oleh Zhang Ting
Rusia menyatakan wahana penjajak kutub selatan Bulan “Luna-25” telah menabrak permukaan bulan saat melakukan pendaratan, yang menyebabkan misi bulan pertamanya dalam 47 tahun mengalami kegagalan.
Roskosmos, perusahaan antariksa milik Rusia mengatakan bahwa terjadi gangguan saat “Luna-25” bermanuver untuk memasuki orbit persiapan pendaratan. Pada Sabtu (19 Agustus) pukul 14:57 waktu Moskow, operator di pusat pemantauan kehilangan kontak dengan Luna-25.
Pernyataan Roskosmo mengatakan bahwa antara 19 dan 20 Agustus, mereka berusaha mengambil langkah-langkah untuk mencari wahana tersebut dan terus menghubunginya tetapi tidak berhasil.
“Perangkat memasuki orbit yang tidak diinginkan dan tidak lag idapat dihubungi mungkin karena telah menabrak permukaan bulan”, kata Roskosmos.
Pada awalnya “Luna-25” direncanakan untuk melakukan pendaratan lunak di dekat kawah Boguslavsky yang berada di kutub selatan bulan pada Senin (21 Agustus)
Pemerintah Rusia telah membentuk komite antardepartemen khusus untuk menyelidiki penyebab gagalnya misi pendaratan tersebut.
Reuters menyebutkan bahwa kegagalan misi Rusia tersebut menyoroti terjadinya penurunan kekuatan ruang angkasa Rusia sejak Perang Dingin. Program luar angkasa Uni Soviet yang kuat dicapai selama perlombaan luar angkasa dengan Amerika Serikat di era Perang Dingin. Moskow adalah yang pertama di dunia yang meluncurkan satelit mengelilingi Bumi “Sputnik-1” pada tahun 1957, dan kosmonot Soviet Yuri Gagarin menjadi orang pertama yang memasuki luar angkasa pada tahun 1961.
Saat ini, ekonomi Rusia senilai USD. 2 triliun sedang menghadapi tantangan eksternal terbesarnya dalam beberapa dekade terakhir : Tekanan akibat sanksi Barat dan tekanan dari perang Rusia – Ukraina. Padahal pejabat Rusia berharap melalui keberhasilan misi Luna-25 menunjukkan kepada dunia bahwa Rusia masih dapat bersaing dengan negara adidaya luar angkasa.
“Luna-25” merupakan misi pendaratan di bulan pertama dalam 47 tahun terakhir. Pendarat wahana ke bulan sebelumnya adalah “Luna-24” yang mendarat di permukaan bulan pada 18 Agustus 1976.
“Sistem kontrol penerbangan adalah area yang paling rentan gangguan yang harus diperbaiki berkali-kali”, kata Anatoly Zak, pencipta www.RussianSpaceWeb.com, web site yang melacak program luar angkasa Rusia.
Rusia terus bersaing dengan India. Wahana “Chandrayaan-3” milik India dijadwalkan mendarat di kutub selatan bulan minggu ini. Secara lebih luas, Rusia juga bersaing dengan Tiongkok dan Amerika Serikat.
“Wahana milik India ‘Chandrayaan-3’ dijadwalkan akan mendarat di bulan pada 23 Agustus”, tulis Organisasi Riset Antariksa India (ISRO) di platform media sosial X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter).
Kutub selatan bulan telah lama dipandang sebagai area potensial untuk pemukiman manusia di masa depan.
Program luar angkasa Rusia telah menurun dalam beberapa tahun terakhir karena pemerintah Rusia telah mengalihkan dana untuk menunjang industri militernya. Pada tahun 2012, wahana penjelajah Mars Rusia “Phobos-Grunt” jatuh ke Samudra Pasifik setelah menghabiskan waktu sekitar 2 bulan di orbit Bumi.
“Phobos-Grunt” meluncur dari lokasi peluncurannya di Baikonur Cosmodrome di Kazakhstan pada bulan November 2011. Sebuah kecelakaan terjadi selama penerbangan sehingga gagal untuk mengubah orbit sesuai rencana. Setelah upaya penyelamatan berulang kali, akhirnya wahana penjelajah Mars itu masuk kembali ke atmosfer dan jatuh ke samudera. (sin)