Monica O’Shea – The Epoch Times
Artificial intelligence atau Kecerdasan buatan akan diintegrasikan ke dalam kehidupan kita pada 2024 sebagai bagian dari “kenormalan AI yang baru,” demikian prediksi para pemimpin di Pusat Kecerdasan Buatan Nasional CSIRO.
Organisasi Riset Ilmiah dan Industri Persemakmuran bergabung dengan para pemimpin global yang menggembar-gemborkan kebangkitan AI di masa depan.
Beberapa hari lalu, Bill Gates memperkirakan kecerdasan buatan akan mempercepat penemuan dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Menjelang 2024, National AI Center (NAIC) menyebutnya sebagai “AI normal yang baru”.
Judy Slatyer, pemimpin Responsible AI Scale Think Take NAIC, menggambarkan pertumbuhan “normalisasi” AI di rumah, bisnis, dan pasar global, dan memperkirakan bahwa pada akhir tahun depan, banyak orang akan memiliki asisten AI dan jutaan orang akan menggunakan fitur-fitur teknologi canggih.
“Pada 2024, ratusan juta orang akan menggunakan fitur-fitur AI yang semakin canggih dalam pekerjaan dan kehidupan sehari-hari mereka. Sekitar 54 persen konsumen global sudah menggunakan AI setiap hari dan kita akan melihat peningkatan ini secara signifikan pada tahun depan,” tulis Ms Slatyer di situs CSIRO.
“Pada akhir 2024, banyak dari kita akan memiliki asisten berkemampuan AI. Asisten ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing atau memanfaatkan asisten yang semakin ‘cerdas’ dalam produk dan layanan yang kita gunakan setiap hari.”
Selain itu, pemimpin tersebut juga memperkirakan minat investor terhadap AI akan meningkat pada 2024. Ia mencatat antara Juli dan Agustus di Amerika Serikat, istilah AI digunakan lima kali lebih banyak dibandingkan pada kuartal terakhir 2024.
“Akan tetapi sistem AI harus semakin membuktikan nilai mereka lebih dari sekedar inovatif secara teknologi untuk menghindari AI menjadi sebuah tren,” tambahnya.
Pemerintah Dapat Bertindak terhadap AI
Namun demikian, 2024 mungkin juga merupakan tahun dimana pemerintah mengambil tindakan untuk mengendalikan AI, demikian prediksi CSIRO.
Pada 2023, perusahaan kecerdasan buatan global NVIDIA untuk sesaat menjadi perusahaan senilai US$1 triliun sebagai akibat dari ledakan AI.
Keith Strier, wakil presiden NVIDIA mengatakan badan-badan pemerintah yang berdedikasi akan fokus pada tata kelola AI di masa depan.
“Saya memperkirakan meningkatnya adopsi model AI berskala besar akan membawa perubahan. Kita akan beralih dari pembicaraan tentang tata kelola AI global hingga pembentukan badan khusus yang fokus pada hal tersebut. Ini mungkin termasuk lembaga atau lembaga baru di dalam dan lintas negara,” ujarnya sebagai bagian dari prediksi AI untuk 2024 yang dikutip oleh CSIRO.
Kobi Leins, kepala etika dan tata kelola AI, yang dikutip oleh CSIRO, berbagi wawasannya tentang peran tata kelola dalam AI.
“Saya pikir tata kelola akan menjadi terdepan seiring dengan meningkatnya litigasi dan perusahaan yang mengadopsi lebih banyak teknologi. Penggunaan otomatisasi dan AI akan meningkat, begitu pula skeptisisme, pagar pembatas, dan kecelakaan. Hal ini terjadi bersamaan dengan perubahan iklim yang cepat dan meningkatnya kesadaran bahwa teknologi tidak dapat memperbaiki segalanya,” katanya.
“Kita perlu bersikap skeptis terhadap masa depan. Terpenting, lebih inklusif mengenai siapa yang dapat memutuskan seperti apa masa depan kita.”
Bill Gates Memprediksi AI Akan Berakselerasi
Sementara itu, miliarder Bill Gates memperkirakan “kecerdasan buatan akan mempercepat laju penemuan baru dengan kecepatan yang belum pernah kita lihat sebelumnya” dalam edisi terbaru GatesNotes tertanggal 19 Desember.
Gates memperkirakan AI akan digunakan secara luas di Amerika Serikat dan negara-negara maju dalam dua tahun dari sekarang.
Pendiri Microsoft mengatakan dia menggunakan AI dalam pekerjaannya untuk pertama kalinya pada tahun ini.
“Jika saya harus membuat prediksi, di negara-negara berpenghasilan tinggi seperti Amerika Serikat, saya kira kita masih 18-24 bulan lagi akan mencapai tingkat penggunaan AI yang signifikan oleh masyarakat umum,” kata Gates dalam sebuah postingan.
“Di negara-negara Afrika, saya perkirakan akan ada tingkat penggunaan sebanding dalam tiga tahun atau lebih. Memang masih ada kesenjangan, namun jauh lebih pendek dibandingkan jeda waktu yang kita lihat pada inovasi lainnya.”
Dia mengatakan sebagai seorang kakek-nenek, dia mulai berpikir tentang dunia yang akan diwarisi cucunya dan seperti apa dunia ini ketika generasinya berkuasa.
“Saya bisa mulai membayangkannya: alat yang akan dia gunakan, cara dia tetap berhubungan dengan orang-orang yang dicintainya, masalah-masalah yang bisa dipecahkan oleh inovasi ini,” kata Gates.
“Kami sekarang memiliki pemahaman yang lebih baik tentang jenis pekerjaan apa yang dapat dilakukan oleh AI sendiri dan pekerjaan apa yang akan dilakukan AI sebagai kopilotnya. Kini, semakin jelas bagaimana AI dapat digunakan untuk meningkatkan akses terhadap pendidikan, kesehatan mental, kesehatan mental dan banyak lagi.”