Komite Urusan Luar Negeri DPR AS akan Berkunjung ke Taiwan, Biar Rakyat Taiwan Mengetahui AS Mendukung Mereka 

oleh Chen Ting

Michael McCaul, Ketua Komite Urusan Luar Negeri Dewan Perwakilan Rakyat AS mengatakan bahwa ia berencana memimpin delegasi untuk mengunjungi Taiwan setelah pelantikan Presiden Republik Tiongkok. Perjalanan tersebut ia klaim sebagai “Kunjungi Amerika Serikat mendukung rakyat Taiwan.”

Presiden terpilih William Lai Qing-te dan Wakil Presiden terpilih Hsiao Bi-khim mulai menjabat pada  Senin (20 Mei). Dalam wawancara dengan Voice of America pada  Kamis, Michael McCaul mengatakan bahwa dirinya akan memimpin delegasi bipartisan untuk mengunjungi Taiwan.

Dia enggan mengungkapkan terlalu banyak rincian tentang tujuan kunjungan, namun mengatakan : “Kami akan pergi ( ke Taiwan) setelah pelantikan. Kami akan bertemu dengan presiden baru. Kami akan menyaksikan latihan militer secara langsung.”

Dia juga menegaskan bahwa dirinya berharap dapat mengunjungi lagi Taiwan untuk “memberitahu rakyat Taiwan bahwa Amerika Serikat mendukung mereka”.

Laporan tersebut menyebutkan bahwa usai mengunjungi Taiwan nantinya, McCaul akan meneruskan perjalanan menuju Singapura untuk menghadiri forum keamanan.

McCaul adalah sekutu penting Taiwan di Kongres AS. Dia telah berkali-kali memimpin usulan Undang-Undang Persahabatan Taiwan, dengan harapan dapat meningkatkan pertahanan Taiwan dan memperbarui kebijakan AS terhadap Taiwan. Pada  April tahun lalu, McCaul bertemu dengan Presiden Tsai Ing-wen, dan selama kunjungan itu ia berjanji untuk membantu memberikan pelatihan kepada angkatan bersenjata Taiwan dan mempercepat pengiriman senjata.

Michael McCaul, Ketua Komite Urusan Luar Negeri DPR-AS. (Dominick Reuter/AFP)

Kementerian Luar Negeri Tiongkok kemudian menjatuhkan sanksi kepada Michael McCall, dengan mengatakan bahwa McCall telah mengirimkan sinyal yang sangat keliru kepada kelompok “Taiwan Merdeka”. Yang kemudian direspons McCaul pada saat itu : “Tidak ada siapa pun yang bisa menghentikan upaya Amerika Serikat untuk mendukung demokrasi liberal”.

Sejauh ini, Partai Komunis Tiongkok masih menolak berdialog dengan pemerintahan Partai Progresif Demokratik dan mengklaim bahwa Presiden baru Lai Ching-te adalah seorang separatis yang berbahaya. Namun, banyak anggota parlemen AS dari kedua partai percaya bahwa mereka mempercayai Lai Ching-te akan melanjutkan jalur diplomatik Taiwan yang bijaksana setelah menjabat.

Perwakilan Ami Bera, anggota senior Partai Demokrat Panel Asia-Pasifik di Komite Urusan Luar Negeri DPR-AS menyatakan, bahwa menurut dirinya Lai adalah orang yang berhati-hati dan dia yakin Lai akan mematuhi komitmennya untuk mempertahankan status quo lintas selat.

“Saya pikir Presiden terpilih Lai Ching-te sangat berhati-hati dalam retorikanya”, kata Bera kepada wartawan VOA. “Dia tidak berupaya untuk mengubah status quo, dan Amerika Serikat juga tidak berupaya mengubah status quo. Sedangkan situasi saat ini terbukti telah membawa perdamaian dan kemakmuran bagi setiap negara termasuk Tiongkok di kawasan tersebut”.

Seorang pejabat senior keamanan yang segera akan menjabat mengatakan kepada Reuters bahwa Lai dalam pidatonya pada hari Senin akan menyampaikan pandangannya tentang pentingnya mempertahankan status quo dan menjamin stabilitas lintas selat.

“Kami akan memastikan bahwa Taiwan memainkan peran integral dalam ekonomi global dan geopolitik sambil mempertahankan status quo. Sementara itu kami akan bekerja sama dengan semua pihak untuk memastikan bahwa status quo tidak berubah”, kata pejabat itu.

Namun, pemerintahan baru akan menghadapi kenyataan yang lebih sulit dan kompleks di dalam dan luar negeri, dan Tiongkok telah melancarkan operasi militer yang semakin provokatif di Taiwan, kata pejabat itu.

Lai Qing-te yang berusia 64 tahun, telah menjabat sebagai wakil Tsai Ing-wen selama empat tahun terakhir. Dia juga pernah berulang kali menawarkan untuk mengadakan pembicaraan dengan pihak Tiongkok, namun ditolak oleh Beijing. Lai dan Partai Progresif Demokratik yang berkuasa menekankan bahwa hanya rakyat Taiwan yang dapat menentukan masa depan mereka sendiri. (sin)