NTD
Baru-baru ini, Boeing Company (BA.N) mendapat gugatan dari pemegang sahamnya. Para pemegang saham menuduh Boeing menipu mereka dengan menjanjikan pembuatan pesawat yang aman namun sebenarnya lebih mengutamakan keuntungan daripada keselamatan.
Pada 31 Januari, menurut Reuters, setelah insiden terlepasnya daun pintu exit pesawat milik Alaska Airlines 737 MAX 9, Dipimpin oleh James Diossa, Bendahara Umum Rhode Island, bersama para pemegang saham dari 23 Oktober 2019 hingga 24 Januari 2024 mengajukan gugatan kepada Boeing melalui pengadilan federal di Alexandria, Virginia.
Para terdakwa termasuk CEO Boeing Dave Calhoun dan pendahulunya Dennis Muilenburg, serta Chief Financial Officer Brian West dan pendahulunya Gregory Smith.
Tuntutan ini diharapkan dapat membuat Boeing lebih mengutamakan keselamatan penumpangnya, kata James Diossa dalam sebuah pernyataannya.
Setelah kedua kecelakaan yang dialami pesawat MAX lainnya pada Oktober 2018 dan bulan Maret 2019 dan menewaskan 346 orang, perusahaan Boeing bahkan meyakinkan investor bahwa perusahaan berjanji untuk lebih memperhatikan keselamatan dan tidak akan mengejar keuntungan dengan mengorbankan keselamatan.
Para pemegang saham mengatakan bahwa Boeing menyembunyikan masalah “kontrol yang buruk” pada jalur perakitannya, bahkan menaikkan harga sahamnya, sehingga pernyataannya itu bersifat menyesatkan.
Setelah kecelakaan itu, Komisi Penerbangan Federal (FAC) melarang Boeing memperluas produksi MAX karena masalah keselamatan. Keesokan harinya, harga saham Boeing turun 18,9%, mengakibatkan hilangnya nilai pasar yang mencapai lebih dari USD.28 miliar.
Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA) untuk sementara waktu melarang terbang sebanyak 171 unit pesawat tipe MAX 9 setelah kecelakaan copotnya kulit daun pintu pada 5 Januari, sehingga terjadi pembatalan ribuan penerbangan Alaska Air Group (ALK.N) dan United Airlines (UAL.O).
Tidak ada korban jiwa dalam insiden pesawat Alaska tersebut, namun beberapa penumpang tetap mengajukan gugatan kepada Boeing dan Alaska Airlines.
Pada Rabu (31 Januari), Boeing mengatakan bahwa pihaknya tidak dapat memberikan target keuangan setahun penuh karena ketidakpastian mengenai pesawatnya. Boeing juga mengumumkan hasil kuartal keempat, yang mencakup kerugian sebesar USD.30 juta, pendapatan USD.22 miliar, dan arus kas sebesar USD.22 miliar.Â
Pada Rabu (31 Januari) seorang juru bicara Boeing menolak memberikan komentar lebih jauh. (sin)