Semakin Banyak Informasi Terkait China Evergrande Group dan Xu Jiayin Terungkap

Epoch Times

Setelah Ketua Dewan Direksi China Evergrande Group, Xu Jiayin ditangkap pihak berwenang Tiongkok, banyak cerita seputar Evergrande dan Xu Jiayin muncul ke permukaan. Di antaranya ada ungkapan cerita tentang kebenaran dari sejarah kekayaan Xu yang melejit secara tiba-tiba, dan “tokoh hebat di balik layar” yang memberinya bantuan keuangan dalam jumlah besar. Namun, orang kaya yang pernah menyuntikkan sejumlah besar dana ke Evergrande Group itu pada akhirnya juga tidak mampu “melompati lubang utang besar” galian Xu Jiayin. Baru-baru ini, artikel-artikel terkait cerita tersebut kembali beredar di jaringan Internet Tiongkok.

Pada 28 September, Xu Jiayin dan beberapa eksekutif Evergrande Group dikenakan tindakan wajib oleh pihak berwenang Tiongkok karena dugaan atas sejumlah pelanggaran. Berita tersebut mengejutkan dunia usaha.

Xu Jiayin adalah anggota Konferensi Permusyawaratan Politik Rakyat Tiongkok (Chinese People’s Political Consultative Conference. CPPCC). Pada 1 Juli 2021, bertepatan dengan perayaan 100 tahun berdirinya Partai Komunis Tiongkok, sebagai tamu undangan ia berkesempatan untuk naik ke Mimbar Tiananmen. Dalam pidatonya pada tahun 2018 lalu ia pernah mengatakan : “Segala sesuatu yang saya dan Evergrande miliki adalah pemberian partai, negara, dan masyarakat Tiongkok.”

Xu Jiayin lahir di Provinsi Henan dan dibesarkan di daerah pedesaan miskin. Setelah “Revolusi Kebudayaan” berakhir, ia bisa menempuh ujian masuk perguruan tinggi yang akhirnya diterima oleh Universitas Sains dan Teknologi Wuhan. Kemudian ia bekerja di Perusahaan Besi dan Baja “Wuyang” di Henan selama beberapa tahun.

Pada tahun 1996, Xu Jiayin mendirikan perusahaan Evergrande di Kota Guangzhou. Xu Jiayin berhasil menyusul ledakan industri real estat Tiongkok, dan secara bertahap menjadi “orang terkaya” Tiongkok.

Setelah saham Evergrande go public pada tahun 2009, Xu Jiayin menginvestasikan keuntungan dari ledakan real estate ke perusahaan yang tidak ada kaitannya dengan Evergrande. Pada tahun 2010, Evergrande mengakuisisi klub sepak bola terbaik di Guangzhou. Evergrande menghabiskan miliaran dolar untuk membeli pemain asing. Beberapa investasi Xu lainnya, termasuk pengembangan kendaraan listrik, disesuaikan dengan program yang diprioritaskan partai.

Menurut data dari “Hurun Report”, sebuah firma riset yang melacak kekayaan orang Tiongkok, bahwa kekayaan Xu Jiayin pernah mencapai lebih dari USD. 40 miliar.

Apakah Xu Jiayin menciptakan kerajaan bisnis sepenuhnya dengan kemampuannya sendiri ? Seiring dengan kejatuhannya, “tokoh hebat di balik layar” dan beberapa tokoh “sandarannya” mulai muncul ke permukaan. Selama beberapa kali krisis keuangan yang menimpa Evergrande Group dan Xu Jiayin, ternyata Xu bisa selamat berkat adanya bantuan dari para tokoh pendukung ini.

Di balik pesatnya perkembangan perusahaan Evergrande, utangnya juga cukup tinggi. Pada tahun 2007, total aset Evergrande yang sebesar HKD. 14,8 miliar itu, ternyata memiliki kewajiban yang mencapai HKD. 14 miliar.

Pada tahun 2008, rantai modal Evergrande terputus, sehingga hampir 40 proyek pembangunan perumahan di seluruh Tiongkok terpaksa dihentikan. 

