Pada Minggu (7 Januari), tiga bulan setelah pecahnya perang Israel – Hamas, militer Israel mengklaim bahwa mereka telah berhasil menghancurkan struktur komando Hamas di Gaza utara, selain itu juga menyebutkan bahwa tentara Israel akan terus berjuang sampai Hamas benar-benar tertumpas
oleh Yu Liang
Pada Minggu, Pasukan Pertahanan Israel mengatakan bahwa dalam tiga bulan sejak dimulainya perang melawan Hamas, 8.000 militan Hamas telah terbunuh dan 30.000 senjata telah disita. Kekuatan Hamas untuk memimpin Gaza utara sudah lumpuh, tinggal menyisakan perlawanan yang bersifat sporadis. Saat ini, militer Israel sedang memusatkan upayanya untuk menyerang pasukan Hamas di Gaza tengah dan selatan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan hari itu bahwa misi dan tanggung jawab Israel adalah melenyapkan Hamas, meskipun tujuan militernya harus dicapai melalui tekanan-tekanan dunia internasional dan regional.
Perdana Menteri Israel Netanyahu mengatakan : “Kami tidak akan berhenti sampai kami meraih kemenangan. Perang tidak boleh berhenti sampai kami mencapai semua tujuan kami, (kami ingin) melenyapkan Hamas, menyelamatkan semua sandera dan memastikan bahwa Gaza tidak lagi menjadi ancaman (bagi Israel)”.
Ketika tentara Israel menggerebek benteng Hamas di dekat Daraj dan Tuffah di Kota Gaza, mereka juga menemukan bukti bahwa Hamas sedang mengembangkan rudal berpemandu presisi dengan dukungan Iran, termasuk mesin roket dan hulu ledak untuk rudal jelajah.
Israel telah lama menuduh Iran mencoba mengekspor teknologi rudal presisi ke organisasi proksinya di Lebanon, Hizbullah. Sejak dimulainya perang dengan Hamas, Hizbullah juga meningkatkan serangannya terhadap perbatasan utara Israel.
Angkatan bersenjata Houthi Yaman yang juga memperoleh dukungan dari Iran, berjanji akan terus menyerang kapal dagang internasional di Laut Merah sampai Israel menghentikan operasi militernya di Gaza.
Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel Daniel Hagari mengatakan : “Saya percaya bahwa sikap kami cukup jelas terhadap mereka yang sebenarnya tidak perlu memperburuk situasi kawasan. Warga Israel, Gaza, Lebanon, dan masyarakat di seluruh wilayah ini berhak mendapatkan perdamaian, kemakmuran dan kelimpahan. Tetapi itu bukan untuk Hamas dan Hizbullah”.
Militer Israel menyatakan bahwa Hizbullah akan membayar mahal atas keterlibatannya dalam perang Israel – Hamas.
Pada 7 Oktober tahun lalu, Hamas menerobos perbatasan selatan Israel untuk membantai sekitar 1.200 orang dan menculik sekitar 240 orang lainnya. Akibatnya, Israel menyatakan perang terhadap Hamas. (sin)