipta ramuan untuk memperpanjang usia dan batu bertuah.
Sosok Flamel dalam kehidupan nyata dan cerita fiksi ilmiah sangat jauh berbeda, dalam kehidupan nyata Flamel tidak pernah berhasil.
Flamel meninggalkan sejumlah besar catatan tentang alkemi (ilmu pengetahuan kuno yang berfokus pada usaha untuk mengubah logam dasar menjadi emas-transmutasi), ia sering menulisnya dalam bentuk kode.
Sebagaimana terlihat pada gambar di atas, itu adalah “Harta benda dalam pusaka” yang terdapat dalam catatan Flamel, dengan wujud semacam Phoenix, yakni hewan misterius yang dilahirkan kembali setelah mati.
Heinrich Cornelius Agrippa (1486-1535)
Nettesheim adalah seorang alkemis, peramal dan okultis abad ke-16, konon katanya, Nettesheim pernah menggunakan sihir yang digambarkan dalam film Harry Potter di dunia nyata.
Ia menjadi terkenal berkat karya tulisannya yang berjudul “De Occulta Philosophia,” atau “Trilogi Filosofi Okultis” yang merupakan ilmu tentang penelitian dasar ilmu sihir, dan cukup populer pada saat itu.
Menurut teori dalam buku Filosofi Okultis Stanford, tujuan dari Nettesheim adalah mengubah sihir menjadi ilmu pengetahuan.
Prinsip dari ilmu sihirnya berakar pada teologi, ia percaya bahwa para pemimpin Yahudi dan spiritual Kristen kuno memiliki kecerdasan yang luar biasa, namun beberapa ratus tahun kemdian dari masyarakat kontemporer tidak memiliki ciri-ciri ini.
Paracelsus (1493- 1541)
Nama-nama seperti Flamel, Agrippa von Nettesheim, Paracelsus dan lainnya pernah muncul dalam film “Harry Potter”. Paracelsus adalah seorang alkemis, astrolog dan ilmuwan Jerman kelahiran Swiss, ilmu yang paling dikuasainya adalah kedokteran.
Konon katanya, ia belajar kedokteran dari ayahnya. Paracelsus menyadari pentingnya kimiawi dalam mempertahankan kondisi kesehatan terbaik dan pengobatan pasien.
Menurut keterangan dari National Library of Medicine, Paracelsus tidak pernah terdata pernah menjalani pelatihan medis, tetapi sebagai dokter tentara bayaran ia mendapatkan banyak pengalaman medis.
Sebagai seorang alkemis, ia sama seperti ahli medis modern yang berusaha keras mempelajari obat-obatan yang dapat mengobati penyakit apa pun atau obat panjang umur.
Dalam deskripsi yang paling umum, Paracelsus memegang sebilah pedang pusaka yang diklaim mengandung obat panjang umur.
Terbetik berita, Paracelsus dan Agrippa von Nettesheim pernah mendapatkan bimbingan dari seorang guru yang sama yakni Johannes Trithemius, yang merupakan kepala biara dari Orde Benediktan, sekaligus penyihir yang berpengaruh.
Nostradamus (1503 – 1566)
Mungkin Nostradamus adalah nama yang paling sulit dilupakan pada abad ke-21, sebenarnya Nostradamus adalah seorang apoteker profesional, setara dengan apoteker modern, selain itu, ia juga belajar tentang astrologi dan menulis banyak nubuatan (ramalan). Dalam buku ramalan pertama yang diterbitkan pada tahun 1555, sampai sekarang masih dicetak dan diedarkan.
Nostradamus lahir di selatan Prancis, ia belajar ilmu kedokteran semasa muda, jejaknya tersebar di Prancis dan Italia, mengobati banyak pasien penyakit pes/sampar.
Metode pengobatannya sangat unik dan efektif pada saat itu, ia tidak mengandalkan pengobatan yang berpotensi membahayakan pasien atau terapi bloodletting (metode pengobatan dengan cara mengeluarkan darah dari tubuh pasien), tetapi membiarkan pasien menjaga kondisi kesehatan yang baik, makan makanan rendah lemak, menelan pil obat yang kaya dengan vitamin C racikannya sendiri.
Ketika berusia 30 tahun lebih, ia mulai tertarik pada ilmu sihir, berwisata ke Italia, Yunani dan Turki untuk belajar. Ilmu sihir yang dipelajari akhirnya menuntunnya pada ramalan.
Pada tahun 1550, ia menerbitkan buku pertamanya, yang merupakan sebuah buku saku tentang prediksi tahunan, di antaranya berisi ramalan paling awal.
Mother Shipton (1488- 1561)
Ursula Southeil (1488–1561), atau yang lebih dikenal sebagai Mother Shipton, adalah seorang tokoh legendaries abad ke-16. Ramalannya semasa hidup akhirnya secara ajaib terbukti setelah kematiannya ratusan tahun kemudian.
Mother Shipton adalah seorang pemimpin mistis Inggris abad ke-16 yang cukup ditakuti dan sangat dihormati. Lahir dari seorang ibu, yang juga diduga seorang penyihir.
Mother Shipton digambarkan sebagai sosok yang memiliki wajah menyeramkan, dan buruk rupa. Begitu banyak versi yang menggambarkan sosok Mother Shipton sehingga penduduk setempat menyebutnya “Hag Face”. Para penduduk juga percaya bahwa ayahnya adalah seorang Iblis.
Meskipun penampilannya tidak menarik, Mother Shipton dikenal sebagai penyihir Inggris terbesar dan sering dibandingkan dengan Nostradamus.
Menurut legenda, Mother Shipton telah meramalkan armada spanyol, wabah besar London, kebakaran besar London, dan pelaksanaan Mary Queen of Scots.
John – Deere (1527- 1608)
Lalu John Dee. Sama seperti Nicholas dan Perenelle, John Dee juga memang benar-benar ada. Seperti yang dideskrpsikan dalam novel ini, John Dee yang sebenarnya juga merupakan seorang alkemis, ahli matematika, geografi, astronomi, dan astrologi.
Dan yang menarik, jauh sebelum James Bond, tokoh rekaan Ian Fleming, memakai angka 007, Dee sudah menggunakannya saat menjadi bagian dari jaringan mata-mata Ratu Elizabeth I. Dia menggunakannya untuk menandatangani pesan-pesan sandinya. Dimana “00” (double 00) melambangkan mata sang Ratu, dan simbol angka 7 merupakan lambang pribadi Dee.