oleh Xu Zhe dan Jiang Diya
Gempa dahsyat melanda Maroko pada 8 September malam. Korban tewas sejauh ini melebihi 2.000 orang dan 2.000 orang lainnya terluka. Pihak kerajaan Maroko mengumumkan bahwa pengibaran bendera setengah tiang di seluruh negeri selama tiga hari berkabung.
Kementerian Dalam Negeri Maroko melaporkan pada Sabtu malam, gempa berkekuatan magnitudo 6,8 terjadi pada Jumat malam. Sejauh ini menewaskan sedikitnya 2.012 orang dan melukai sedikitnya 2.059 lainnya, 1.404 di antaranya luka berat.
Petugas penyelamat berjuang untuk mencapai daerah terpencil yang paling parah, dengan jumlah korban tewas diperkirakan terus meningkat.
Provinsi Alhouz, pusat gempa, terletak di Pegunungan Atlas Tinggi dan terkenal dengan pemandangan desa dan ngarainya.
Seorang Turis asal Inggris,Graham Stewart, yang mengalami gempa bumi pertamanya selama perjalanannya, meminta bantuan dari Eropa dan dunia.
“Orang-orang miskin ini kehilangan rumah mereka, mereka tidak punya air. Ini jelas merupakan bencana alam, tapi saya pikir semua orang di komunitas Eropa dan di seluruh dunia harus membantu,” ujarnya.
Ini merupakan gempa terkuat di Maroko dalam 120 tahun terakhir. Raja Mohammed VI dari Maroko mengumumkan tiga hari berkabung nasional dan para pemimpin dari banyak negara juga menyampaikan ucapan belasungkawa. (Hui)