oleh Luo Tingting
Pada 28 Mei sore, Legislatif Yuan Taiwan mengesahkan amandemen tentang kewenangan Kongres lewat pembacaan ketiga. Para pengunjuk rasa di luar gedung Legislatif Yuan meneriaki presiden legislatif “Han Kuo-yu mundur”, menyatakan ketidakpuasannya terhadap perluasan kekuasaan Kongres.
Selama peninjauan RUU tersebut, tidak kurang dari 70.000 orang pengunjuk rasa berkumpul di luar Gedung Legislatif Yuan Taipei untuk menentang pengesahan RUU tersebut. warga bahkan mendorong balon besar bertuliskan “Tolak Intervensi Tiongkok (Komunis) dalam Pemerintahan” sebagai protes atas campur tangan PKT dalam politik Taiwan.
Seorang pengunjuk rasa mengenakan kotak yang melambangkan anti-kotak hitam dan penolakan terhadap perluasan kekuasaan Legislatif Yuan pada 28 Mei 2024. (I-Hwa Cheng/AFP/Getty Images)
Pada 28 Mei 2024, setelah disahkannya RUU Amandemen Kekuasaan Kongres, para pengunjuk rasa mencoba mendorong balon besar ke dalam gedung Legislatif Yuan. (I-Hwa Cheng/AFP/Getty Images)
Pada 28 Mei 2024, pengunjuk rasa berteriak di luar Gedung Legislatif Yuan Taipei untuk menentang RUU reformasi parlemen. (I-Hwa Cheng/AFP/Getty Images)
Pada 28 Mei 2024, puluhan ribu pengunjuk rasa berkumpul di luar Gedung Legislatif Yuan Taipei untuk menentang RUU reformasi parlemen. (I-Hwa Cheng/AFP/Getty Images)
Pada 28 Mei 2024, seorang pengunjuk rasa memegang papan bertuliskan “Tidak ada diskusi, tidak ada demokrasi”. (I-Hwa Cheng/AFP/Getty Images)
Pada 28 Mei 2024, puluhan ribu pengunjuk rasa berkumpul di luar Gedung Legislatif Yuan Taipei untuk menentang RUU reformasi parlemen. (Sam Yeh/AFP/Getty Images)
Pada 28 Mei 2024, Ketua Kongres Han Kuo-yu (tengah) mengesahkan RUU Reformasi Kongres di Taipei. (Sam Yeh/AFP/Getty Images)
Pada 28 Mei 2024, puluhan ribu pengunjuk rasa berkumpul di luar Gedung Legislatif Yuan Taipei untuk menentang RUU reformasi parlemen. (Sam Yeh/AFP/Getty Images)
Pada 28 Mei 2024, puluhan ribu pengunjuk rasa berkumpul di luar Gedung Legislatif Yuan Taipei untuk menentang RUU reformasi parlemen. Pengunjuk rasa mendorong balon besar bertuliskan “Tolak campur tangan Tiongkok dalam politik”, (Sam Yeh/AFP/Getty Images)
Pada 28 Mei 2024, puluhan ribu pengunjuk rasa berkumpul di luar Gedung Legislatif Yuan Taipei untuk menentang RUU reformasi parlemen. (Sam Yeh/AFP/Getty Images)
Pada 28 Mei 2024, pengunjuk rasa meneriakkan “Han Kuo-Yu mundur” setelah pembacaan ketiga, sebagai pengungkapan atas ketidakpuasan mereka. (Central News Agency)
Ker Chien-ming, Ketua Kaukus Yuan Legislatif Partai Progresif Demokratik, usai pembacaan ketiga mengatakan, bahwa Han Kuo-yu jelas merupakan pendosa sejarah, ia melanggar Hukum Organik Legislatif Yuan (Organic Law of the Legislative Yuan), dan tidak bertindak netral dalam memimpin lembaga.
Dia menunjukkan bahwa Han Kuo-yu tidak mematuhi perintah Fu Kun-chi atau Huang Kuo-chang, Ketua Kaukus Partai Rakyat Taiwan, namun mematuhi perintah Beijing.
Ker Chien-ming mengatakan bahwa benteng demokrasi bagi Republik Tiongkok telah berada di bawah yurisdiksi Beijing, telah diberlakukan darurat militer. Ini adalah krisis nasional, sehingga kita dapat melihat protes keras dari publik di luar Legislatif Yuan, “Anda bisa menyita Kongres, tapi Anda tidak akan bisa menyita opini publik”.
Setelah amandemen kewenangan Majelis Nasional disahkan pada pembacaan ketiga, Presiden Eksekutif Cho Jung-tai segera menyatakan bahwa Eksekutif Yuan, setelah menerima RUU yang disahkan oleh Legislatif Yuan pada pembacaan ketiga, Yuan Eksekutif akan melakukan peninjauan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dalam amandemen tambahan Konstitusi. Selanjutnya, akan ada “pertarungan sengit” lainnya di Eksekutif Yuan. (Hui)