EtIndonesia. Dalam laporan edisi kedua tentang tolok ukur natrium untuk berbagai kategori makanan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan konsumsi garam.
Berdasarkan laporan tersebut, di antara sekitar 8 juta orang yang meninggal karena pola makan yang buruk secara global, hampir dua juta orang kehilangan nyawa karena asupan natrium yang tinggi.
Peningkatan konsumsi natrium dalam tubuh yang sehat meningkatkan tekanan darah dan juga risiko penyakit kardiovaskular.
Natrium – yang merupakan komponen utama dalam garam – memiliki manfaat kesehatan antara lain menjaga volume plasma dalam darah dan memastikan fungsi sel normal.
Namun kelebihan natrium meningkatkan risiko hipertensi dan juga dapat menyebabkan stroke dan masalah jantung.
“Ketika kebanyakan orang berpikir tentang garam, kata ‘mematikan’ tidak terlintas dalam pikiran mereka. Namun hampir satu juta orang di seluruh dunia meninggal setiap tahunnya karena serangan jantung, stroke, dan penyakit ginjal yang disebabkan oleh terlalu banyak mengonsumsi garam,” kata WHO dalam laporannya.
Tidak hanya penyakit jantung, konsumsi natrium berlebih juga menyebabkan kondisi seperti kanker lambung, obesitas, penyakit hati, dan penyakit ginjal kronis.
Sodium hadir dalam berbagai produk manufaktur seperti produk kemasan, daging olahan, roti dan beberapa produk susu.
Berdasarkan rekomendasi WHO, masyarakat perlu mengonsumsi kurang dari 5 gram garam (kurang dari 2 gram natrium) setiap hari, yang berarti rata-rata asupan penduduk harus berada di bawah level tersebut.
Bagaimana kelebihan garam dapat meningkatkan tekanan darah?
Konsumsi garam yang berlebihan mempunyai dampak yang sangat merugikan terhadap tekanan darah.
Natrium menarik air. Oleh karena itu, ketika terlalu banyak garam yang dikonsumsi, tubuh kita menahan air untuk mengencerkannya. Hal ini meningkatkan volume darah dan akhirnya meningkatkan tekanan darah.
Tekanan darah tinggi secara perlahan membebani jantung, arteri, serta organ lain dan meningkatkan risiko stroke, penyakit jantung, dan masalah ginjal.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab utama penyakit kardiovaskular. Dinding arteri rusak dan menyempit serta kurang fleksibel akibat hipertensi, yang pada akhirnya meningkatkan tekanan pada jantung.
Peningkatan tekanan pada jantung menyebabkan kondisi seperti penyakit arteri koroner, serangan jantung, dan gagal jantung. (yn)
Sumber: wionews