NTD
Wabah radang paru-paru komunis Tiongkok yang diduga ada kaitannya dengan virus komunis Tiongkok (COVID-19) sedang menyebar luas di Tiongkok, dan saat ini kasusnya sudah banyak ditemukan di negara-negara Eropa, Asia dan Amerika Serikat. Pakar medis Inggris mengingatkan kita semua untuk mewaspadai 8 gejalanya.
Dalam sebuah laporan pada 5 Desember, media Inggris “Daily Star” menyebut virus ini sebagai “virus pneumonia baru yang misterius dan mirip dengan virus corona dari Wuhan, Tiongkok”.
Menurut laporan tersebut, pejabat medis dari Denmark dan Belanda telah mengonfirmasi bahwa virus tersebut telah menyebar ke negara mereka. Pejabat Belanda mengatakan bahwa hanya dalam satu minggu, tingkat infeksi di antara anak-anak berusia 5 hingga 14 tahun telah meningkat menjadi 130 per 100.000 orang. Sedangkan Denmark melaporkan bahwa peningkatan infeksi di negaranya mencapai 3 kali lipat dalam 5 minggu, dari 168 menjadi 541 kasus.
Sebelumnya dilaporkan bahwa hanya 3 gejala yang menjadi kunci untuk mendeteksi virus tersebut. Namun, Hana Patel, seorang dokter umum komunitas NHS (National Health Service), juga seorang saksi ahli medis dan hukum dokter umum, mengatakan dalam sebuah wawancara eksklusif dengan “Daily Star”, bahwa ada 8 gejala yang perlu diperhatikan oleh masyarakat.
Kedelapan gejala tersebut antara lain : demam tinggi, berkeringat dan gemetar, detak jantung cepat, nyeri dada yang sangat menusuk, sesak napas, kesulitan bernapas di saat tenang, batuk kering yang mengganggu, gangguan kesadaran atau kebingungan.
Menurut Hana Patel, bahwa pneumonia dimulai ketika bakteri, virus atau jamur menginfeksi paru-paru. Hal ini menyebabkan alveoli (kantung udara) di paru-paru meradang dan terisi cairan. Ini mungkin terjadi pada satu paru-paru atau kedua paru-paru. Pneumonia dapat membuat penderitanya cepat sakit dan berakibat fatal. Oleh karena itu, jika ada orang yang merasa menderita pneumonia, maka ia harus segera mendapatkan pengobatan.
“Ini adalah peradangan paru-paru, biasanya disebabkan oleh infeksi, dan kebanyakan orang akan membaik dalam waktu 2-4 minggu, namun bayi, orang lanjut usia, dan penderita penyakit jantung atau paru-paru berisiko mengalami penyakit parah, jadi mungkin membutuhkan perawatan rumah sakit”, kata Hana.
Dr. Hana Patel juga menyinggung soal “paru-paru putih”.
Ia mengatakan bahwa WHO sedang menyelidiki tentang lonjakan kasus pneumonia dan mengapa hal itu terjadi di Tiongkok.
Penyakit pernapasan yang mirip dengan pneumonia komunis Tiongkok ini sedang mewabah di Tiongkok, dan telah menyebabkan banyak munculnya kasus “paru-paru putih”, bahkan kematian akibatnya. Namun PKT masih berusaha keras untuk menutup-nutupi kenyataannya. Banyak orang menduga ini adalah penyebaran dari jenis virus PKT yang bermutasi. Beberapa orang menduga bahwa hal ini mungkin disebabkan oleh gejala sisa dari infeksi virus PKT atau merupakan efek samping dari vaksin buatan dalam negeri Tiongkok.
Beberapa hari lalu, juru bicara WHO menyatakan bahwa wabah ini hanyalah “penyakit yang umum terjadi di musim dingin”. Sedangkan Partai Komunis Tiongkok menegaskan bahwa pihaknya “tidak menemukan adanya virus baru”, dan “wabah ini semestinya tidak akan mempengaruhi pertukaran internasional”. Konsistensi retorika antara WHO dengan pejabat PKT mengingatkan kita pada kejadian 4 tahun lalu, ketika epidemi virus komunis Tiongkok pertama kali merebak. Pada saat itu, PKT dan WHO dituduh sengaja meremehkan epidemi ini, yang mengakibatkan wabah virus PKT menyebar ke seluruh dunia. (sin)