Insiden Lompat Jembatan di Tiongkok Sering Terjadi Membuat Orang-orang Putus Asa Kepada Pemerintah

Perekonomian daratan Tiongkok  sedang mengalami resesi, masyarakat berjuang untuk bertahan hidup dan insiden orang melompat dari jembatan dan sungai sering terjadi di berbagai tempat. Beberapa orang mengatakan bahwa pemerintah tidak peduli dengan kehidupan serta kematian rakyat

Tang Ying, Xiong Bin dan Shu Can – NTD

Baru-baru ini, insiden lompat jembatan terjadi secara intensif di banyak tempat di Tiongkok. Di Kota Taiyuan, Provinsi Shanxi, 11 orang melakukan bundir dengan melompat dari jembatan dalam 13 hari. Pemerintah di banyak tempat segera mengerahkan penjaga jembatan tambahan untuk mencegah orang melakukan bundir dengan melompat dari jembatan.

Jiang, seorang warga Chongqing, mengatakan kepada NTD bahwa konflik sosial di daratan Tiongkok kini sangat serius dan stabilitas ada di mana-mana serta biaya untuk menjaga stabilitas terlalu tinggi.

“Di sini, di Chongqing, seseorang telah melompat dari Jembatan Sungai Yangtze. Sekarang ada orang yang berjaga setiap 50 meter di jembatan untuk mencegah orang lain melompat lagi,” ujarnya.

Jiang menyebutkan jalan-jalan komersial di Chongqing yang sebelumnya makmur kini ditutup secara serentak. Orang-orang di seluruh dunia tidak lagi bermain-main dengan Tiongkok. Pemerintah menganjurkan apa yang disebut siklus besar, yaitu menutup negaranya.

Sun, seorang pensiunan karyawan di Shanxi, mengatakan bahwa banyak pabrik di daerahnya  tutup, para bos terlilit hutang dan para karyawan tidak dapat mendapatkan pekerjaan setelah di-PHK.

Sun, berkata: “Saya mendengar bahwa di antara selusin orang yang melompat dari jembatan di Taiyuan, beberapa di antaranya adalah bos. Enam atau beberapa di antaranya adalah bos. Mereka mungkin bangkrut.”

Sun menuturkan meskipun dia sudah pensiun, dia merasa tidak ada harapan lagi dalam hidupnya.

Sun mengungkapkan, diKarena perekonomian sedang menurun, pembayaran (pensiun) mungkin berhenti suatu hari nanti. Selain itu, anak-anaknya sudah pergi bekerja, ia khawatir mereka semua akan di-PHK.

Li, yang bekerja sebagai guru di Fujian, mengatakan bahwa perekonomian nasional saat ini sedang tidak baik,  dia serta istrinya merasakan banyak tekanan ketika mereka pergi bekerja. Bahkan, anak-anak muda kelahiran 1990-an  tidak mampu menikah dan tidak berani punya anak.

Li  berkata: “Banyak perusahaan tidak dapat terus beroperasi,  semua lapisan masyarakat berada dalam keadaan putus asa. Ia berkecimpung dalam industri pendidikan dan pelatihan, kondisinya juga tidak baik.”

Yu, seorang warga Guangdong, mengatakan kepada NTD bahwa Partai Komunis Tiongkok memalsukan data ekonomi. Data resmi menjadi semakin baik, namun kenyataannya perekonomian Tiongkok semakin buruk. Di jalanan para pejalan kaki komersial tempat dia tinggal, hanya sedikit orang yang memasuki toko sepanjang hari.

 Yu menceritakan : “Dalam tiga bulan terakhir, berapa banyak orang yang melakukan bundir dengan melompat dari gedung dan jembatan,  berapa banyak orang yang melakukan tindakan gila-gilaan untuk membalas masyarakat dan memukul orang-orang di jalanan. Di permukaan dikarenakan faktor ekonomi, tetapi sebenarnya  adalah faktor politik. Perekonomian menjadi semakin buruk karena faktor politik.”

Yu mengatakan bahwa mereka yang melakukan bundir dengan melompat dari jembatan semuanya putus asa terhadap pemerintahan partai Komunis Tiongkok.

“Tidak ada cara untuk bertahan hidup. Tidak ada cara lain. Pemerintah sama sekali tidak peduli dengan Anda. Pemerintah tidak peduli dengan kehidupan dan kematian rakyat,” ujarnya. (Hui)