Presiden Filipina Marcos menyampaikan pidato pada acara peringatan hari jadi militer Filipina, menyatakan tekadnya untuk mempertahankan hak-hak Filipina di Laut Tiongkok Selatan. Hal ini menyoroti konfrontasi antar kedua negara tetangga ini yang semakin intensif
oleh Yi Jing
Pada Rabu (20 Desember), menteri luar negeri Filipina dan Tiongkok melakukan panggilan telepon. Partai Komunis Tiongkok memperingatkan Filipina untuk tidak “menciptakan masalah” di Laut Tiongkok Selatan. Partai Komunis Tiongkok juga mengatakan bahwa kerusakan hubungan antara kedua negara dapat menjadi serius yang diakibatkan oleh Filipina. Pada Kamis, Presiden Filipina Marcos Jr. mengeluarkan pernyataan yang menekankan bahwa Filipina tidak takut terhadap ancaman PKT dan akan terus mempertahankan hak-haknya di Laut Tiongkok Selatan.
Dalam pernyataannya, Marcos Jr. mengutip pidatonya pada perayaan ulang tahun berdirinya angkatan bersenjata Filipina hari itu, mengatakan bahwa Filipina selalu menyelesaikan perselisihan secara rasional dan bertanggung jawab dalam kerangka hukum internasional.
Marcos Jr. mengatakan : “Meskipun menghadapi banyak intervensi dan provokasi, Filipina dan angkatan bersenjata selalu menyampaikan suara yang kuat dan beralasan, yaitu mengikuti hukum internasional dan menyelesaikan perselisihan dengan cara yang bertanggung jawab dan tepat”.
Seminggu yang lalu, saat mengangkut perbekalan di perairan dekat Scarborough Shoal dan Second Thomas Shoal, kapal Filipina ditabrak oleh kapal Tiongkok, dan diserang dengan menggunakan meriam air. Kepala Staf Angkatan Darat Filipina Romeo Brawner Jr. berada di kapal yang ditabrak saat itu.
Marcos Jr. mengatakan : “Insiden baru-baru ini yang melibatkan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Filipina jelas mengkhawatirkan. Namun hal ini juga menunjukkan keberanian rakyat Filipina dalam menghadapi ancaman dan tekad teguh kami untuk menjaga dan mempertahankan integritas wilayah kami”.
Di awal Kamis, Menteri Pertahanan Filipina Gilbert Teodoro mengatakan bahwa Filipina berencana untuk melakukan patroli multilateral dengan negara-negara seperti Prancis, India, Kanada, dan Inggris tahun depan, dan mungkin mencapai perjanjian akses dengan Jepang pada tahun 2024 untuk menghadapi semakin intensifnya ancaman dari militer Tiongkok. (sin)