3 Motto Investasi Warren Buffett untuk Mengumpulkan Ratusan Miliar Dolar Kekayaan Mulai dari Awal

EtIndonesia. Bermula dari beberapa dolar, Warren Buffett berhasil mengumpulkan kekayaan sekitar 120 miliar dolar, dan terus menginspirasi investor pemula dengan kesuksesan investasinya. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah Buffett cukup mahir dalam menyederhanakan isu-isu kompleks. Jadi bagi investor yang baru memulai, akan sangat membantu jika memahami motto investasi beliau.

Dengan mempelajari pendekatan investasi yang dilakukan Buffett, investor dapat lebih memahami bagaimana miliarder tersebut memperoleh kekayaannya, selain menghindari kemungkinan berbuat kesalahan umum.

Buffett juga seorang investor yang dermawan. Selama Thanksgiving tahun lalu, dia menyumbangkan saham Berkshire Hathaway Inc. senilai 870 juta dolar ke empat badan amal keluarga. Ia mengatakan bahwa dirinya memiliki banyak orang dan hal yang patut disyukuri pada Thanksgiving day.

Berikut adalah 3 prinsip investasi Warren Buffet yang cukup sederhana.

“Jika Anda tidak mau menyimpan saham selama 10 tahun, jangan pula menyimpannya selama 10 menit”

Ada banyak iklan yang menawarkan skema “cepat kaya” melalui perdagangan harian dan sejenisnya, namun Buffett selalu menganjurkan pendekatan investasi jangka panjang. Buffett juga telah membuktikan bahwa cara terbaik untuk membangun kekayaan adalah dengan berpikir dalam hitungan tahun, bukan hari atau jam.

Gejolak harga di pasar saham tidak bisa dihindari, dan melihat berkurangnya nilai investasi Anda pasti bisa membuat frustasi. Namun, seperti Buffett, cobalah mengabaikan kerugian jangka pendek demi keuntungan jangka panjang. Selain itu, secara konsisten menerapkan pendekatan “sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit” adalah kuncinya. Bagi investor ritel, berinvestasi dalam jumlah tertentu setiap akhir bulan dapat mengakumulasi kekayaan lebih cepat.

Contoh yang baik adalah Berkshire Hathaway, yang dimiliki oleh Buffett, yang melakukan investasi sebesar 1 miliar dolar di Coca-Cola pada tahun 1988. Perusahaan tersebut masih memegang saham di Coca-Cola hingga saat ini.

Berkshire Hathaway memegang total 400 juta saham Coca-Cola, yang menghasilkan pendapatan dividen sebesar 736 juta dolar tahun lalu. Dividen tahunan saja menyumbang lebih dari setengah biaya investasi awal perusahaan tersebut. Hal ini menunjukkan potensi keuntungan dari sebuah investasi jangka panjang.

“Pasar saham adalah sarana untuk memindahkan dana dari orang yang tidak sabar ke orang yang sabar”

Saham adalah aset volatilitas yang nilainya bisa turun dan naik. Berkshire membeli saham perusahaan Coca-Cola yang harganya jatuh tak lama setelah kehancuran pasar saham tahun 1987.

Bagi sebagian orang, anjloknya harga membuat banyak orang takut, sehingga banyak orang yang memilih untuk menghindari pasar. Tetapi ada juga pedagang yang mencari keuntungan langsung dengan membuat taruhan jangka pendek melalui pergerakan pasar.

Namun kedua strategi tersebut bukanlah pilihan bagi Warren Buffett. Sebaliknya, dia percaya bahwa kesabaran adalah suatu kebajikan dan merekomendasikan investor untuk selama mungkin mempertahankan saham perusahaan yang dikelola secara baik, dan memiliki prospek pertumbuhan yang bagus.

Semakin lama periode kepemilikannya, maka efek gabungan dari portofolio investasi pribadi akan menjadi semakin besar.

“Jangan pernah berinvestasi dalam bisnis yang tidak Anda pahami”

Anda perlu memahami perusahaan yang sahamnya Anda beli, penting juga bagi investor untuk menuliskan dengan tepat alasan mengapa berinvestasi dalam bisnis tersebut, kata Buffett.

Berkshire Hathaway Group milik Warren Buffett memiliki sekitar 916 juta lembar saham perusahaan Apple (setara 5,9%). Buffett membahas investasinya di Apple dalam sebuah wawancara pada bulan Mei tahun lalu, dan mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang mau kehilangan ponsel iPhone miliknya yang dibeli seharga 10.000 dolar itulah sebabnya dia optimis terhadap perusahaan Apple.

Model bisnis Apple mudah dimengerti. Hampir 20% populasi dunia memiliki iPhone, dan inilah nilai yang diberikan Apple kepada pelanggannya.

Selama lima tahun terakhir, harga saham perusahaan Apple telah naik 368%. Tentu saja, perusahaan Apple juga memiliki risiko, yakni jika saja konsumen mempertimbangkan untuk mengurangi pengeluaran karena meningkatnya biaya hidup. Selain itu, permasalahan yang sedang berlangsung di Tiongkok juga memprihatinkan. (sin/yn)

Sumber: epochtimes