EtIndonesia. Perdebatan tentang manfaat dan risiko mengonsumsi aspirin setiap hari terus berlanjut, dan sebuah penelitian baru menambahkan tanda centang lain ke kolom pro.
Para peneliti dari Monash University di Australia menemukan bahwa mengonsumsi aspirin dosis rendah mengurangi perkembangan diabetes tipe 2 pada orang dewasa di atas usia 65 tahun sebesar 15%.
Penelitian ini merupakan bukti lebih lanjut mengenai potensi manfaat aspirin, meskipun sebelumnya ada rekomendasi bahwa orang sehat yang berusia di atas 60 tahun sebaiknya menghindari penggunaan obat tersebut karena risiko pendarahan internal.
“Pengobatan aspirin mengurangi kejadian diabetes dan memperlambat peningkatan kadar glukosa plasma dari waktu ke waktu di antara orang dewasa lanjut usia yang awalnya sehat. Mengingat meningkatnya prevalensi diabetes tipe 2 di kalangan orang dewasa yang lebih tua, potensi obat anti-inflamasi seperti aspirin untuk mencegah diabetes tipe 2 atau meningkatkan kadar glukosa memerlukan penelitian lebih lanjut.” Tulis studi.
Aspirin telah lama dikenal karena khasiatnya dalam mengencerkan darah dan sebelumnya telah direkomendasikan sebagai pengobatan yang aman dan efektif untuk mengurangi risiko serangan jantung.
Namun, pada tahun 2022, U.S. Preventive Services Task Force merekomendasikan untuk tidak menggunakannya pada orang sehat yang berusia di atas 60 tahun, karena peningkatan risiko pendarahan internal lebih besar daripada dampak kecilnya terhadap kesehatan jantung.
Meskipun demikian, penelitian terbaru telah mengidentifikasi potensi manfaat aspirin, seperti mengurangi risiko kanker ovarium dan memperlambat kenaikan kadar glukosa plasma pada lansia.
Penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Monash University ini melibatkan lebih dari 16.000 orang berusia 65 tahun ke atas. Peserta diacak untuk mengonsumsi plasebo atau aspirin dosis rendah (100 mg) setiap hari.
Individu dengan demensia, penyakit kardiovaskular, dan disabilitas fisik apa pun yang menghalangi hidup mandiri tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Pada jangka 4,7 tahun, ditemukan bahwa mereka yang mengonsumsi aspirin mengalami penurunan perkembangan diabetes tipe 2 sebesar 15% dibandingkan dengan kelompok yang mengonsumsi plasebo. Selain itu, kelompok aspirin memperlambat laju peningkatan kadar glukosa plasma, yang merupakan penanda utama diabetes.
Penulis penelitian menekankan bahwa meskipun hasilnya menjanjikan, namun hal tersebut tidak melebihi rekomendasi yang ada saat ini bagi orang lanjut usia yang sehat untuk menghindari penggunaan aspirin karena risiko pendarahan internal.
Faye Riley dari Diabetes UK menyarankan bahwa aspirin dosis rendah setiap hari hanya boleh dikonsumsi atas saran dokter dan menekankan pentingnya pengendalian berat badan, pola makan sehat, dan aktivitas fisik untuk mengurangi risiko terkena diabetes tipe 2.
“Kami tahu bahwa mengonsumsi aspirin setiap hari meningkatkan risiko potensi pendarahan serius pada penderita diabetes dan lainnya, jadi kami menyarankan untuk mengonsumsi aspirin dosis rendah setiap hari hanya jika direkomendasikan oleh dokter Anda, yang akan mendiskusikan dosis yang tepat untuk Anda,” kata Faye Riley.
Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Monash University ini memberikan bukti lebih lanjut mengenai potensi manfaat aspirin dosis rendah dalam mengurangi risiko terkena diabetes tipe 2 pada orang lanjut usia.
Namun, penting untuk dicatat bahwa rekomendasi yang ada bagi orang lanjut usia yang sehat untuk menghindari penggunaan aspirin karena risiko pendarahan internal tetap valid. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sepenuhnya peran agen anti inflamasi seperti aspirin dalam pencegahan diabetes tipe 2.(yn)
Sumber: earth-chronicles