EtIndonesia. Glaukoma, salah satu penyakit mata yang paling umum, adalah penyebab utama kebutaan. Meskipun pengobatan sudah ada, beberapa pasien masih kehilangan penglihatannya. Penelitian terbaru di Tiongkok menunjukkan peran sel kekebalan yang bermigrasi dari saluran pencernaan ke mata dalam perkembangan glaukoma.
Glaukoma adalah sekelompok penyakit neurodegeneratif yang menyebabkan hilangnya sel ganglion retina (RGC) yang bertanggung jawab untuk mentransmisikan informasi visual ke otak. Saraf optik, yang terdiri dari akson sel-sel ini, menyampaikan informasi ke korteks visual otak untuk diproses. Glaukoma tidak dapat disembuhkan dan pengobatan ditujukan untuk menghentikan perkembangan penyakit.
Studi terbaru menunjukkan bahwa sel T sistem kekebalan mungkin berperan dalam kerusakan glaukoma, tetapi mekanismenya masih belum jelas.
Ahli imunologi klinis dari University of Electronic Science and Technology di Tiongkok menemukan bahwa subset sel T CD4+ mengekspresikan reseptor integrin β7, yang memungkinkan mereka memasuki retina melalui protein MAdCAM-1.
Para peneliti menguji sampel darah dari pasien glaukoma dan orang sehat. Mereka menemukan persentase sel T CD4+ pengekspres β7 yang secara signifikan lebih tinggi pada pasien glaukoma, serta korelasi antara jumlah sel ini dan tingkat keparahan penyakit.
Untuk mengkonfirmasi temuan mereka, para peneliti menggunakan model glaukoma pada tikus. Mereka menemukan bahwa agar sel T β7+ CD4+ mendapatkan akses ke retina, mereka harus melewati usus. Sel-sel ini diprogram ulang di usus dan menggunakan integrin β7 sebagai “lisensi” untuk kembali ke aliran darah dan melakukan perjalanan ke retina.
Hasil penelitian ini menekankan pentingnya sumbu usus-retina dalam patogenesis glaukoma dan dapat memberikan dasar untuk pengembangan strategi terapi baru.
Profesor John Smith, ahli glaukomatologi di Universitas Oxford, mencatat: “Ini adalah studi menarik yang membantu kita untuk lebih memahami mekanisme perkembangan glaukoma. Hasilnya menunjukkan peran sel kekebalan dalam perkembangan penyakit dan dapat berkontribusi pada pengembangan terapi baru.” (yn)
Sumber: earth-chronicles