Tim Satgas Gabungan Penanganan Darurat Banjir Demak mulai melakukan operasi pembersihan lingkungan secara masif di desa terdampak. Kegiatan yang dilakukan dengan mengerahkan organisasi perangkat daerah (OPD) dari lintas daerah di sekitar Kabupaten Demak ini berlangsung mulai Selasa (27/2), dengan lokasi yang berawal dari Jembatan Tanggulangin, Karanganyar, Demak, Jawa Tengah.
Sedikitnya sebanyak delapan kabupaten dan kota di sekitar Demak turut membantu mengerahkan UPT terkait guna melakukan pembersihan massal sisa sampah banjir di 10 desa. Daerah tersebut di antaranya Kabupaten Kudus, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Kendal, Kabupaten Pati, Kabupaten Batang, Kota Semarang, Kabupaten Semarang, dan Kabupaten Jepara.
Sekretaris Daerah Kabupaten Demak Akhmad Sugiharto mengatakan, kegiatan pembersihan ini dilakukan merujuk pada keputusan rapat evaluasi Posko Terpadu Penanganan Banjir Demak per Senin (26/2) serta didukung oleh Pemprov Jateng. Ditargetkan dua desa dapat dibersihkan dalam kurun waktu paling cepat dua hari.
“Kegiatan hari ini diawali dengan Apel bersama untuk membersihkan desa-desa yang masih banyak sampah. Kita targetkan semua desa bersih dari sampah kita juga sudah _mapping_ dari Posko Terpadu, karena pembersihan sebelumnya kurang terarah diharapkan nanti setelah lebih terarah bisa terlihat progress-nya,” kata Akhmad, di sela kegiatan pembersihan massal, Selasa (27/2) dalam siaran pers Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB.
Sejauh ini, menurut monitoring yang dilakukan oleh Posko Terpadu, sebanyak empat dari 10 desa terdampak parah sudah tergolong bersih setelah masyarakat secara mandiri melakukan pembersihan dan mengumpulkan sampah yang tersisa.
“Tinggal enam desa yang masih kotor, kalau yang empat desa sudah lumayan bersih tinggal diangkut sampah yang sudah dikumpulkan di pinggir jalan,” sambung Akhmad.
Akhmad mengatakan, ke depan tim gabungan akan dikerahkan guna menyasar fasilitas umum dan fasilitas sosial yang ada seperti tempat ibadah, sekolah, kantor pemerintahan, dan jalan raya untuk dibersihkan. Selain itu, tim gabungan penanganan darurat juga dalam proses penyusunan data terkait sejumlah fasos dan fasum yang rusak.
“Tim ini kita gerakkan yang paling utama adalah membersihkan fasum dan fasilitas sekolah, masjid, sekolah-sekolah ini yang menjadi tujuan utama kita bersih bersih kita tidak membersihkan di area rumah tapi di area fasum dan sosial termasuk di jalan-jalan. Terkait kerusakan dalam hal ini kita sudah mendata semua termasuk murid yang terdampak kerusakan yang ada, nanti akan kita data,” pungkas Akhmad. (BNPB/asr)