EtIndonesia. Para ilmuwan di Carnegie Institution for Science, Washington, DC, telah mencapai terobosan besar dalam perburuan kehidupan alien dengan menciptakan tes sederhana. Tes ini, menggunakan kecerdasan buatan (AI), dapat menentukan dengan akurasi 90 persen apakah suatu sampel berasal dari organisme hidup atau tidak. Bagian yang menarik adalah bahwa hal ini mungkin dapat diterapkan pada sampel yang sudah kita miliki, seperti sampel dari Mars.
Terobosan ini menggunakan AI untuk menemukan perbedaan kecil dalam cara molekul disusun dalam sampel. Berbeda dengan metode sebelumnya, metode ini tidak perlu mencari molekul spesifik yang terkait dengan kehidupan. Ini lebih serbaguna, lapor The Independent.
Para ilmuwan melatih AI dengan data dari 134 sampel yang diketahui, memberi tahu apakah masing-masing sampel berasal dari kehidupan atau tidak. Kemudian mereka memberikan sampel baru untuk diidentifikasi, 90 persennya berhasil.
Yang luar biasa adalah AI ini bahkan bisa mengetahui apakah sesuatu itu hidup atau fosil. Ia dapat membedakan antara daun hidup dan daun yang sudah lama mati.
Meskipun sampel sudah lama dan sudah banyak berubah, metode ini masih berfungsi. Ini merupakan masalah besar karena molekul organik, yang dapat menunjukkan adanya kehidupan, sering kali terurai seiring berjalannya waktu.
Ini bukan hanya untuk ruang angkasa. Ini bisa membantu kita memecahkan misteri di Bumi, seperti apakah batuan purba mengandung fosil kehidupan tertua atau tidak. Para peneliti menggunakannya untuk melihat batuan dari berbagai tempat, seperti Australia dan Kanada.
Kecerdasan buatan (AI) adalah alat serbaguna yang mengubah cara kita menggabungkan informasi, memproses data, dan memanfaatkan pengetahuan yang diperoleh untuk meningkatkan pengambilan keputusan, dan hal ini telah merevolusi seluruh aspek kehidupan kita sehari-hari.(yn)
Sumber: wionews