Oleh Jasper Fakkert
Setiap serangan melawan Presiden Donald Trump sejauh ini telah gagal.
Narasi tentang Donald Trump yang berkolusi dengan Rusia telah hancur berantakan. Klaim-klaim bahwa Trump akan melukai ekonomi atau posisi Amerika di dunia telah terbukti salah.
Perekonomian Amerika sedang booming, dan lebih banyak negara memiliki penghormatan baru terhadap Amerika.
Garis serangan terbaru adalah kesehatan mental.
Para politisi, organisasi-organisasi media, dan para pakar berkerumun seputar narasi baru tentang kesehatan mental Donald Trump.
Akhir permainan? Untuk menghasut kemarahan publik yang cukup besar, para politisi melangkah masuk dan dengan paksa melepas Donald Trump dari jabatannya.
Narasi kolusi Rusia yang gagal memiliki tujuan yang sama.
Pembukaan tembakan serentak untuk jalur serangan terbaru dikeluarkan oleh Michael Wolff, yang baru saja menerbitkan hit-job (serangan tidak adil yang sengaja dirancang untuk merusak reputasi) dalam bentuk sebuah buku yang menggambarkan seorang presiden yang tidak stabil.
Organisasi-organisasi media, yang para pemilik perusahaannya menentang Donald Trump, kemudian digunakan untuk menyebarkan narasi tersebut.
Hal ini menjadi jelas saat sebuah konferensi pers Gedung Putih pada 4 Januari, ketika seorang reporter meminta sekretaris pers Gedung Putih Sarah Sanders untuk menanggapi tuduhan bahwa Donald Trump “secara mental tidak layak untuk menjadi presiden.”
Sanders dengan tepat menggambarkan anggapan tersebut sebagai “tercela dan menggelikan.”
“Jika dia tidak layak, dia mungkin tidak akan duduk di sana dan tidak akan mengalahkan kandidat kandidat paling berkelas yang pernah dilihat Partai Republik,” Sanders melanjutkan dengan mengatakannya. “Ini adalah pemimpin yang sangat kuat dan baik.”
Namun tegurannya tidak akan menghentikan media untuk mendorong narasi tersebut. Publikasi Inggris The Times memuat sebuah berita utama dalam edisi 5 Januari dengan judul “Trump’s Mental Health Questioned by Top Aide” (Kesehatan Mental Trump Dipertanyakan oleh Ajudan Tertinggi).
Menggunakan kata-kata mantan Presiden Barack Obama, “pemilihan umum memiliki konsekuensi, dan pada akhirnya, saya menang.”
Trump memenangkan pemilihan presiden yang adil dan jujur. Upaya-upaya yang sedang berlangsung untuk mendelegitimasi kepresidenannya hanya dapat digambarkan sebagai usaha kudeta untuk mengeluarkannya dari jabatannya.
Upaya terakhir ini, bagaimanapun, juga akan gagal.
Ribuan jam acara televisi pada jam tayang utama (primetime) dan artikel-artikel berita yang didedikasikan untuk narasi kolusi Rusia yang belum terbukti tidak mampu mempengaruhi pendapat orang tentang Donald Trump.
Dengan booming ekonomi, tingkat pengangguran paling rendah sejak tahun 2000, pajak semakin rendah, dan posisi Amerika dipulihkan di seluruh dunia, apakah ada orang yang benar-benar membeli narasi “kesehatan mental” Trump?
Donald Trump telah menunjukkan dirinya sebagai pemimpin yang tidak hanya sangat peduli dengan Amerika dan rakyatnya, tapi juga bisa menyelesaikan banyak hal.
Orang Amerika tidak sebodoh seperti yang beberapa politisi dan organisasi media pikirkan.
Sebagai ganti melihat politisi dan media bergerak dari satu garis serangan ke serangan lainnya, mencari kekuatan-kekuatan apa, Amerika akan sangat diuntungkan oleh orang-orang yang memegang teguh demokrasi.
Itu tidak berarti bahwa Anda harus setuju dengan Trump, atau politisi lain dalam hal ini, itulah sebabnya kita mengadakan pemilihan.
Tapi itu berarti bahwa Anda seharusnya tidak melakukan kegiatan tidak bermoral, dan mungkin ilegal, untuk menggulingkan presiden terpilih hanya karena Anda tidak menyukainya. (ran)
ErabaruNews