oleh Xia Yu
Pada Rabu (22 Mei), Angkatan Udara Amerika Serikat merilis foto penerbangan perdana pesawat pembom siluman bertenaga nuklir terbaru B-21 Raider, setelah pejabat Kementerian Pertahanan As mengkonfirmasi bahwa pembom terbaru telah lepas landas dari California. Angkatan Udara mengatakan bahwa pesawat B-21 tersebut dirancang untuk beroperasi di lingkungan dengan ancaman tingkat tinggi di masa depan dan akan memainkan peran penting dalam memastikan ketangguhan dari kekuatan udara Amerika Serikat.
Dalam siaran pers yang dikeluarkan Angkatan Udara Amerika Serikat pada Rabu disebutkan bahwa setelah debut resminya pada 2 Desember 2022, pesawat pembom B-21 Raider memulai uji penerbangan dari Pangkalan Angkatan Udara Edwards, dan kini telah berkembang menjadi tulang punggung armada pembom Angkatan Udara Amerika Serikat.
Pada awal bulan ini, Andrew Philip Hunter, asisten sekretaris Angkatan Udara untuk akuisisi, teknologi dan logistik dalam sidang dengar pendapat Komite Angkatan Bersenjata Senat menjelaskan, bahwa program uji penerbangan berjalan dengan baik, terlaksana sesuai rencana dan dengan cara yang sangat efektif untuk memahami fitur unik platform tersebut. Dia mengatakan bahwa B-21 akan diserahkan kepada pasukan perang pada 8 Mei.
Andrew P. Hunter menjelaskan, B-21 merupakan pesawat dengan tingkat digital yng sangat tinggi.
Siaran pers Angkatan Udara AS menyebutkan bahwa B-21 merupakan pembom siluman yang mampu melakukan serangan jarak jauh, berkemampuan menembus dan bertahan yang secara bertahap akan menggantikan peran pesawat pembom B-1 dan B-2. Selain itu, ia juga diharapkan dapat memainkan peran penting dalam mendukung tujuan keamanan nasional, termasuk memainkan peran penting dalam menjamin keamanan sekutu dan mitra AS di seluruh dunia.
Sebuah pembom B-21 melakukan uji terbang dari Pangkalan Angkatan Udara Edwards di California. (Foto milik Angkatan Udara AS)
Sistem senjata B-21 dibangun berdasarkan kontrak Angkatan Udara dengan Northrop Grumman. Pesawat ini dirancang dengan arsitektur sistem terbuka yang memungkinkan adanya penyisipan cepat teknologi yang telah terbukti atau memungkinkan pesawat tetap efektif seiring dengan berkembangnya ancaman dari waktu ke waktu. B-21 diharapkan mulai beroperasi pada pertengahan tahun 2020-an, dengan target produksi minimal sebanyak 100 unit pesawat.
Kantor Kemampuan Cepat Angkatan Udara (Air Force Rapid Capabilities Office. AFRCO) adalah instansi yang ditugaskan untuk mengelola program akuisisi dengan berfokus menjadikan pesawat uji se-representatif mungkin dari produksi. Pesawat uji tersebut dibuat pada jalur produksi yang sama, menggunakan orang dan peralatan yang sama yang digunakan untuk produksi akhir pesawat.
Program B-21 Raider telah berjalan sesuai rencana,dan melanjutkan pengujian penerbangan di fasilitas manufaktur Northrop Grumman di Pangkalan Angkatan Udara Edwards, California. (Foto milik Angkatan Udara AS)
Sesuai dengan strategi AFRCO, pesawat uji B-21 tidak menggunakan metode prototipe terbang tradisional, melainkan dibuat dengan menggunakan proses manufaktur dan peralatan yang sama dengan yang digunakan untuk memproduksi pesawat sistem misi. Metode pengembangan ini diharapkan dapat meletakkan dasar demi mempercepat produksi.
Ellsworth AFB, South Dakota akan menjadi pangkalan operasi besar pertama dan lokasi unit pelatihan formal B-21. Sedangkan Whiteman AFB, Missouri, dan Dyess AFB, Texas adalah lokasi pilihan untuk dijadikan pangkalan pesawat.