NTD
Bagi warga sipil di Jalur Gaza yang sangat membutuhkan bantuan, Kementerian Pertahanan AS menyatakan pada 25 April bahwa militer AS telah memulai pembangunan dermaga sementara yang akan digunakan untuk menerima pengiriman barang bantuan kemanusiaan dan pasti bisa dioperasikan pada awal Mei.
Agence France-Presse yang mengutip ucapan juru bicara Kementerian Pertahanan AS Pat Ryder memberitakan kepada wartawan : “Saya dapat memastikan bahwa kapal perang AS … telah memulai membangun dermaga sementara dan jalan lintas lautnya.”
Dia mengatakan bahwa terminal tersebut sudah dapat dioperasikan pada awal Mei. “Semuanya masih berjalan sesuai rencana”, katanya.
Pat Ryder juga mengatakan bahwa daerah di pantai dekat tempat yang nantinya akan menjadi lokasi pengiriman bantuan mengalami kerusakan ringan akibat “serangan mortir”, hal ini menunjukkan situasi di Gaza masih penuh dengan bahaya.
Unit Kementerian Pertahanan Israel yang bertanggung jawab atas urusan warga sipil Palestina menyatakan, bahwa ketika personel Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengunjungi lokasi kerja bantuan kemanusiaan di Gaza utara pada tanggal 24 April, para militan menembakkan mortir ke lokasi tersebut. Untungnya, tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.
“Kami menilai serangan itu tidak ada hubungannya dengan misi (pembangunan dermaga sementara) ini atau pengiriman bantuan kemanusiaan dari laut”, kata seorang perwira senior militer AS kepada wartawan.
Perwira AS tersebut juga menguraikan prosedur pengiriman bantuan melalui laut, dengan mengatakan bahwa bantuan perlu dikirim terlebih dahulu ke Siprus untuk diperiksa kemudian diaturkan pengirimannya ke Gaza.
Setelah bantuan dimuat ke kapal komersial dan diangkut ke platform terapung yang beberapa mil dari lepas pantai Gaza, barang bantuan itu kemudian dipindahkan lagi ke kapal yang lebih kecil yang akan berlayar menuju dermaga.
Brigade transportasi AS dikerahkan ke Timur Tengah untuk membantu kelancaran bantuan kemanusiaan multinasional di Gaza. (Roberto Schmidt/AFP/Getty Images)
Setelah lebih dari 6 bulan Hamas menyerang Israel (7 Oktober), Warga sipil Gaza sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup akibat Israel terus melancarkan operasi militer terhadap organisasi militan Hamas.
Pada 24 April, seorang pejabat Program Pangan Dunia memperingatkan bahwa Jalur Gaza mungkin harus menghadapi tiga “ambang bencana”, yaitu kerawanan pangan, kekurangan gizi dan kematian dalam 6 pekan ke depan. (sin)