BANDUNG – Para praktisi Falun Dafa atau Falun Gong menyemarakkan Falun Dafa Day 2024 tepatnya setiap 13 Mei di Kota Bandung, Jawa Barat. Para praktisi yang tergabung dalam barisan marching band dan genderang pinggang tampil di sebuah pusat perbelanjaan di Kota Bandung, Jumat (10/5/2024). Kedua barisan tersebut membawa spanduk yang bertuliskan ‘Falun Dafa’. Pada Minggu (12/5/2024) para praktisi Falun Dafa yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia tersebut hadir di Monumen Bandung Lautan Api di Lapangan Tegallega, Kota Bandung. Ini juga menandai ulang tahun pengenalan disiplin spiritual ini kepada publik 32 tahun silam dan Hari Falun Dafa Sedunia ke-25.
Ini adalah kegiatan tahunan yang biasa digelar oleh praktisi Falun Dafa di seluruh dunia termasuk Indonesia. Pada tahun ini secara khusus digelar di Kota Bandung yang menghadirkan dari praktisi berbagai daerah di Indonesia. Selama di kota Bandung, sejumlah praktisi Falun Dafa lainnya membagikan bunga lotus serta brosur yang menjelaskan tentang fakta kebenaran Falun Dafa.
Tak hanya sebatas itu, para praktisi Falun Dafa juga memberikan penjelasan secara langsung kepada masyarakat kota Bandung tentang manfaat latihan ini yang sudah tersebar ke seluruh dunia.
Latihan Falun Dafa, yang juga dikenal sebagai Falun Gong, menarik sekitar 70 juta hingga 100 juta pengikut di Tiongkok pada tahun 1990-an. Berfokus pada prinsip-prinsip Sejati-Baik-Sabar, disiplin spiritual ini menggabungkan meditasi dan latihan qigong yang bergerak lambat. Latihan ini pertama kali diperkenalkan ke publik oleh Master Li Hongzhi pada tahun 1990-an.
Meskipun dipraktikkan secara bebas di tempat lain di seluruh dunia, Falun Gong telah dianiaya dengan kejam di Tiongkok oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT) sejak 1999.
Selama hampir 25 tahun penganiayaan brutal, tak terhitung berapa banyak praktisi Falun Gong yang telah dibunuh melalui penyiksaan, kerja paksa, dan pengambilan organ tubuh secara paksa. Bahkan, menjadi sasaran berita bohong hingga ujaran kebencian. Para penyintas di Tiongkok – dan para praktisi di lebih dari 100 negara di seluruh dunia – mengatakan bahwa penganiayaan yang dilakukan oleh PKT yang bertujuan agar para praktisi meninggalkan keyakinannya, tidak dapat meruntuhkan tekad dan semangat mereka.
Selain membangkitkan kesadaran publik tentang kebenaran fakta tentang Falun Dafa, para praktisi Falun Dafa yang berasal dari berbagai daerah serta provinsi seperti DKI Jakarta, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kepulauan Riau, Riau, Lampung serta Sumatera Selatan memberikan ucapan selamat Ulang Tahun kepada pencipta Falun Dafa, Masteri Li Hongzhi yang diwujudkan dalam sebuah spanduk besar di Monumen Bandung Lautan Api di Lapangan Tegallega, Kota Bandung. Selain itu, para praktisi Falun Dafa membentuk barisan huruf besar DAFA. Para praktisi Falun Dafa juga membentangkan tulisan besar Falun Dafa Hao, Zhen Shan Ren Hao (artinya Falun Dafa Baik, Sejati-Baik-Sabar, Baik).
Ozi, seorang praktisi Falun Dafa dari Bandung menyebutkan bahwa dirinya banyak mendapatkan manfaat dari latihan ini. Ia dulunya pernah mengidap asam urat, tingginya gula darah dan kolesterol, akan tetapi kini mengalami peningkatan kesehatan. Oleh karena itu, ia menyarankan agar masyarakat luas bisa mengetahui lebih jauh tentang latihan Falun Dafa.
“Saya berharap masyarakat bandung bisa mengikuti Falun Dafa karena sangat besar manfaatnya untuk jiwa dan tubuh kita,” ujarnya.
Senada yang disampaikan Ozi, rekan praktisi Falun Dafa dari Bandung lainnya, Oke menuturkan tentang manfaat latihan yang diperolehnya secara fisik dan non fisik yakni tentang peningkatan spiritual. Ia menuturkan, setelah membaca buku utama Falun Dafa, yakni Zhuan Falun, membuat dirinya tercerahkan dalam meningkatkan watak dan menemukan jawaban atas perjalanan spiritualnya.
“Itu adalah petunjuk bagaimana kita menjadi manusia Sejati-Baik-Sabar, ini luar biasa, saya menemukan bagaimana menemukan pribadi yang sempurna,” imbaunya.
Kepada masyarakat kota Bandung, Oke menuturkan, latihan Falun Dafa ini adalah hal-hal luar biasa yang mana harus diketahui dan dipahami tentang bagaimana masyarakat berlatih untuk menyehatkan diri, tidak lagi semata membantu orang menyembuhkan diri, tapi bagaimana kita menyembuhkan diri kita sendiri serta belajar untuk memperbaiki diri sendiri.
Sementara itu, Komang Widyapura dari Klungkung, Bali juga menuturkan dirinya dengan berlatih Falun Dafa dirinya berusaha mematut diri dengan prinsip Sejati-Baik-Sabar yang mana seiring waktu semakin tekun dan gigih dengan latihan ini hingga membuat kesehatannya lebih baik.
“Sebelumnya, saya berlatih Falun Dafa, saya memiliki masalah dengan kesehatan, setelah berlatih Falun Dafa menjadi lebih baik, karena itu, mari kita berlatih Falun Dafa,” ujarnya.
Sedangkan praktisi Falun Dafa dari Bali lainnya Ni Putu dari Kuta Selatan, Bali, menuturkan dia menjalani latihan Falun Dafa bersama suaminya serta keluarga besarnya. Ia mampu meningkatkan wataknya walaupun baru menjalani tiga tahun berlatih Falun Dafa.
“Contohnya saya ketika menghadapi masalah langsung emosi, tapi sekarang ini, lebih terkontrol,” ujarnya.
Ia juga mendapatkan keajaiban yang luar biasa setelah membaca buku utama Falun Dafa, Zhuan Falun.
“Setelah membaca buku luar biasa, banyak yang saya dapat, dulu saya mudah sakit, saya bisa meneguhkan pikiran positif dalam pikirannya saya,” simpulnya. (asr)