EtIndonesia. Memang benar bahwa setiap individu mempunyai hak dan kebebasan untuk mengambil keputusan. Namun, tentu saja setiap keputusan perlu pertimbangan yang matang, bukan karena terbawa emosi, jangan kemudian timbul penyesalan dikemudian hari.
Seorang wanita bernama Xiaoyu berbagi pengalamannya mengungkapkan penyesalannya setelah melepaskan genggaman seorang pria yang ‘terlalu baik’ yang pernah hadir dalam hidupnya. Mereka sudah menikah dan bagaimana hubungan itu berakhir. Xiaoyu menulis:
“Nama saya Xiaoyu dan saya berusia 32 tahun. Saya sudah menikah sekali dan kini sudah dua tahun perceraian dengan mantan suami saya. Sejak bercerai dua tahun lalu, kami tidak pernah bertemu lagi.
“Kami bertemu untuk pertama kalinya ketika di universitas dan juga bekerja di perusahaan yang sama. Transisi antara kehidupan di universitas dan menjadi pasangan dewasa sangat sulit pada awalnya tetapi kami selalu saling mendukung dan saat itulah kami jatuh cinta.
“Kemudian, kami pindah ke rumah kecil. Pada saat ini, kami tidak menghabiskan banyak waktu bersama tetapi saya ingat bahwa dia selalu mengingat saya dan selalu membeli hadiah apa pun untuk saya, termasuk rela menahan lapar demi menghemat uangnya untuk membelikan saya tas tangan baru.
“Saya dimanjakan bak seorang putri karena dia tidak mengizinkan saya melakukan pekerjaan rumah. Saya sangat senang saat itu dan saya merasa telah bertemu dengan pria impian yang saya ingin habiskan seumur hidupnya.
Tak lama kemudian kami menikah.
“Setelah kami menikah, dia terus menjadi suami terbaik yang pernah saya impikan. Saya berkata bahwa saya tidak ingin memiliki anak pada waktu itu dan dia, walaupun seorang anak tunggal di keluarganya, tidak ragu untuk menyetujui keputusan saya. Saya mengatakan kepadanya tidak mau melihatnya merokok, jadi dia tidak pernah melakukannya. Ketika saya sakit, dialah yang merawat saya dengan penuh kasih.
“Namun, saya menjadi lebih egois dan mulai mengabaikan perasaannya. Semuanya selalu merupakan ide saya, keputusan saya sehingga dia tidak bisa mengajukan pendapat dan idenya dalam pernikahan kami.
“Saya selalu berpikir bahwa dia menurut pada sikap egois saya dan itu adalah caranya mencintai saya tetapi pikiran saya salah. Dia juga memiliki batas dalam kesabaran dan toleransi.
Kare suatu hal, kami akhirnya bercerai, tetapi dia masih meminta maaf kepada saya, mengatakan bahwa dia menyesal karena tidak bisa menjadi suami terbaik yang saya inginkan.
“Setelah bercerai, ego saya terus mengatakan bahwa mantan suami saya akan kembali tetapi dua tahun telah berlalu dan dia tidak pernah menghubungi saya. Saat ini saya sadar bahwa hal-hal hubungan kami sudah berakhir.
“Dengan sebuah takdir kami bertemua lagi dua tahun kemudian saat undangan pesta seorang teman.
“Suatu hari saya pergi ke pesta ulang tahun seorang teman semasa di universitas. Sebelum pesta itu, saya menghadiri pertemuan keluarga, tetapi pasangan saya mengatakan kata-kata kasar yang menyebabkan saya meninggalkannya sebelum saya bisa menghabiskan secangkir kopi yang saya pesan sebelumnya. Pada saat itu, saya ingat mantan suami saya dan bagaimana dia selalu berbicara dengan lembut.
“Saya tidak menyadari bahwa saya meneteskan air mata ketika saya memikirkan masa lalau, ketika tiba-tiba seorang pria menarik kursi di depan saya dan menyerahkan tisu itu kepada saya. Ketika saya mendongak dan melihatnya, saya sangat terkejut.
“Mantan suami saya sedang duduk di seberang meja. Melihat wajahnya di depan saya setelah dua tahun berpisah, yang ingin saya lakukan adalah memegang tangannya dengan erat dan meminta kesempatan kedua.
Sayangnya untuk wanita ini, mantan suaminya telah menemukan kehidupan lain yang lebih baik.
“Ketika saya menyadari bahwa dia datang ke pesta sendirian, hati saya berdebar kencang. Dalam benak saya, apakah dia masih sendiri? Apakah kita masih memiliki kesempatan untuk kembali bersama? Tapi kemudian ponselnya berdering dan dia menjawab: “Ya, sayang, aku akan menemuimu sebentar lagi,” katanya kepada orang itu.
“Dia tersenyum manis kepada saya dan mengatakan bahwa dia harus pergi dulu sebelum langsung keluar melewati pintu itu. Di sana, seorang wanita cantik sedang menunggunya dan mereka saling berciuman.
“Hati saya terasa hancur dan runtuh ketika saya melihat cintanya beralih ke wanita lain. Kami dulu saling mencintai tetapi saya gagal menghargai cinta dan kasih sayangnya. Sekarang dia benar-benar telah pergi ke kehidupan lain dan aku masih merindukannya.
Semakin saya berpikir, semakin saya merasa bahwa mantan suami saya adalah pria terbaik yang pernah saya temui.
Apa artinya jika kita terus hidup dibelenggu dengan rasa penyesalan karena kesalaha yang kita lakukan sendiri.(yn)