EtIndonesia. Berkali-kali, hewan menunjukkan kepada kita bahwa mereka tidak hanya memiliki emosi dan perasaan, namun kadang-kadang mereka bahkan bertindak dengan cara yang sangat manusiawi ketika mereka mengekspresikan diri. Memiliki hewan dalam hidup Anda juga sangat bermanfaat, karena hewan memberi kita dukungan melalui saat-saat menyenangkan dan sulit dalam hidup kita, dan mereka juga menjalin hubungan dengan kita yang mengubah hidup.
Orang yang memiliki hewan peliharaan pasti tahu betapa berharganya memiliki anjing atau kucing sebagai teman, namun ada pula yang memiliki hewan ternak, seperti babi dan kuda di sekitar rumahnya yang menunjukkan betapa cerdas dan lembutnya hewan tersebut. Selain itu, hewan bereaksi sangat keras ketika mereka berduka, dan cerita populer seperti Hachiko telah memperkuat fakta bahwa seekor anjing dapat setia hingga akhir hayatnya — bahkan jika pemiliknya meninggal dunia.
Namun, sebuah cerita dari Brazil menunjukkan betapa kuda juga sama seperti manusia dalam hal kesedihan dan emosi. Menyusul kecelakaan sepeda motor di Brasil pada Hari Tahun Baru 2017, Wagner Lima, seorang koboi Paraguay berusia 34 tahun, meninggal dunia. Mereka yang mengenal Wagner tahu apa arti kuda kesayangannya, Sereno, baginya — dan perasaan itu saling menguntungkan.
Saat Wagner dibawa pergi dalam peti mati setelah pemakamannya, jelas bahwa Sereno mengetahui apa yang terjadi pada teman tercintanya. Berduka atas kematian adalah salah satu saat paling menyakitkan dan menegangkan dalam hidup seseorang, dan seperti yang terlihat dalam video tahun 2017 ini, hewan juga merasakan patah hati yang luar biasa saat kehilangan orang yang merawatnya.
Selama bertahun-tahun, Wagner dan Sereno adalah sahabat yang tak terpisahkan. Wando, saudara laki-laki Wagner, langsung tahu bahwa Sereno harus menghadiri pemakaman. Dia tahu sangat penting baginya untuk berdiri di samping anggota keluarga manusia dan teman-temannya.
Wando mengatakan kepada Globo News selama wawancara bahwa kuda itu sangat berarti bagi saudaranya dan sepertinya kuda itu memahami apa yang sedang terjadi. Dia merasa penting baginya untuk mengucapkan selamat tinggal kepada sahabatnya.
Sebuah iring-iringan emosional dipimpin oleh Wando menuju tempat peristirahatan terakhir saudaranya, yaitu di Kota Cajazeiraz, Brazil. Sereno berjalan bersama semua orang, tapi tak seorang pun dalam prosesi itu menyangka reaksi kuda itu ketika dia akhirnya cukup dekat dengan peti mati Wagner untuk mencium baunya.
“Saat kami mengeluarkan peti mati di awal pemakaman, (Sereno) terdengar seperti dia menangis dan seolah-olah dia menyadari bahwa pemiliknya telah meninggalkannya,” kata Francielio Limiera, teman dekat keluarga, kepada USA Today.
“Dia menggebrak tanah dengan kukunya dan terus merengek. Sangat menyedihkan,” lanjutnya.
Setelah menyaksikan reaksi kuda tersebut, Wando menyatakan bahwa, untuk menghormati saudaranya, dia akan mengambil alih perawatan Sereno. Salah satu video menangkap momen yang mengharukan ketika Sereno menyadari Wagner ada di dalam peti mati.
Tidak heran kisah ini telah menyentuh hati banyak orang, dan tidak hanya para pecinta binatang, dengan cara yang viral, karena mengingatkan kita bahwa ikatan antara hewan dan manusia sangat dalam dan kuat.
Menurut beberapa peneliti, terdapat bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa memang ada kekuatan dan pentingnya hubungan manusia-hewan yang bertahan lama.
Menurut Human Animal Bond Research Institute – sebuah organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk meneliti dampak positif dari hewan pendamping – interaksi positif antara manusia dan hewan telah terbukti memiliki dampak yang terukur terhadap satu sama lain.
Pada manusia, para peneliti menemukan bahwa keberadaan hewan peliharaan berdampak positif pada “respon endokrin yang ditunjukkan oleh perubahan kadar kortisol, epinefrin, dan norepinefrin.”
Dan pada hewan, khususnya anjing, kontak dengan manusia terbukti menurunkan kadar kortisol, yang merupakan hormon stres.
Terlebih lagi, hubungan antarspesies ini berpotensi berusia ribuan tahun. Menurut Pedigree, manusia pertama kali memelihara hewan sekitar 12.000 hingga 14.000 tahun yang lalu setelah mereka menemukan bahwa serigala muda dapat dilatih untuk mematuhi pemiliknya.
Hubungan awal hewan-manusia ini terutama bersifat praktis, karena serigala-serigala ini dapat membantu tugas-tugas seperti berburu dan menggembala. Namun, Pedigree juga mencatat bahwa terdapat bukti bahwa manusia telah memiliki hewan pendamping selama ribuan tahun.
“Meskipun anjing peliharaan mungkin diperlakukan dengan hormat di masyarakat primitif, terdapat bukti bahwa setidaknya beberapa anjing juga dianggap sebagai sahabat sejak 12.000 tahun yang lalu. Penemuan makam Paleolitik di Israel Utara, di mana seorang manusia dikuburkan bersama seekor anjing atau anak anjing serigala, menggambarkan hal ini. Tangan orang yang meninggal telah diatur sedemikian rupa sehingga bertumpu pada bahu hewan tersebut, seolah menegaskan ikatan kasih sayang yang mendalam selama hidup,” jelas Pedigree di situsnya.
Hubungan menyentuh Wagner dengan kudanya, Sereno, membuktikan kelanjutan persahabatan kuno antara manusia dan hewan. (yn)
Sumber: apost