EtIndonesia. Produk makanan organik, rata-rata, 47 persen lebih mahal dibandingkan makanan standar supermarket—namun berkat klaim kesehatan dan manfaat lingkungannya, banyak pembeli tidak keberatan dengan pengeluaran ekstra tersebut. Faktanya, total nilai pasar produk organik di Amerika Serikat bernilai lebih dari 50 miliar dolar pada tahun 2020.
Namun, meskipun industri makanan organik merupakan bisnis besar bagi perusahaan dan petani, pertanyaannya masih tetap ada: Apakah makanan organik benar-benar lebih baik bagi kita dan lingkungan?
AsapSCIENCE merilis sebuah video yang menjelaskan mengapa mengonsumsi makanan organik mungkin bukan obat universal yang dipikirkan kebanyakan orang. Sebenarnya, pola makan organik tidak sepenuhnya bebas bahan kimia. Faktanya, petani organik masih bisa menggunakan pestisida dan fungisida alami untuk menjauhkan serangga perusak tanaman—dan penelitian menunjukkan bahwa pestisida dan fungisida alami tidak lebih baik bagi Anda atau tanah dibandingkan pestisida kimia.
Label juga cenderung menyesatkan. Jika pada kemasan suatu produk tertulis “organik”, maka produk tersebut hanya perlu mengandung 95 persen bahan organik. Persentase ini bahkan lebih rendah jika dibandingkan dengan produk berlabel “terbuat dari bahan organik” atau “mengandung bahan organik”. Dan dalam banyak kasus, bahan-bahan kimia bukanlah hal yang paling dikhawatirkan oleh pembeli: Setiap tahun, makanan organik menyumbang 7 persen makanan yang harus ditarik kembali karena potensi kontaminasi bakteri.
Meskipun kita sangat berhati-hati dalam mengonsumsi makanan yang hanya berlabel “100 persen organik”, masih belum ada bukti konklusif apakah makanan tersebut lebih baik bagi kita atau bagi lingkungan.
Beberapa tahun yang lalu, para ilmuwan Universitas Stanford merilis meta-analisis terhadap 237 penelitian yang membuktikan bahwa buah-buahan dan sayuran organik tidak memberikan manfaat nutrisi lebih banyak dibandingkan produk standar. Sementara itu, penelitian lain yang diterbitkan dalam jurnal Nature menemukan bahwa tanaman organik menghasilkan hasil yang jauh lebih rendah dibandingkan tanaman konvensional. Mereka membutuhkan lebih banyak lahan pertanian untuk pertumbuhannya, sehingga memberikan tekanan yang lebih besar terhadap lingkungan.
Yang menambah kebingungan kita, penelitian lain menunjukkan bahwa metode pertanian organik sebenarnya dapat meningkatkan nutrisi penting dalam makanan, dan beberapa ahli pertanian menyatakan bahwa metode tersebut meningkatkan kualitas tanah.
Singkatnya, tidak ada jawaban pasti mengenai apakah kita membuang-buang uang di Whole Foods atau tidak—namun pada akhirnya, metode produksi sangat bervariasi baik untuk makanan organik maupun konvensional dari satu pertanian ke pertanian lainnya. (yn)
Sumber: science-a2z