oleh Liang Yan
Epochtimes.id- Sumber keamanan senior Eropa memberikan informasi bahwa akhir-akhir ini kapal tanker minyak Rusia setidaknya sudah 3 kali melanggar resolusi PBB karena diketahui menyalurkan minyak di laut kepada Korea Utara. Memberikan bantuan ekonomi kepada negara itu agar bertahan hidup.
Reuters mengutip pemberitahuan dari 2 orang pejabat senior Eropa menyebutkan bahwa meskipun saat ini tidak ada bukti menunjukkan kapal-kapal tanker Rusia itu dimiliki pemerintah, tetapi kapal-kapal Rusia tersebut jelas sedang terlibat dalam upaya menyambung hidup rezim penguasa Korea Utara. Dan hal ini jelas melanggar resolusi sanksi PBB yang dijatuhkan kepada DPRK.
Sejak Reuters mengabarkan pada bulan September bahwa kapal-kapal Korea Utara meninggalkan pelabuhan Rusia dan kembali ke Korea Utara, data satelit pada bulan Oktober dan November menunjukkan bahwa kapal-kapal tanker Rusia menyelundupkan minyak ke Korea Utara di laut.
Kedua orang pejabat senior Eropa yang tidak bersedia diungkapkan namanya kepada Reuters mengatakan bahwa sejak tahun ini, kapal Rusia diketahui berulang kali menyalurkan minyak ke Korea Utara melalui cara pemindahan dari kapal ke kapal di tengah laut.
Sumber tersebut juga menunjukkan gambar intelijen dan satelit laut dari pelabuhan-pelabuhan Timur Jauh Rusia di Samudera Pasifik. Namun karena ini adalah informasi rahasia, maka mereka menolak memberikan rincian lebih lanjut.
Saat ini, Menteri Luar Negeri dan Kantor Bea Cukai Rusia menolak memberikan komentar atas kejadian tersebut.
Beberapa hari yang lalu, Presiden Trump telah mengkritik pemerintah Tiongkok yang secara ilegal menyalurkan minyak ke DPRK, meskipun pihak Tiongkok juga menolak pengakuan.
Pemerintah Korea Utara menopang ekonomi dengan menggantungkan pada minyak mentah impor, dan membutuhkan minyak itu untuk melanjutkan program pengembangan nuklir dan peluncuran rudal balistik untuk mengancam perdamaian dunia.
Sumber mengatakan : “Kapal-kapal itu berasal dari pelabuhan Rusia yang berada di Timur Jauh, menyelundupkan minyak ke Korea Utara”
Menurut dokumen yang ada pada dinas administrasi pelabuhan Rusia, kapal kargo Rusia ‘Vityaz’ pada 15 Oktober meninggalkan pelabuhan Slavyanka dekat Vladivostok dengan membawa 1.600 ton minyak.
Destinasi dari kapal kargo tersebut tercatat sebuah pelabuhan penangkapan ikan di Jepang. Sementara itu, kapal kargo tersebut telah mematikan radio komunikasi selama beberapa hari setelah memasuki lautan lepas.
Pemerintah AS sebelumnya telah meminta DK PBB untuk memasukkan 10 buah kapal yang melakukan transaksi ilegal dengan Korea Utara ke dalam daftar hitam.
Pihak AS mengatakan : “Kapal-kapal tersebut melakukan transaksi ilegal dengan memindahkan minyak sulingan di tengah laut dengan cara dari kapal ke kapal Korea Utara. atau membantu Korea Utara mengangkut batubara yang diekspor ke luar negeri.” (Sinatra/asr)
Sumber : Epochtimes.com