ErabaruNews – Chef Selebritis dan juru kampanye, Jamie Oliver mendesak seluruh pemerintahan di dunia untuk melarang penjualan minuman berenergi kepada anak-anak. Dia juga menyerukan agar produk tersebut diatur penjualannya seperti rokok.
“Kita harus melakukan ini. Karena minuman ini membuat anak-anak kita menjadi pecandu. Konsumsi bagi mereka adalah, menurut saya, mirip dengan narkoba,” ujar Oliver, seperti dikutip The Epoch Times dari The Mirror, Selasa (9/1/2017).
Oliver adalah juru kampanye yang telah mempelopori upaya untuk memerangi penyakit terkait diet pada anak-anak. Dia juga mendukung seruan National Education Union untuk menetapkan batas usia 16 pada semua penjualan minuman energi.
Jamie Oliver urges Government to ban selling energy drinks to kids https://t.co/mgq2ECJTAp pic.twitter.com/7NUr7WPn54
— The Mirror (@DailyMirror) January 5, 2018
Juru masak terkenal ini menuturkan bahwa dia pernah melakukan kampanye gizi di sebuah sekolah. Dia berdiri di gerbang sekolah dengan voucher makan malam, dan menawarkan kepada anak-anak dan remaja untuk menukar energy drink mereka dengan kupon itu.
“Waktu itu, saya menemukan minuman energi pada satu dari empat kotak makan siang anak-anak sekolah dasar,” beber sang koki.
Guru mengatakan tingkat konsumsi minuman energi yang tinggi pada minuman energi di kelas sangat mengganggu proses belajar mengajar. Kejadian itu terjadi di sebuah fasilitas pendidikan di Norwood, London tenggara.
“Ini mengerikan. Dan itu salah. Tapi itu terjadi di ratusan sekolah di Inggris setiap hari,” kata Oliver.
Kini, dia terus berjuang untuk larangan total penjualan minuman energi untuk usia di bawah 16 tahun.
TONIGHT on #FridayNightFeast @Channel4 8pm – ENERGY DRINKS! We've been hearing it from the front line – teachers, parents – energy drinks are #NotForChildren! Tweet & tell the Health Secretary, @Jeremy_Hunt, that he needs to ban the sale of energy drinks to children under 16! pic.twitter.com/XeDrQS4hzO
— Jamie Oliver (@jamieoliver) January 5, 2018
Banyak merek minuman berenergi mengandung 160 miligram (mg) kafein per 500ml. Menurut Oliver, anak usia 10 tahun seharusnya tidak mengkonsumsi lebih dari 99mg per hari.
“Anda punya anak-anak yang diam-diam membelinya. Lalu ada bagaimana mereka menyembunyikannya saat mereka membeli makanan, mereka meminumnya lagi saat makan siang, untuk bangun lagi. Mereka meminumnya sebelum tidur sehingga mereka bisa tidur nyenyak,” keluh Chef Oliver.
Dia mengatakan industri minuman energi adalah bisnis besar senilai 1,5 miliar pounsterling atau 2 miliar dolar AS.
Produsen memang mengaku melakukan langkah untuk mencegah anak-anak mengkonsumsi produk mereka, seperti dengan menempatkan label peringatan, ‘Tidak direkomendasikan untuk anak-anak’. Namun, Jamie mengklaim bahwa warna dan kemasan pada kaleng dan botol, serta kalimat iklan, sengaja dibuat menarik dan ditujukan untuk anak-anak.
“Ketika kita melihat orang-orang dari industri minuman mereka berkata, ‘Oh, kita sepenuhnya setuju, kita tidak boleh memasarkannya kepada anak-anak’. Tapi saya tahu mereka tahu berapa proporsi pertumbuhan pendapatan mereka dari anak-anak. Menurut saya, 25 persen konsumen mereka sekarang berusia di bawah 16 tahun,” hardiknya.
Oliver menolak tuduhan over-regulation.
“Ada obrolan tentang peraturan ini, tapi sebenarnya hanya mengatakan pada orang-orang dewasa ; ‘Berperilaku baik. Dan perlakukan anak-anak kita dengan benar.'”
Dan dia yakin ini adalah kampanye yang bisa dimenangkan.
“Tidak, kita bisa melakukan ini, sobat. Kami mencakar sedikit. Dan jika kita bisa meraih kemenangan atas ini, maka akan ada lagi episode selanjutnya.” (waa)