EtIndonesia. Merawat orangtua adalah tanggung jawab setiap anak, namun sebagian orang menganggap bahwa merawat orangtua adalah beban.
Selama lima tahun, mereka telah menyerahkan ibunya kepada seorang pembantu dan tidak pernah mengunjunginya. Akibatnya, ibu meninggalkan warisan untuk pembantunya, sekarang anak-anaknya ingin mendapatkan hak warisan tersebut, menurutmu Anda, apakah ini layak?
He Zhen, 41 berasal dari daerah pedesaan. Bertahun-tahun yang lalu, dia dan suaminya pergi ke kota untuk bekerja. Dia telah bekerja sebagai pembantu rumah di keluarga Hu Meifang, dan telah bekerja di sana selama 9 tahun.
Lebih dari sebulan yang lalu, Hu Meifang meninggal karena sakit. He Zhen awalnya ingin menunggu anak dari Hu Meifang untuk meminta gajinya sebelum kembali ke kampung halamannya, tetapi dia tidak menyangka mereka menolak untuk membayar gajinya, tetapi jutru ingin menuntut dirinya di pengadilan, apa yang terjadi?
Masalahnya ternyata adalah surat wasiat dari Hu Meifang. Sebelum meninggal, orangtua itu telah meminta seseorang notaris untuk membuatkan surat wasiat. Dia memberikan rumahnya kepada He Zhen, pengasuh yang telah merawatnya selama 9 tahun.
Awalnya, He Zhen tidak tahu bahwa dia mendapat warisan dari mantan majikannya, kalau tidak diberi tahu oleh teman Hu Meifang setelah pemakaman wanita tua itu, dan anak Hu Meifang tidak terima dengan surat wasiat itu , mereka menduga bahwa ibu mereka pasti telah dipaksa oleh He Zhen sebelum membuat surat wasiat tersebut.
He Zhen pun marah dan tidak terima akan tuduhan yang tidak beralasan itu.
“Saya tidak terlalu peduli dengan kekayaan yang “tak terduga” ini, dan tidak perlu memperjuangkan hal-hal yang bukan milik saya,” katanya
Dia mengatakan, selama 9 tahun menemani Hu Meifang, dia sudah menyayangi wanita tua itu dan sudah memperlakukannya seperti ibunya sendiri. Sebaliknya, anak wanita tua itu sangat tidak berbakti kepada ibunya yang sudah tua. Dia tinggal di luar daerah, dan bahkan tidak pernah menjengguk ibunya selama 5 tahun.
Menurut kabar dari tetanggaanya Hu Meifang bahwa suami wanita itu meninggal dunia ketika putri mereka Tian Qian masih kuliah. Kemudian, Tian Qian pergi bekerja ke luar negeri.
Orang tua itu dulunya adalah seorang guru. Ibu dan putrinya jarang berhubungan namun hubungan mereka baik-baik saja. Baru setelah Hu Meifang yang sudah lanjut usia menjadi cacat karena kecelakaan lalu lintas sembilan tahun lalu, anakya tidak pernah mengurusnya.
Tian Qian tidak mau tinggal di rumah untuk merawatnya, jadi dia hanya bisa mengeluarkan uang untuk meminta pengasuh untuk merawat orangtuanya. Saat itulah mereka menemukan He Zhen. Setelah menyetujui gaji dengan He Zhen, Tian Qian dan suaminya pergi ke luar negeri lagi.
Dalam beberapa tahun pertama, dia mengunjungi ibunya dan kadang dia juga kembali mengunjunginya sekali dalam beberapa bulan, tetapi sejak 5 tahun belakangan, dia mengalami konflik dengan ibunya, dan tidak pernah mengunjungi lagi.
Penduduk di komunitas memiliki kesan yang sangat buruk terhadap Tian Qian. Sebaliknya, mereka selalu memuji pengasuh ibunya He Zhen.
Mereka mengatakan bahwa He Zhen merawat wanita tua itu dengan segala cara, terlepas dari Tian Qian yang tidak berbakti, dia bahkan tidak mau membayar gaji He Zhen. Meski begitu, dia tidak pernah berpikir untuk pergi.
Meskipun wanita tua memiliki uang pensiun, itu semua untuk biaya hidup sehari-harinya dan He Zhen tidak pernah memikirkan hal ini.
Anak perempuan dan menantu itu tidak pernah kembali ke rumah selama bertahun-tahun dan tidak memahami harga rumah setempat. Mereka mengira bahwa rumah tua seluas 70 meter persegi milik ibu tua itu hanya berharga (sekitar Rp 400-700 juta) yang hanya cukup untuk membayar gaji pengasuh selama lima tahun. Tapi saat mereka mendengar bahwa rumah itu bernilai hampir Rp 2,2 miliar. Mereka menyesali perbuatannya dan mencoba segala cara untuk mendapatkan rumah itu kembali. Pada akhirnya, mereka tidak berhasil mendapatkannya karena wasiat ibunya
He Zhen mengatakan bahwa dia akan menjual rumah dan mengambil gajinya sendiri, dan sisa uangnya akan disumbangkan, yang juga untuk memenuhi impian Hu Meifang yang selalu ingin beramal.
Perilaku He Zhen patut dipuji, dia merawat wanita tua itu bukan demi uang, tetapi memperlakukannya sebagai keluarganya sendiri sementara anaknya sendiri tidak memperdulikannya, sungguh tidak bermoral dengan pasangan tersebut yang masih menginginkan warisan dari wanita tua itu.
Orang-orang baik diberi penghargaan. Saya percaya kehidupan He Zhen akan menjadi lebih baik dan lebih baik di masa depan. Dengan hati yang penuh kasih dan welas asih, masa depan pasti akan cerah.(yn)
Sumber: mnewsc