Korut Menelpon Korsel, Mengakhiri Hotline Komunikasi yang Macet Selama 2 Tahun

Matthew Little

Epochtimes.id- Korea Utara mengakhiri dua tahun perpisahan diplomatik dengan Korea Selatan pada 3 Januari 2017 dengan menelpon di hotline khusus yang dibuat untuk menjaga hubungan antara kedua negara.

Jalur tersebut telah dibungkam selama dua tahun setelah Korea Utara menolak untuk menjawab panggilan, menyusul kritik Korea Selatan mengenai rudal balistik dan uji coba nuklir Korea Utara yang sedang berlangsung.

Perwakilan dari kedua negara tersebut melakukan percakapan 20 menit pada pukul 15.30 waktu Korea Selatan. Menurut laporan, panggilan tersebut sebagian besar digunakan untuk memeriksa masalah teknis jalur komunikasi.

Percakapan tersebut terjadi tak lama setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong Il menyerukan perbaikan hubungan antara kedua Korea dalam pidato Tahun Baru-baru ini. Selanjutnya segera disambut oleh Kementerian Unifikasi Korea Selatan.

kerjasama Amerika - Tiongkok
Tentara Korea Utara melihat ke arah Korea Selatan di desa gencatan senjata Panmunjom di Zona Demiliterisasi (DMZ) pada tanggal 27 Oktober 2017 di Panmunjom, Korea Selatan. (Jeon Heon-Kyun-Pool / Getty Images)

Kementerian Unifikasi mengeluarkan sebuah pernyataan mengatakan, pemerintah Korea Selatan siap untuk berbicara “tanpa memandang waktu, tempat, atau formalitas.”

Menurut terjemahan media yang dikendalikan oleh Korut, Kim mengatakan dalam pidato Tahun Baru-nya bahwa pemanasan hubungan antar-Korea adalah cara yang signifikan untuk merayakan dua peristiwa penting: peringatan ke-70 berdirinya rezim Korea Utara dan Olimpiade Musim Dingin, yang akan berlangsung 9 – 25 Februari di Pyeongchang County, Korea Selatan.

“Kita harus memperbaiki hubungan antar Korea yang membeku dan memuliakan tahun yang berarti ini sebagai peristiwa penting dalam sejarah negara ini,” katanya.

Kim mengatakan kedua negara harus bekerja sama untuk meredakan ketegangan militer dan menciptakan lingkungan yang damai di Semenanjung Korea.

Foto dari kantor berita Korea Utara Korea Utara KCNA yang diambil dan dirilis pada 1 Januari 2018 menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un memberikan pidato Tahun Baru di lokasi yang tidak diketahui.(AFP / Getty Images)

“Iklim yang menguntungkan rekonsiliasi nasional dan penyatuan kembali harus dibentuk,” katanya.

Dia juga mengatakan Korea Utara akan mengirim delegasi ke Pertandingan mendatang, sebuah masalah yang harus segera didiskusikan.

Menurut kementerian kebudayaan Korea Selatan, Ri Son Gwon, ketua komite penyatuan kembali Korea Utara, telah bertugas untuk menyelesaikan kontingen Olimpiade.

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in telah mengetahui kemungkinan pertemuan antara pejabat Korea Utara dan Korea Selatan, sebuah kemungkinan yang menimbulkan pertanyaan tentang peran Amerika Serikat jika kedua negara mengembangkan hubungan secara langsung.

Juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders mengatakan pada Selasa, kemungkinan pertemuan tidak mengubah apapun.

“Kebijakan kami di Korea Utara tidak berubah sama sekali. Amerika Serikat berkomitmen dan masih akan terus memberi tekanan maksimal pada Korea Utara untuk mengubah dan memastikan bahwa pihaknya melakukan denuklirisasi di Semenanjung. ”

Sekretaris Pers Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders berbicara kepada media saat konferensi pers hariannya di Gedung Putih pada tanggal 12 Desember 2017. (Mark Wilson / Getty Images)

Perundingan yang mungkin telah menimbulkan pertanyaan, apakah Korea Utara sedang mencoba mengganjal antara Korea Selatan dan Amerika Serikat.

Sanders mengatakan Amerika Serikat meminta semua negara untuk berbuat lebih banyak untuk menekan rezim Kim. Dia menolak kemungkinan terganggunya hubungan Korea Selatan-AS.

“Aliansi dan persahabatan kita dengan Korea Selatan tetap lebih kuat dari sebelumnya, dan kami berhubungan dekat dengan orang-orang tersebut. Kami akan terus bekerja dengan Korea Selatan untuk memberikan tekanan maksimal pada Korea Utara dan bekerja menuju tujuan bersama utama yang kami berdua miliki. ”

Di Kemenlu AS, juru bicara Heather Nauert, mengungkapkan keraguan tentang apa yang akan terjadi dalam pembicaraan yang diadakan kedua negara.

“Jika Republik Korea dan jika [Korut] ingin melakukan percakapan, itu tidak masalah, tapi kami tidak akan selalu percaya bahwa Kim Jong-un tulus dan dapat dipercaya dalam pembicaraannya,” katanya. (asr)

Sumber : The Epochtimes