EtIndonesia. Pada bulan Desember 2023, seorang ART berusia 26 tahun, Jomhao Veinthutheng didiagnosis menderita peradangan otak setelah menderita sakit kepala parah.
Cobaannya memburuk pada 13 Januari ketika dia menderita stroke.
Keesokan harinya, dia menjalani operasi darurat untuk mengurangi tekanan di otaknya. Sampai saat ini, dia masih berada di bangsal ketergantungan tinggi.
Untuk menutupi biaya pengobatan yang selangit, majikan Jomhao beralih ke crowdfunding.
Berbicara kepada MS News, majikan Jomhao, Basdeo, mengungkapkan bahwa Jomhao sedang bergulat dengan meningitis, yaitu peradangan otak. Dokter juga mendeteksi bakteri di paru-parunya.
Perawatan berkelanjutannya melibatkan penggunaan steroid dan obat-obatan berbeda.
Sayangnya, stroke yang dialaminya menyebabkan dia mengalami kelumpuhan pada bagian kiri tubuhnya, sehingga sangat menghambat mobilitasnya. Keluarga memahami bahwa kecacatan ini mungkin terjadi seumur hidup.
Saat ini, tim medis belum bisa memastikan secara menyeluruh kerusakan otak akibat stroke tersebut.
Meskipun Basdeo sempat mempertimbangkan untuk mengirim Jomhao kembali ke rumahnya di India, dia ragu-ragu melakukannya karena kerusuhan yang sedang berlangsung di wilayah tersebut. Pada Desember 2023, setidaknya ada 13 korban jiwa dilaporkan dalam baku tembak di Manipur, TIME melaporkan.
Situasi yang bergejolak di kawasan ini akan menimbulkan hambatan besar dalam mengakses layanan kesehatan yang berkualitas.
Meskipun Jomhao telah diatur untuk menerima perawatan di kampung halamannya di bawah perawatan ayahnya, keadaan berubah ketika dia menderita stroke pada 13 Januari. Mengingat parahnya kondisi Jomhao, Ms Basdeo akhirnya mencari perawatan medis untuknya di Singapura.
Basdeo menyoroti bahwa Jomhao baru-baru ini dipindahkan ke bangsal ketergantungan tinggi.
Untuk membantu kesembuhannya, Jomhao akan menjalani serangkaian prosedur penting, termasuk rehabilitasi dan terapi fisik. Upaya komprehensif ini akan membantu membangun kembali kekuatan Jomhao dan memulihkan kesehatannya.
Dalam upaya mereka melewati masa sulit ini, Basdeo dan keluarganya menghubungi organisasi terkait seperti Kementerian Tenaga Kerja (MOM), Kedutaan Besar India, dan perusahaan asuransi.
Namun, mereka menyadari bahwa sebagai majikan yang bertanggung jawab langsung atas perawatan Jomhao, mereka harus menangani sendiri situasinya.
Basdeo lebih lanjut berbagi dengan MS News bahwa saudara laki-lakinya terlibat dalam kecelakaan lalu lintas pada September 2022. Sejak itu, dia dan kakak perempuannya memikul tanggung jawab untuk keluarga.
Menghadapi beban keuangan yang baru dan tiba-tiba ini, Basdeo beralih ke situs crowdfunding Go Get Funding untuk meminta sumbangan guna menutupi biaya pengobatan Jomhao.
Basdeo dan keluarganya telah menetapkan tujuan penggalangan dana sebesar 150.000 dolar Singapura (sekitar Rp 1,7 miliar). Pada saat artikel ini ditulis, penggalangan dana telah mengumpulkan lebih dari 40.000 dolar Singapura. (yn)
Sumber: mustsharenews