NTD
Pemerintah Tiongkok saat ini sedang menggerakan anti-korupsi di industri medis sehingga banyak rumah sakit yang dilaporkan dan diselidiki oleh pihak berwenang. Sedikitnya ada 5 rumah sakit yang diduga terlibat dalam pengambilan paksa organ secara hidup-hidup.
Rumah Sakit Xiangya Ketiga di Kota Changsha, Provinsi Hunan adalah salah satu yang dilaporkan dan diselidiki. Setelah 9 orang anggota staf medis rumah sakit bersama-sama melaporkan direktur departemen pulmonologi, kasus direktur departemen lain yang menerima “uang ganti rugi bagi pendonor liver” juga ikut terungkap. Hal mana menjadi perhatian masyarakat.
Pada 14 Agustus, whistleblower bermarga Jiang memposting tulisan yang berbunyi, ayahnya telah menjalani transplantasi hati di Rumah Sakit Xiangya Ketiga pada tahun 2018 karena virus hepatitis. Selain biaya transplantasi organ, dokter juga meminta “uang ganti rugi bagi pendonor liver” sebesar RMB. 100.000,-, dan mengatakan bahwa uang tersebut diserahkan ke Palang Merah oleh rumah sakit untuk diteruskan ke pendonor liver sebagai ganti rugi.
Mr. Jiang kemudian menyerahkan uang RMB. 100.000,- itu kepada 2 orang dokter, tetapi ayahnya meninggal dunia 4 hari setelah transplantasi.
Setelah itu, dia meminta rumah sakit untuk mengeluarkan tanda terima tetapi ditolak. Dokter mengatakan bahwa uang itu tidak dikumpulkan oleh individu, bukan oleh rumah sakit, tetapi oleh Palang Merah. Tapi siapa pendonornya dan siapa penerimanya, baik anggota keluarga maupun dokter semua tidak tahu, hanya Palang Merah yang tahu.
Wang Yue, seorang profesor di School of Medical Humanities di Peking University, mengatakan bahwa dokter dapat dicurigai terlibat dalam jual beli organ karena ia yang menerima uang.
Menurut sebuah laporan dari WOIPFGÂ (World Organization to Investigate the Persecution of Falun Gong), bahwa sejak tahun 2016 Rumah Sakit Xiangya Ketiga sudah terungkap memiliki keterlibatannya dalam pengambilan paksa organ praktisi Falun Gong yang masih hidup.
Selain Rumah Sakit Xiangya Ketiga, Rumah Sakit Rakyat Pertama Kota Guiyang di Provinsi Guizhou, Rumah Sakit Afiliasi Kedua Universitas Kedokteran Anhui, Rumah Sakit Fuwai Akademi Ilmu Kedokteran Tiongkok, dan Rumah Sakit Rakyat Distrik Nanshan Kota Shenzhen yang kesemuanya juga melakukan operasi transplantasi organ telah dilaporkan dalam kampanye anti-korupsi. Selain itu orang yang bertanggung jawab terkait transplantasi organ, oleh WOIPFG telah dimasukkan dalam daftar investigasi yang dicurigai mengambil organ dari praktisi Falun Gong yang masih hidup.
Pengembang real estat SOHO dilaporkan berhutang pajak sebesar RMB. 1,9 miliar
Pengembang real estat SOHO China yang didirikan oleh taipan real estate terkenal Pan Shiyi, dalam laporan keuangan untuk paruh pertama tahun ini yang dikeluarkan pada 18 Agustus juga menyebutkan, karena anak perusahaannya “Beijing Wangjing Soho Real Estate” memiliki kewajiban membayar pajak pertambahan nilai tanah dan denda jatuh tempo yang berjumlah RMB. 1,986 miliar, hal mana menyebabkan gagal bayar untuk sejumlah pinjaman grup.
Menurut laporan media Tiongkok, SOHO China, bahwa otoritas pajak mengharuskan perusahaan “Beijing Wangjing Sohou Real Estate Co., Ltd.” melunasi pajak terhutang itu sebelum 1 September 2022. Dan akan dikenakan biaya keterlambatan sebesar 5/10.000 per hari terhitung sejak tanggal tunggakan pembayaran pajak.
Pengumuman tersebut menyatakan bahwa pajak pertambahan nilai tanah sebesar RMB. 30,6 juta telah dibayarkan pada 30 Juni 2023, dan pajak pertambahan nilai tanah sebesar RMB. 1,986 miliar dan biaya keterlambatan terkait belum dibayarkan. (sin)