NTD
Setelah terjadi kerusuhan di dalam pusat penahanan imigrasi di Bidor, Perak, Malaysia utara pada Kamis (1 Februari) malam, lebih dari seratus orang pengungsi Rohingya melarikan diri, termasuk 1 orang pria yang tewas tertabrak mobil saat melarikan diri. Pejabat dari kepolisian dan lembaga lainnya masih berupaya mencari dan menangkap kembali mereka yang melarikan diri. Pihak kepolisian juga sedang melakukan penyelidikan terhadap penyebab kerusuhan dan pelarian massal para pengungsi Rohingya.
Sebanyak 115 orang pengungsi Rohingya dan 16 orang lainnya yang kesemuanya adalah laki-laki telah melarikan diri dari pusat penahanan imigrasi sementara di Bidor, Perak setelah terjadi kerusuhan.
Pada 2 Februari 2024, petugas imigrasi melakukan pemeriksaan di dekat pusat penahanan imigrasi di Bidor, negara bagian Perak, Malaysia utara, setelah lebih dari 100 pengungsi Rohingya meninggalkan pusat penahanan tersebut. (Mohd Rasfan/AFP/Getty Images)
Kepala Polisi Bidor Mohamad Naim Asnawi mengatakan kepada reporter AFP bahwa petugas dari kepolisian dan lembaga lainnya masih sedang mencari mereka yang melarikan diri.
Dia mengatakan seorang pengungsi yang namanya belum diketahui lantaran melarikan diri di jalan raya utara – selatan dalam kegelapan, akhirnya tewas tertabrak mobil yang lewat.
Pada 2 Februari 2024, petugas imigrasi memeriksa sungai di dekat rutan. (Mohd Rasfan/AFP/Getty Images)
Reuters melaporkan bahwa ini adalah pelarian massal kedua dari pusat penahanan imigrasi di Malaysia dalam dua tahun terakhir.
Pada April 2022, 582 orang pengungsi Rohingya asal Myanmar melarikan diri dari pusat penahanan imigrasi di Kedah, Malaysia bagian utara. Saat itu, ada 6 orang pengungsi tewas juga karena tertabrak kendaraan di jalan raya. (sin)