Saat itu, Cheng Yu-tung, orang kaya ternama di Hongkong langsung menyuntikkan dana sebesar RMB. 1 miliar kepada Xu Jiayin, dan juga menawarkan bantuan untuk memperkenalkan orang kaya Hongkong kepada Xu Jiayin. Bagi pebisnis, koneksi berarti uang. Cheng Yu-tung kemudian menarik investor Hongkong Joseph Lau Luen-hung dan lainnya untuk menyuntikkan modal ke Evergrande. Dengan demikian Xu Jiayin dan Evergrande lolos dari krisis keuangan. Bahkan memanfaatkan tren itu untuk menghantarkan Evergrande masuk pasar bursa. Pada tahun 2009, Evergrande berhasil dicatatkan di Bursa Hongkong, dan Xu Jiayin akhirnya menjadi pengendali perusahaan tercatat tersebut.

Dalam beberapa tahun itu nilai saham Evergrande di pasar meningkat sampai beberapa kali lipat.

Hanya sedikit orang yang mengetahui tentang hubungan antara Xu Jiayin dengan Joseph Lau Luen-hung, orang kaya Hongkong tersebut.

Xu Jiayin selain berusaha mempererat hubungannya dengan Lau Luen-hung, tetapi juga memiliki hubungan dekat dengan istrinya Lau Luen-hung

Istri Joseph Lau Luen-hung mengira Xu Jiayin dapat dijadikan “sapi perah” bagi mereka. Menjelang pencatatan Evergrande di bursa saham Hongkong, Lau Luen-hung menginvestasikan dana sebesar USD. 50 juta, dan menjadi salah satu pemegang saham terpenting Evergrande pada saat itu.

Setelah mendapatkan penghasilan yang cukup besar, hubungannya dengan Xu Jiayin memasuki babak baru. Sejak saat itu, setiap kali Evergrande menghadapi krisis, Joseph Lau Luen-hung selalu mengulurkan tangan bantuan.

Pada tahun 2016, istri Lau Luen-hung yang saat itu menggantikan kedudukan suaminya yang beristirahat di rumah karena gangguan kesehatan, kembali menginvestasikan sejumlah besar dana perusahaannya ke Evergrande.

Namun ketika Evergrande kembali mengalami krisis keuangan pada tahun 2021, istri Lau tidak bisa lepas dari implikasinya – dia mulai buru-buru menjual saham Evergrande, walau pada akhirnya dia harus merugi sebanyak lebih dari RMB. 10 miliar. Selain itu, proyek Evergrande lain yang dia investasikan juga gagal menghasilkan uang. Jadi secara total kerugian yang dialami Joseph Lau Luen-hung tidak kurang dari RMB. 20 miliar.

Sebagai mantan orang terkaya di Tiongkok, Xu Jiayin telah mengelabui banyak orang kaya Tiongkok, agar mereka berinvestasi di proyek Evergrande Group. Namun pada akhirnya semua proyek Evergrande terbengkalai. Orang-orang kaya itu termasuk Jack Ma, Ketua Dewan “Suning” Zhang Jindong, dan lain-lain. Reputasi Xu Jiayin jatuh akibatnya.

Sedangkan orang-orang yang paling tertipu oleh Xu Jiayin adalah warga sipil Tiongkok yang membeli rumah di Evergrande, mereka tidak dapat menguangkan kembali bangunan yang belum selesai, tetapi harus tetap membayar angsuran KPR yang cukup besar jumlahnya.

Laporan keuangan Evergrande menunjukkan bahwa total kerugian bersih perusahaan pada tahun 2021 dan 2022 telah melebihi RMB. 800 miliar. Sementara itu, total kewajiban Evergrande yang tercatat pada 31 Desember 2022 mencapai lebih dari RMB. 2,4 triliun.

Artinya, dalam dua tahun terakhir, Evergrande mencatatkan rekor kerugian tertinggi di antara perusahaan-perusahaan Tiongkok lainnya, jauh melebihi kerugian gabungan seluruh perusahaan real estat lainnya pada periode yang sama. Pada saat yang sama, utang Evergrande yang sangat besar itu setara dengan lebih dari 100 kali lipat total laba bersih perusahaan dalam 10 tahun lalu. (sin)