Yu Liang
Israel dan Hamas menyetujui gencatan senjata selama empat hari pada Kamis (23 November) yang dimulai pada Jumat, setelah itu 13 sandera pertama akan dibebaskan. Sementara itu Perdana Menteri Israel Netanyahu menekankan bahwa gencatan senjata tersebut tidak bertentangan dengan pemusnahan total Hamas.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan Israel dan Hamas akan memulai gencatan senjata selama empat hari pada pukul 7 pagi pada Jumat, 24 November. Gencatan senjata terjadi sehari lebih lambat dari yang diharapkan pada Kamis karena rincian kesepakatan untuk membebaskan para sandera perlu diselesaikan.
“Kedua pihak sepakat bahwa akan ada gencatan senjata komprehensif selama periode ini, termasuk gencatan senjata udara dan darat. Kami berharap tidak akan ada pelanggaran. Kedua belah pihak telah sepakat,” ujar Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed al-Ansari.
Setelah Qatar mengumumkan bahwa 13 sandera akan dibebaskan pada jam 4 sore hari Jumat, Kantor Perdana Menteri Israel mengkonfirmasi bahwa mereka telah menerima daftar sandera yang akan dibebaskan. Pejabat terkait akan memeriksa rincian daftar dan menghubungi pihak keluarga.
Pada hari yang sama, Perdana Menteri Israel Netanyahu bertemu dengan Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez dan Perdana Menteri Belgia Alexander de Croo di Yerusalem.
Netanyahu mengatakan bahwa Israel sepenuhnya mematuhi hukum internasional dalam perjuangannya melawan Hamas dan berusaha untuk tidak merugikan warga sipil. Namun, Hamas sepenuhnya mengabaikan apakah tindakan tersebut merugikan orang yang tidak bersalah. Dia bersikeras bahwa gencatan senjata sementara antara kedua belah pihak tidak akan mempengaruhi penghapusan total Hamas oleh tentara Israel.
“Saya sangat mendesak Anda untuk membuat perbedaan ini, bukan hanya karena hal ini benar dan adil, tetapi karena masyarakat Anda juga terikat dengan keamanan Israel. (Bukan untuk melenyapkan Hamas) Berikutnya adalah Anda. Ini adalah perjuangan untuk peradaban. Itu harus dimenangkan,” kata Netanyahu.
Setelah itu, perdana menteri Spanyol dan Belgia terbang ke Ramallah dan bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang mengusulkan diadakannya konferensi perdamaian internasional mengenai perang Israel-Hamas. (Hui)