Untuk menjaga perdamaian di kawasan Indo-Pasifik, latihan militer multi-nasional “Cobra Gold” resmi diluncurkan di Thailand pada Selasa (27 Februari). Jepang, Korea Selatan, Indonesia, Malaysia, dan lain-lain, total 30 negara dengan hampir mencapai 10,000 orang personel militer berpartisipasi dalam latihan tersebut
oleh Yu Liang dan Chi Xiao
Latihan militer terbesar di Asia Tenggara “Cobra Gold” dibuka di Pangkalan Udara Angkatan Laut U-Tapao di Thailand tengah, Selasa (27/2) Sekitar 9.500 orang dari 30 negara termasuk Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, Thailand, Indonesia, Malaysia, Singapura dan lainnya berpartisipasi dalam latihan militer tersebut.
Pasukan multi-nasional akan melakukan latihan tempur di lima lokasi, termasuk pendaratan amfibi, terjun payung strategis, penembakan amunisi langsung dari udara, dan transmisi informasi jaringan ruang angkasa, untuk meningkatkan kerja sama antar militer dari negara peserta.
Xavier T. Brunson, komandan Angkatan Darat Pertama AS mengatakan : “Kami akan melakukan sejumlah latihan, termasuk latihan komando, kontrol di ruang angkasa dan dunia maya, namun hal yang paling penting adalah apa yang harus kami lakukan di lapangan, yaitu membangun interoperabilitas personel dan prosedur antar peserta”.
Latihan militer multi-nasional “Cobra Gold” pertama kali dilakukan pada 1982 dan tahun ini merupakan yang ke-43 kalinya. Hal ini menunjukkan tekad kuat Amerika Serikat dan negara-negara Asia Tenggara untuk menjaga perdamaian wilayah Indo-Pasifik.
Xavier T. Brunson mengatakan : “Artinya bagi kita semua adalah persahabatan, kemitraan, dan nilai-nilai bersama yang telah kita bangun bersama selama puluhan tahun, untuk mewujudkan tekad kita yakni wilayah Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka”.
Para pejabat mengatakan latihan tersebut juga digunakan sebagai persiapan untuk menghadapi konflik militer internasional, selain menanggapi ancaman dari rezim totaliter seperti Partai Komunis Tiongkok.
Robert F. Godec, Duta Besar AS untuk Thailand mengatakan : “Latihan militer ‘Cobra Gold’ tahun ini akan mempersiapkan kita untuk menghadapi krisis multi-nasional baru dan tantangan baru di masa mendatang”.
Selain pelatihan gabungan dengan amunisi riil, negara-negara peserta juga akan melakukan pelatihan dukungan kemanusiaan. India dan Australia juga berpartisipasi sebagai negara pengamat. Latihan militer tersebut direncanakan berakhir pada 10 Maret 2024. (sin)